Jakarta, ICMES. Dua polisi Israel tewas dan beberapa lainnya terluka terkena serangan tembakan oleh dua pelaku aksi heroik Palestina di Hadera, Israel.

Faksi-faksi pejuang Palestina merilis pernyataan-pernyataan resmi berisi pujian atas aksi heroik dua orang Palestina di Hadera.
Pemerintah Iran bereaksi terhadap komentar negatif pemerintah Amerika Serikat (AS) mengenai partisipasi Iran di pameran pertahanan di Doha, Qatar, beberapa waktu lalu.
Para menlu Mesir Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Maroko tiba di Israel untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak Israel-Arab.
Berita Selengkapnya:
Serangan Palestina Tewaskan Dua Polisi Israel
Dua polisi Israel tewas dan beberapa lainnya terluka terkena serangan tembakan oleh dua pelaku aksi heroik Palestina di Hadera, Israel (Palestina pendudukan 1948).
Otoritas Publik Israel untuk Penyiaran mengkonfirmasi keterbunuhan dua orang Israel dan terlukanya enam orang lainnya, termasuk dua polisi dalam peristiwa yang terjadi pada hari Ahad malam (27/3) tersebut.
Rumah Sakit Hillel Yaffe di Hadera menyatakan telah menerima 10 korban luka, yang dua di antaranya berada dalam kondisi kritis, tiga dalam kondisi sedang hingga serius, dan lima orang lagi mengalami trauma.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah orang-orang Israel di Hadera sehingga lima orang terluka termasuk dua petugas keamanan.
Polisi Israel mengkonfirmasi bahwa dua anggotanya terluka, dan mereka “menetralisir†(mengeksekusi) para pelaku operasi.
Channel 7 TV Israel melaporkan bahwa para pelaku serangan senjata api berasal dari kota Wadi Ara, utara Palestina pendudukan 1948, dan membawa kartu identitas Israel.
Channel 12 TV Israel menyebutkan dua pelaku serangan semula menunggu bus , dan ketika bus datang mereka segera melepaskan tembakan ke arahnya.
Rekaman CCTV di tempat kejadian memperlihatkan dua pria menembaki mobil, warga dan pasukan Zionis di jalan utama.
Rekaman video yang mendokumentasikan operasi seragan itu menunjukkan bahwa seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke pasukan keamanan Israel ketika mereka turun dari bus. Setelah beberapa pasukan keamanan terluka, satu orang lain bergabung dengan penyerang setelah merebut senjata salah dari satu orang yang terluka.
“Saya mendengar mungkin 50-60 (letusan) peluru terus menerus,†ungkap salah seorang saksi mata yang dikutip radio militer Israel.
Media Israel mengumumkan bahwa pelaku serangan itu adalah dua pemuda bernama Khaled Igbariya dan Ayman Igbariya, dari kota Umm al-Fahm di pendudukan Palestina 1948.
Empat hari sebelumnya, Selasa (22/3), seorang pria Palestina ditembak mati setelah membunuh sedikitnya empat orang Israel dan melukai dua lainnya di dekat sebuah pusat perbelanjaan di kota Beer al-Sabe (Be’er Sheva), Israel selatan. (raialyoum)
Faksi-Faksi Palestina: Aksi Heroik di Hadera adalah Balasan dan Penolakan terhadap Normalisasi
Faksi-faksi pejuang Palestina merilis pernyataan-pernyataan resmi berisi pujian atas aksi heroik dua orang Palestina yang gugur di kota Hadera, Israel (Palestina pendudukan 1948), setelah melepaskan tembakan yang menewaskan dua polisi Israel dan melukai 10 lainnya, pada Ahad malam (27/3).
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyebut serangan itu sebagai balasan atas darah para syuhada Palestina serta reaksi atas agresi dan terorisme Rezim Zionis yang menduduki tanah Palestina
“Bangsa kami terus berjuang membela tanah dan kesucian kami dengan segala sarana yang tersedia sampai pembebasan dan kepulangan (pengungsi Palestina),†bunyi pernyataan Hamas. .
Pernyataan serupa juga dirilis oleh Front Demokrasi Pembebasan Palestina (DFLP). Faksi ini menyatakan bahwa serangan itu dilakukan sebagai balasan atas kejahatan rezim dan warga Zionis terhadap orang-orang Palestina, sekaligus sebagai penolakan terhadap segala bentuk normalisasi dan pertemuan beberapa penguasa Arab dengan Rezim Zionis.
DFLP menyerukan supaya konfrontasi jalanan orang-orang Palestina dengan kaum Zionis dilanjutkan sebagai salah satu bentk perjuangan menyapu rezim pendudukan dan para pendatang Zionis.
Front Rakyat Pembebasan Palestina (PFLP) juga angkat suara memuji aksi heroik di Hadera dan menilainya sebagai ekspresi penolakan terhadap “pertemuan puncak nomalisasi†yang dihadiri oleh sejumlah menteri luar negeri Arab di Naqab (Negev), Palestina pendudukan 1948.
Menurut PLFP, serangan itu juga menjadi pesan bagi kaum Zionis bahwa bangsa Palestina tak akan kendur dari tekadnya menghadang dan membalas kejahatan kaum Zionis.
“Eskalasi aksi heroik di tanah pendudukan 1948 merupakan suatu penegasan bahwa bangsa kami, Palestina, adalah satu raga, dan para pemudanya memiliki kehendak dan tekad yang tinggi untuk melawan dan mengalahkan musuh meski menghadapi segala kesulitan serta terjadi upaya penutupan perkara nasional dan meluasnya zona normalisasi,†ungkap PLFP.
Gerakan Mujahidin Palestina juga memuji serangan tersebut dan memandangnya sebagai bukti baru bahwa rezim pendudukan adalah†entitas yang rapuh dan tentara yang lemahâ€.
“Para pahlawan ini telah membuktikan bahwa orang-orang kita di semua kawasan eksis, sehati, dan mampu mengubah perimbangan dan realitas yang dipaksakan oleh rezim pendudukan kepada orang-orang di dalam wilayah pendudukan,†tegas gerakan tersebut.
Beberapa faksi pejuang Palestina, termasuk Gerakan Ahrar dan Gerakan Fath Intifada juga membuat pernyataan serupa. (raialyoum)
Balas Kecam AS, Iran Tegaskan Haknya Berpastisipasi dalam Pameran Senjata di Qatar
Pemerintah Iran, Sabtu (27/3), bereaksi terhadap komentar negatif pemerintah Amerika Serikat (AS) mengenai partisipasi Iran di pameran pertahanan di Doha, Qatar, beberapa waktu lalu.
Jubir Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menegaskan bahwa Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berhak berpartisipasi dalam acara tersebut dan bahwa komentar negatif AS justru “semakin mendiskreditkan otoritas Washington†sendiri.
Pada 24 Maret lalu Jubir Kemlu AS Ned Price memperingatkan kemungkinan penerapan sanksi setelah pejabat militer Iran ambil bagian, membuka stand, dan memajang senjata dan peralatan militer buatan Iran pada Pameran dan Konferensi Pertahanan Maritim Internasional Qatar, DIMDEX 2022.
Price menyebut Washington “sangat kecewa dan terganggu dengan kehadiran pejabat militer Iran†serta “pejabat†IRGC dalam acara tersebut.
Khatibzadeh menanggapinya dengan mengatakan bahwa sebagaimana negara lain, Iran berhak mempromosikan atau menampilkan kemampuan pertahanannya di depan khalayak, terutama di negara-negara tetangga yang bersahabat.
Mengenai IRGC yang sangat dimusuhi AS, dia mengatakan, “Sebagai pilar militer Republik Islam Iran, IRGC memainkan peran mendasar dalam peningkatan kemampuan pertahanan negara dan sangat wajar hadir secara aktif dalam pameran pencapaian tersebut.â€
Khatibzadeh balik menyudutkan AS dengan mengatakan, “Apa yang sebenarnya menjadi keprihatinan adalah kehadiran luas militer AS di Teluk Persia, yang telah membuat kawasan ini benar-benar tidak aman.”
Dia menambahkan, “Kami telah berulang kali menekankan bahwa keamanan yang berkelanjutan di Asia Barat (Timteng) hanya dapat dibangun oleh penduduknya sendiri dan melalui kerjasama dan kemitraan di antara mereka, sementara kehadiran pasukan asing merupakan ancaman abadi bagi keamanan regional.†(presstv)
Mesir, UEA, Bahrain dan Maroko Ikuti Pertemuan Puncak Israel-Arab, Masalah Iran Disinggung
Akun resmi Israel di Twitter, Ahad (27/3), melaporkan bahwa Menlu Bahrain Abdel Latif Al-Zayani serta sejawatnya dari Mesir Sameh Shoukry, dari Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed, dan dari Maroko Nasser Bourita telah tiba di Israel (Palestina pendudukan 1948) untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak Israel-Arab.
Hari itu Israel menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, yang juga akan dihadiri oleh menteri luar negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken.
Menlu Israel Yair Lapid mengadakan pembicaraan dengan Blinken menjelang pertemuan dengan para menlu dari sejumlah negara Arab tersebut.
Pada konferensi pers bersama, Lapid mengatakan pertemuanya dengan Blinken berfokus pada kesepakatan nuklir yang akan segera dicapai dengan Iran, invasi Rusia, dan situasi kemanusiaan di Ukraina.
Lapid mengatakan, “Iran bukan masalah Israel… seluruh dunia tidak mampu membuat Iran menjadi kekuatan nuklir… dan kami akan melakukan segala upaya yang memungkinkan untuk menghadapi ancaman program nuklir Iran.”
Sedangkan Blinken menegaskan komitmen negaranya untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dan menekankan komunikasi dan koordinasi yang berkelanjutan dengan Israel dalam masalah ini.
Dia juga menyebutkan bahwa campur tangan regional Iran justru meningkat setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir. (raialyoum)