Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 27 April 2019

iran amir hatamiJakarta, ICMES: Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Amir Hatami menyatakan bahwa negaranya dan Rusia adalah negara yang paling menjadi target serangan Amerika Serikat (AS) dibanding dengan negara-negara lain.

Aliansi Fatah di Irak merilis statemen keras mengecam Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Irak di Baghdad, yang menurut aliansi ini, “bersikap lancang terhadap seorang marji’ (ulama panutan atau otoritas keagamaan) besar.”

Pasukan Israel kembali merepresi warga Palestina yang menggelar aksi protes di dekat pagar pemisah Jalur Gaza dengan wilayah Israel mengakibatkan sedikitnya 60 orang terluka.

Utusan khusus Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, menuduh AS mengganggu diskusi KTT Liga Arab baru-baru ini mengenai pemulihan keanggotaan Suriah di Liga Arab.

Berita selengkapnya:

Iran Dan Rusia Paling Ditekan Oleh AS, Mengapa?

Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Amir Hatami menyatakan bahwa negaranya dan Rusia adalah negara yang paling menjadi target serangan Amerika Serikat (AS) dibanding dengan negara-negara lain, karena Iran dan Rusia berperan kunci bagi masa depan keamanan dan stabilitas kawasan serta perlawanan terhadap arogansi AS.

Kepada saluran berita RT milik Rusia, Kamis (25/4/2019), saat menjawab pertanyaan mengenai peran Iran dan Rusia dalam perlawanan terhadap AS, Hatami menjelaskan bahwa sebenarnya bukan hanya Iran dan Rusia melainkan seluruh dunia sedang menghadapi beban tingkah dan pikiran Presiden AS Donald Trump. Hanya saja, lanjutnya, “Iran dan Rusia mendapat serangan lebih besar dari AS.”

Menhan Iran menyebutkan beberapa karakteristik kebijakan politik AS, antara lain  “mengabaikan prinsip kemanusiaan dan ketentuan internasional sehingga berdampak mengerikan bagi dunia kontemporer.”

Dia menambahkan, “Iran dan Rusia, mengingat peran masa depan keduanya di kawasan serta dukungannya bagi keamanan regional, penguatan stabilitas, dan perlawanan terhadap arogansi AS, adalah negara yang paling menjadi sasaran serangan dan problematika yang dibuat oleh AS.”

Dia kemudian menyebutkan bahwa negaranya sudah berpengalaman menghadapi problematika itu.

“Sudah 40 tahun kami menghadapi bahaya AS, dan sampai sekarang kami dapat mengatasinya,” ujar Hatami.

Mengenai keluarnya AS dari perjanjian nuklir Iran, Hatami menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi bumerang bagi AS karena memperlihatkan kepada publik di Iran dan seluruh dunia bahwa kerisauan terkait dengan program nuklir Iran hanyalah pretensi belaka bagi AS. (rt)

Kedubes AS Di Baghdad Tuding Pemimpin Besar Iran Kaya Raya, Ini Reaksi Masyarakat Irak

Aliansi Fatah di Irak merilis statemen keras mengecam Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Irak di Baghdad, yang menurut aliansi ini, “bersikap lancang terhadap seorang marji’ (ulama panutan atau otoritas keagamaan) besar.”

Dalam statemen itu Aliansi Fatah menyatakan menolak penggunaan misi diplomatik di wilayah Irak untuk melancangi negara dan bangsa lain.

“Kami menolak penggunaan misi diplomatik di tanah Irak untuk mengusik negara mana pun atau menistakan otoritas keagamaan karena anak-anak bangsa Irak sama sekali tidak memperkenankannya,” bunyi statemen itu, Jumat (26/4/2019), sebagai tanggapan dan reaksi atas meme yang disebar oleh kedutaan AS di Baghdad dan berisi tudingan bahwa Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayyid Ali Khamenei adaalah sosok  “koruptor”.

Aliansi Fatah menambahkan, “Tindakan ini bertentangan dengan konvensi dan kaidah diplomatik. Penerbitan penghinaan besar melalui situs resmi Kedutaan Besar AS terhadap salah satu marji’ yang dihormati oleh bangsa Irak adalah pelanggaran mencolok, tidak dapat diterima, dan karena itu pertama kami menuntut penghapusan notasi penistaan itu, atau mendesak Kementerian Luar Negeri (Irak) agar memanggil Kuasa Usaha AS dan menyampaikan nota protes keras. ”

Aliansi ini juga menegaskan, “Bangsa Irak mempertahankan reaksinya sesuai dengan kerangka hukum melalui kanal  politik dan diplomatik serta aktivitas kerakyatan terhadap penistaan yang melampau batas itu.”

Menurut aliansi ini, penistaan tersebut tidak lepas dari kehendak kaum Zionis untuk melanggar hukum dan konvensi diplomatik serta memprovokasi bangsa Irak sehingga Kementerian Luar Negeri Irak patut memanggil Kuasa Usaha AS dan menilainya sebagai “sosok yang tak patut”.

Kedutaan Besar AS di halaman Facebook-nya telah memosting meme bertuliskan tuduhan bahwa Ayatullah Khamenei memiliki kekayaan sekira US$ 200 miliar di saat rakyat Iran hidup menderita. (rt)

Pasukan Israel Lukai 60 Penduduk Gaza, Termasuk 15 Anak Kecil

Pasukan Israel kembali merepresi warga Palestina yang menggelar aksi protes di dekat pagar pemisah Jalur Gaza dengan wilayah Israel (Palestina Pendudukan 1948), mengakibatkan sedikitnya 60 orang terluka.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudrah,menyatakan bahwa pasukan Israel melukai 60 warga Palestina, termasuk empat wanita dan 15 anak kecil, dalam aksi protes pada Jumat sore (26/4/2019).

Dilaporkan bahwa di antara korban luka itu juga terdapat seorang paramedis dan seorang jurnalis.

Warga Palestina di Gaza sejak 30 Maret 2018 menggelar unjuk rasa setiap hari Jumat untuk menuntut hak pemulangan seluruh pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka dan pencabutan blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Sejak itu sampai sekarang Lebih dari 270 warga Palestina gugur syahid, dan lebih dari 16.000 terluka.

Sebuah tim pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya telah menghasikan temuan bahwa pasukan Israel melakukan pelanggaran HAM yang berpotensi sebagai kejahatan perang dalam tindak kekerasan mereka terhadap para demonstran Palestina di Gaza. (alalam/presstv)

AS Penyebab Penundaan Pemulihan Keanggotaan Suriah Di Liga Arab

Utusan khusus Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, menuduh Amerika Serikat (AS) mengganggu diskusi KTT Liga Arab baru-baru ini mengenai pemulihan keanggotaan Suriah di Liga Arab.

Lavrentiev dalam wawancara khusus dengan RT, Jumat (26/4/2019), menyatakan bahwa tanggungjawab hubungan antara Suriah dan negara-negara Arab sebagian besar ada di pundak negara-negara ini, karena Damaskus bukanlah pihak yang berinisiatif keluar dari Liga Arab.

“Tindakan beberapa negara Arab membuka kembali kedutaan besar masing-masing di Damaskus adalah langkah yang sangat penting, dan pemulihan hubungan diplomatik antara Suriah dan negara-negara Arab adalah prioritas,” ujarnya.

Mengenai Dataran Tinggi Golan milik Suriah yang diduduki Israel serta deklarasi kedaulatan Israel atas wilayah itu, Lavrentiev berharap Suriah tidak menjadi tumbal penyelesaian masalah yang membelit Israel.

“Apa yang dilakukan dan ditarget Israel melalui tindakan itu dapat dicapai dengan cara lain,” katanya.

Dia menepis rumor perselisihan antara Moskow dan Teheran di Suriah seperti yang ditebar oleh beberapa media belakangan ini.

“Para penyebarnya dan pihak yang ada di belakang mereka bertujuan bukan hanya mengusik melainkan bahkan merusak hubungan antara Moskow dan Teheran,” terangnya.

Dia menekankan kelanjutan dialog Moskow dengan Washington mengenai Suriah, namun juga menggaris bawahi bahwa “kehadiran ilegalnya di Suriah harus dihentikan, baik di timur Sungai Eufrat atau di wilayah kamp Rukban.” (rt)