Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 28 Agustus 2023

Jakarta, ICMES. Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon memamerkan rudal anti-pesawat SAM-6 di sebuah pameran militer di kota Baalbek Timur.

Gerakan Perlawanan Islam  Palestina (Hamas)  memperingatkan bahwa Rezim Zionis Israel akan menderita “kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya” jika mereka memulai “perang habis-habisan” di tingkat regional.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Iran Brigjen Reza Talainik menyatakan  beberapa negara Eropa berupaya membeli pesawat nirawak (UAV/drone) buatan Teheran.

Berita Selengkapnya:

Hizbullah Pamerkan Senjatanya, Termasuk Rudal Anti-Pesawat Udara

Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon memamerkan rudal anti-pesawat SAM-6 di sebuah pameran militer di kota Baalbek Timur.

Saluran televisi Al-Manar milik Hizbullah melaporkan bahwa rudal tersebut dipamerkan pada hari Sabtu (26/8), dalam rangka peringatan enam tahun pembebasan wilayah Jurud Sharqiya dari cengkeraman kelompok teroris ISIS.

Pameran militer ini dimulai di area seluas lebih dari 10.000 kilometer persegi dengan menampilkan semua peralatan dan kendaraan lapis baja yang disita Hizbullah selama perang melawan Isral pada tahun 1982, 2000, dan 2006 serta pertempuran dengan kelompok teroris ISIS pada tahun 2017.

Berbicara pada acara tersebut, ketua dewan politik Hizbullah, Ibrahim Amin Al-Sayid, menyatakan barang-barang yang ditampilkan itu merupakan “bukti nyata kekuatan dan efisiensi resistensi untuk mengalahkan dan melemahkan musuh”.

Pameran semacam itu, tambahnya, diadakan dalam upaya untuk mencegah agar prestasi Hizbullah tidak dilupakan begitu saja.

Al-Sayid mengecam para penguasa Arab tertentu karena menurut desakan AS, dan memperingatkan bahwa Washington hanya mengejar kepentingannya sendiri.

Awal bulan ini, Hizbullah meluncurkan sistem peluru kendali “Tharallah”, yang memiliki “presisi untuk mencapai dan menghancurkan sasaran secara bersamaan”.

Pada bulan Mei lalu Hizbullah mengadakan latihan militer skala besar di Lebanon Selatan, untuk menunjukkan kekuatannya menjelang peringatan 23 tahun pembebasan wilayah tersebut dari pendudukan Israel.

Hizbullah didirikan menyusul peristiwa invasi dan pendudukan Israel di Lebanon Selatan pada tahun 1982.

Sejak itu, mereka berkembang menjadi kekuatan militer yang kuat, melancarkan serangan terhadap militer Israel selama perang tahun 2000 dan 2006, dan meruntuhkan mitos bahwa rezim Zionis itu tak terkalahkan.

Hizbullah telah berjanji untuk dengan tegas membela Lebanon jika Israel kembali mengobarkan perang.

Pada bulan lalu, surat kabar harian Maariv Israel mengutip pernyataan kehawatiran militer Israel terhadap meningkatnya kemampuan pertahanan udara Hizbullah dalam melawan agresi udara Israel terhadap Lebanon. (almayadeen)

Hamas: Israel akan Kalah Jika Kobarkan Perang Besar-Besaran

Gerakan Perlawanan Islam  Palestina (Hamas)  memperingatkan bahwa Rezim Zionis Israel akan menderita “kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya” jika mereka memulai “perang habis-habisan” di tingkat regional.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan jaringan berita televisi Al-Mayadeen Lebanon, Ahad (27/8), Wakil Kepala Biro Politik Hamas Saleh Al-Arouri mengatakan bahwa rasisme dan fasisme para pemimpin Rezim Zionis Israel akan “menyebabkan perang habis-habisan di kawasan  jika mereka terus melanjutkan kebijakan radikal dan ekstremis mereka.

“Aliansi Perlawanan dipersiapkan dan dimotivasi oleh alasan, kemauan, dan kepentingan bersama untuk andil dalam perang regional, dan pihak-pihak yang aktif telah siap dan bersiap untuk itu,” uangkapnya.

Dia memperingatkan, “Jika kita mencapai titik konfrontasi habis-habisan, Israel akan mengalami kekalahan yang belum pernah terjadi dalam sejarahnya, dan kami yakin akan hal itu,” dia memperingatkan.

Al-Arouri mengatakan bahwa pihaknya sedang mendiskusikan prospek perang dengan semua pihak terkait.

“Perang besar akan menjadi kekalahan bagi Israel, dan kami melihat perang klasik telah berubah, dan hal ini dibuktikan dengan konflik di Ukraina,” tambahnya.

Dia mengatakan meskipun tentara pendudukan telah memolisasi kekuatannya di bagian utara Tepi Barat untuk menetralisir resistensi, namun resistensi terus tumbuh lebih kuat dan teguh.

“Proliferasi Perlawanan di seluruh Tepi Barat adalah mimpi buruk bagi pendudukan, menimbulkan kepanikan dan ketakutan (Israel),” ujarnya.

Pejabat Hamas itu menyerukan kepada para pemuda Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat untuk andil dalam perlawanan “dengan cara apa pun yang memungkinkan”.

Diamenyebutkan bahwa sepak terjang Israel kandas dalam upaya Yudaisasi di Tepi Barat dan penyingkiran orang Palestina.

Dia juga menjelaskan bahwa kabinet sayap kanan Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki, meningkatkan permukiman, dan mendapatkan kendali atas Masjid Al-Aqsa.

 â€œRezim ekstremis ini akan mengalami kekalahan telak, yang akan menyebabkan penarikan diri mereka dari seluruh Tepi Barat,” sambungnya.

Penindasan Israel terhadap warga Palestina meningkat tajam di bawah kabinet koalisi ekstremis Netanyahu, yang terdiri dari partai-partai Zionis sayap kanan yang menentang negara Palestina dan mendukung perluasan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan.

Selama beberapa bulan terakhir, Israel mengintensifkan serangan terhadap kota-kota Palestinahingga menyebabkan puluhan warga Palestina kehilangan nyawa dan banyak lainnya ditangkap.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tahun 2023 sudah menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak PBB mulai mencatat jumlah korban jiwa pada tahun 2005. Tahun sebelumnya, 2022, merupakan tahun paling mematikan di mana 150 warga Palestina gugur, 33 di antaranya adalah anak di bawah umur. (fna)

Jenderal Iran: Beberapa Negara Eropa Berminat Beli Drone Militer Iran

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Iran Brigjen Reza Talainik menyatakan  beberapa negara Eropa berupaya membeli pesawat nirawak (UAV/drone) buatan Teheran.

Talainik memastikan banyak sekali pelanggan potensial untuk drone militer buatan Iran, dan negara republik Islam ini siap mengekspor drone militer setelah mempertimbangkan kapasitas produksi dan kebutuhan dalam negerinya.

Menurutnya, Iran siap mengekspor UAV selagi tidak ada “pertimbangan politik dan keamanan” untuk pelanggan mana pun, dan ada kepastian bahwa drone-nya tidak dimaksudkan untuk penggunaan yang tidak pantas.

Pejabat Iran itu tidak menyebutkan nama negara-negara Eropa itu dengan alasan bahwa mereka ingin tetap anonim.

Para pejabat militer Iran mengatakan negaranya mampu membuat drone mulai dari badan pesawat hingga berbagai subsistem dan mesinnya, dan bahwa Angkatan Bersenjata Iran telah dilengkapi dan siap untuk melakukan segala jenis operasi dan misi drone.

Sementara itu, Panglima Pertahanan Udara Angkatan Bersenjata Iran, Brigjen Ali Reza Sabahi Fard, mengumumkan pencapaian baru di bidang peperangan elektronik dan UAV akan segera diungkap.

“Menjelang HUT AU Angkatan Bersenjata Iran, akan ditambah prestasi-prestasi baru pada angkatan ini yang sebagian besar adalah sistem peperangan elektronik dan drone yang merupakan lapisan pertahanan tersembunyi dan mungkin tidak diumumkan, tetapi sistem pertahanan udara akan ditambahkan dan di umumkan, Insya Allah,” terangnya.

Dia juga menyebutkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan merupakan salah satu prioritas utama.

Dia mengatakan, “Kami menggunakan sistem pertahanan terbaru di dunia pada semua peralatan kami, dan kecerdasan buatan adalah salah satu elemen yang tidak dapat dipisahkan darinya.” (tasnim/alalam)