Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 27 Maret  2021

demo sanaa 26-3-21Jakarta, ICMES. Unjuk rasa akbar melanda puluhan kota di Yaman untuk menandai peringatan invasi militer Arab Saudi dan sekutunya terhadap Yaman yang baru memasuki tahun ke tujuh.

Kepala Divisi Strategis Pasukan Pertahanan Israel, Brigjen Tal Kalman, bersumbar bahwa negaranya memiliki kemampuan untuk “menghancurkan sepenuhnya program nuklir Iran”.

Upaya untuk mengambangkan kembali kapal peti kemas raksasa Ever Given yang tersangkut dan kandas di Terusan Suez, Mesir, dilaporkan mengalami kemajuan berarti pada Jumat malam (26/3).

Pemerintah Iran menyatakan bahwa kebijakan luar negeri AS tidak berubah setelah mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Putih.

Berita Selengkapnya:

Puluhan Kota Yaman Dilanda Unjuk Rasa Akbar Peringatan 6 Tahun Perang

Unjuk rasa akbar melanda puluhan kota di Yaman, Jumat (26/3), untuk menandai peringatan invasi militer Arab Saudi dan sekutunya terhadap Yaman yang baru memasuki tahun ke tujuh.

Media Yaman melaporkan bahwa ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di sebanyak lebih dari 20 kota untuk memekikkkan kutukan mereka terhadap invasi militer pasukan koalisi pimpinan Saudi yang sudah berlangsung enam tahun.

Beberapa foto dan video yang dirilis terkait unjuk rasa itu memperlihatkan besarnya partisipasi rakyat Yaman dalam aksi demo yang digelar pada peringatan yang mereka nama “Hari Ketahanan Nasional Yaman”.

Dilaporkan bahwa unjuk rasa bermula dari kota Sa’dah kemudian Hudaydah dan disusul beberapa kota lain, termasuk Sanaa, ibu kota Yaman.  Dalam aksi itu rakyat Yaman menegaskan bahwa bangsa negara ini sekarang lebih tangguh dan solid dalam menghadapi “agresi AS-Saudi-Uni Emirat Arab (UEA)”.

Tak hanya meneriakkan yel-yel dan slogan perjuangan, massa pengunjuk rasa juga melakukan pengumpulan dana dan barang untuk membantu mendanai para pejuang mereka di medan-medan tempur sembari menegaskan mereka bahwa kemenangan melawan agresor dan pasukan pendudukan asing kini sudah semakin dekat.

Sebelumnya, berbagai faksi di Yaman dalam sebuah pertemuan mereka menyerukan kepada rakyat di berbagai provinsi untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa akbar. Mereka juga menegaskan bahwa pasukan agresor kini sudah semakin mustahil dapat meraih kemenangan militer, dan bahwa satu-satunya jalan penyelesaian perang adalah penghentian secara total agresi dan blokade Saudi dan sekutunya terhadap Yaman.

Arab Saudi dan sejumlah negara sekutunya menginvasi Yaman dengan lampu hijau dari AS sejak 26 Maret 2015 untuk memerangi Ansarullah (houthi) yang telah menggerakkan revolusi rakyat yang telah menggulingkan rezim korup Abd Rabbuh Mansour Hadi pada tahun 2014.

Menjelang invasi militer untuk membela pemerintahan Hadi itu Saudi sempat bersumbar pihaknya akan dapat menumpas Houthi dalam hitungan hari atau minggu. Nyatanya, perang berkelanjutan sampai enam tahun, dan perlawanan Ansarullah dan sekutunya kini bahkan semakin menerjang sasaran-sasaran vital, termasuk fasilitas minyak, di berbagai wilayah Saudi, termasuk serangan terbaru Ansarullah, Jumat, dengan belasan rudal dan drone bermuatan bom. (alalam/fna)

Israel Mengaku Sanggup Hancurkan Secara Total Proyek Nuklir Iran

Kepala Divisi Strategis Pasukan Pertahanan Israel, Brigjen Tal Kalman, bersumbar bahwa negaranya memiliki kemampuan untuk “menghancurkan sepenuhnya program nuklir Iran”.

“Tahun 2020 adalah tahun yang bagus di bidang perang terhadap Iran. Saya tak ingin menyebutnya tahun transformasi, tapi itu merupakan tahun perubahan besar, yang dimulai dengan pembunuhan Qasem Soleimani (jenderal legendaris Iran – red.) dan berlanjut dengan serangkaian urusan, yang membuat perimbangan menjadi positif, sangat positif,” katanya.

Dia menyebutkan bahwa Israel memperlakukan Iran dengan menyorot empat elemennya.

“Pertama, rezim radikal, yang selagi berkuasa atas Iran maka Israel berhadapan dengan tantangan yang sangat besar; kedua, proyek nuklir; ketiga, kemampuan militer Iran yang besar; sedangkan yang keempat ialah upaya Iran mengambil posisi dan mengembangkan pengaruh regional,” terangnya.

Jenderal Israel ini menilai Iran sebagai lawan strategis Israel untuk jangka panjang sehingga “menuntut kami untuk berpikir secara berbeda”. Dia juga berterus terang, “Israel semula mengharapkan runtuhnya rezim Iran di bawah sanksi yang diterapkan oleh mantan presiden AS Donald Trump.”

Mengenai nuklir Iran Tal Kalman mengatakan, “Senjata nuklir bagi Iran, sebelum segala sesuatunya, merupakan kebijakan asurani bagi stabilitasnya, tapi bagi Israel ini merupakan urusan eksistensial, dan Timur Tengahpun juga akan memasuki persaingan senjata nuklir di mana beberapa negara lain bisa jadi akan mengikuti Iran berusaha mendapatkan kemampuan nuklir.”

Dia mengklaim bahwa sejauh ini Israel “berhasil mencegah Iran memiliki senjata nuklir”.

AS, Israel, dan sejumlah negara Barat serta beberapa negara Arab sekutu mereka di Timur Tengah menuding Iran berambisi membuat senjata nuklir, namun Iran membantahnya.

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei beberapa waktu lalu menegaskan bahwa Iran tak membuat senjata nuklir bukan karena seruan siapapun, melainkan karena hukum Islam mengharamkan senjata destruksi massal. (raialyoum)

Upaya Pengambangan Kapal Raksasa Kandas di Terusan Suez Dilaporkan Alami Kemajuan Signifkan

Upaya untuk mengambangkan kembali kapal peti kemas raksasa Ever Given yang tersangkut dan kandas di Terusan Suez, Mesir, dilaporkan mengalami kemajuan berarti pada Jumat malam (26/3).

Beberapa sumber mengatakan kepada surat kabar AS, Wall Street Journal (WSJ), bahwa telah ada “kemajuan signifikan” dalam upaya mengapungkan kapal kontainer itu.

Menurut mereka, kemajuan ini meningkatkan harapan pihak berwenang bahwa kapal itu dapat dibebaskan  paling cepat hari ini, Sabtu (27/3), dan kanal dibersihkan untuk kemudian dimulainya kembali lalu lintas di jalur kritis tersebut.

Menurut WSJ, optimisme itu baru muncul saat larut malam setelah sebelumnya operator kapal mengatakan mungkin perlu dua hingga tiga hari lagi untuk melepaskan bagian haluan kapal dari tepian berpasir dan berlumpur yang ditabraknya.

Kapal keruk bekerja Jumat malam di bawah lampu sorot untuk menghilangkan ratusan ribu kubik pasir di sekitar haluan Ever Given, yang dioperasikan oleh Evergreen Group yang berbasis di Taiwan.

Kapal raksasa sepanjang 400 meter dengan bobot 220.000 ton itu terjebak di dekat ujung selatan kanal pada Selasa (23/3), dan menyebabkan lebih 100 kapal lain terjebak macet dari dua arah yang berlawanan. (wsj)

Iran: Diplomasi AS Pasca-Trump Tak Berubah

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan bahwa kebijakan luar negeri AS tidak berubah setelah mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Putih.

“Kami tidak bermaksud mengacaukan bulan madu siapa pun, tapi tampaknya diplomasi gaya Pompeo dijadwalkan untuk dilanjutkan,” tulis Khatibzadeh di Twitter, Jumat (26/3).

Dia menambahgkan, “Ini harus dianggap sebagai peringatan merah baru tentang perilaku macho AS dalam berurusan dengan pihak lain yang dimulai dengan Trump dan dijadwalkan  berlanjut setelah dia.”

Khatibzadeh juga mengimbau negara-negara Uni Eropa agar mengadopsi kebijakan luar negeri yang independen.

Sehari sebelumnya, Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf menyebut sanksi AS terhadap negaranya sebagai contoh terorisme ekonomi.

Dalam  pidato pada Konferensi Keempat Pembicara Tetangga Afghanistan dan Turki dengan tema ‘Melawan Terorisme dan Memperkuat Ikatan Regional’, Qalibaf menambahkan terorisme ekonomi tidak mengenal batas dalam merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.

Dia menambahkan, “Tak seperti Covid-19, terorisme bukanlah fenomena baru dan ancaman yang ditimbulkannya tidak hanya membahayakan perdamaian dan keamanan dunia, melainkan juga telah menewaskan banyak warga tak berdosa di seluruh dunia, khususnya di Asia Barat (Timur Tengah). Cukup jelas dan tidak dapat disangkal bagi Anda bahwa Republik Islam Iran selalu terkena terorisme dan karena itu selalu berusaha berada di garis depan untuk memerangi fenomena ini.” (mna)