Jakarta, ICMES. Militer Israel merilis video yang diklaimnya membuktikan keberadaan pabrik rudal Hizbullah di pinggiran kota Beirut, ibu kota Libanon, meskipun Hizbullah membantah telah membuat ataupun menyimpan senjata di daerah tersebut.
Jerman dilaporkan akan berusaha mencantumkan nama Hizbullah dalam daftar organisasi teroris Eropa, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mulai menunjukkan perubahan sikap terhadap kelompok pejuang Libanon yang dipimpin Sayid Hassan Nasrallah tersebut.
Perang antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh terus berkecamuk dan puluhan orang lagi dilaporkan tewas.
Berita selengkapnya:
Israel Rilis Rekaman Gambar “Pabrik Rudal†Hizbullah
Militer Israel merilis video yang diklaimnya membuktikan keberadaan pabrik rudal Hizbullah di pinggiran kota Beirut, ibu kota Libanon, meskipun Hizbullah membantah telah membuat ataupun menyimpan senjata di daerah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Selasa lalu juga mengklaim adanya kemungkinan terjadinya tragedi ledakan lagi di Beirut, sembari menuduh Hizbullah memproduksi dan menyimpan rudal di lingkungan Jnah di pinggiran selatan kota itu, persisnya di 50 meter dari sebuah pom bensin dan sebuah perusahaan gas.
Pada tanggal 4 Agustus lalu, ratusan ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan Beirut meledak, menewaskan lebih dari 190 orang, melukai ribuan orang , dan menimbulkan kehancuran yang luas.
Netanyahu telah berulang kali menyatakan Hizbullah memproduksi rudal untuk menyerang rezim Zionis tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut Netanyahu “menghasut rakyat Lebanon” agar menentang Hizbullah.
“Kami tidak menempatkan rudal di pelabuhan Beirut ataupun dekat pom bensin, dan kami tahu persis di mana kami harus menempatkan rudal kami,†tepisnya.
Dalam pidato saat menanggapi klaim Netanyahu itu, Nasrallah menyebutkan bahwa pihaknya mengajak wartawan untuk segera meninjau lokasi yang disebutkan oleh Netanyahu.
“Kami akan mengizinkan media untuk memasuki fasilitas itu dan melihat apa yang ada di dalamnya, supaya seluruh dunia dapat melihat kebohongan Netanyahu di udara,†ujarnya.
Dalam waktu sekitar satu jam, puluhan jurnalis media lokal dan asing, termasuk tim AFP, berkumpul dan mendatangi fasilitas yang terletak di lingkungan dekat pemukiman kawasan Jnah tersebut bersama Muhammad Afif, pejabat kantor hubungan media Hizbullah
“Ini adalah fasilitas industri biasa di wilayah in… Kami menegaskan sekali lagi bahwa semua tuduhan yang berulang kali dibuat oleh musuh tak lain adalah tuduhan dusta dan palsu,†ujar Afif di tengah wartawan di dalam fasilitas tersebut.
Militer Israel, Jumat (2/10/2020), Â memublikasi rekaman video di WhatsApp dan Twitter yang menunjuk ke fasilitas yang ditinjau oleh para wartawan tersebut.
Menurut militer Israel, video itu memperlihatkan adanya “mesin pemotongan laser”, “mesin pemotong hidrolik” dan “mesin penggulung logam”, yaitu peralatan yang memungkinkan produksi komponen rudal presisi tinggi.
Militer Israel menyebutkan bahwa mesin pemotong dapat digunakan untuk membuat “hulu ledak” dan “sayap stabilisasi”, serta mesin-mesin lain untuk membuat silinder logam untuk rudal yang mampu mencapai sasaran strategis di Israel. (raialyoum)
Jerman akan Berusaha Masukkan Hizbullah dalam Daftar Teroris UE
Jerman dilaporkan akan berusaha mencantumkan nama Hizbullah dalam daftar organisasi teroris Eropa, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mulai menunjukkan perubahan sikap terhadap kelompok pejuang Libanon yang dipimpin Sayid Hassan Nasrallah tersebut.
Perusahaan Penyiaran Jerman Deutsche Welle mengutip laporan majalah Jerman Der Spiegel bahwa klasifikasi teroris selama ini hanya berlaku untuk sayap militer Hizbullah, namun selanjutnya sayap politik Hizbullah didukung Iran itu juga hendak dicantumkan.
“Hizbullah adalah organisasi teroris,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Georg Engelke.
Menurut Der Spiegel, dia menyebutkan bahwa selama kepemimpinan Jerman di Uni Eropa akan dilakukan upaya memasukkan Hizbullah secara keseluruhan ke dalam daftar hitam teroris.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, pada akhir April lalu mengumumkan bahwa Hizbullah telah dilarang sehingga harus menghentikan kegiatannya di Jerman.
Der Spiegel melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Jerman sangat mendukung usulan baru Kementerian Dalam Negeri, namun larangan Hizbullah sejauh ini gagal karena tidak disetujui oleh Prancis.
Majalah itu juga melaporkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron mulai menjauhkan diri dari Hizbullah setelah Mustafa Adib mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Libanon dan gagal membentuk pemerintahan baru.
Kemudian Macron juga mulai secara terbuka mengkritik Hizbullah dengan mengatakan, “Hizbullah tidak seharusnya merasa lebih kuat dari yang sebenarnya.”
Dia menambahkan, “Hizbullah tidak bisa sekaligus menjadi tentara yang memerangi Israel, milisi di Suriah, dan partai yang dihormati di Lebanon. Ia harus membuktikan bahwa ia menghormati semua orang Lebanon. Dalam beberapa hari terakhir, ia jelas menunjukkan sebaliknya. ”
Der Spiegel mengutip pernyataan juru bicara Partai Demokrat Bebas Jerman urusan kebijakan luar negeri di parlemen bahwa partai yang menauhi Macron menerima tanda-tanda yang menunjukkan perubahan sikapnya dalam masalah ini. (amn)
Perang Karabakh Terus Berkecamuk, Jumlah Korban Membengkok
Perang antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh terus berkecamuk dan puluhan orang lagi dilaporkan tewas.
Pasukan yang didukung Armenia, Jumat (2/10/2020), melaporkan perang telah menjatuhkan 54 lagi korban tewas di kalangan militer sehingga jumlah total korban tewas, menurut kantor berita Rusia Interfax, menjadi 158 orang.
Mereka mengatakan bahwa pertempuran berlangsung di sepanjang garis depan setelah “malam yang relatif lebih tenang”.
Dalam perang terparah antara militer Azerbaijan dan pasukan yang didukung Armenia dalam beberapa tahun terakhir itu, pihak Azerbaijan bersumpah akan terus bertempur sampai pasukan Armenia mundur “sepenuhnya” dari wilayah tersebut.
Wilayah itu secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, namun berada di bawah kendali Armenia sejak awal tahun 1990-an.
Kementerian pertahanan Armenia mengatakan sistem pertahanan udara Karabakh telah menembak jatuh sebuah jet tempur dan dua drone Azerbaijan.
Seorang pejabat Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan pada hari itu menyerang Khankendi, kota utama di Karabakh yang oleh orang Armenia disebut Stepanakert, dan menyebabkan “banyak†orang terluka.
“Ada banyak yang terluka di antara penduduk sipil, infrastruktur sipil rusak,” kata juru bicara kementerian pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan di Facebook tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pemerintah separatis di Khankendi mengatakan pasukan Azerbaijan telah menghancurkan jembatan yang menghubungkan Armenia ke Karabakh. (presstv/rta)