Jakarta, ICMES. Militer Iran dan Suriah menyepakati pengiriman sistem rudal ke Damaskus untuk meningkatkan pertahanan udara Suriah di tengah meningkatnya serangan udara Israel.
Komandan Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigjen Amir-Ali Hajizadeh, memperingatkan Eropa untuk tidak menjajal kekuatan militer Iran, sebab Iran sengaja membatasi jangkauan rudalnya “demi menghormati” benua itu.
Pasukan Israel telah menembak seorang pemuda Palestina di bagian selatan wilayah pendudukan Tepi Barat.
Berita Selengkapnya:
Iran Dikabarkan akan Kirim Sistem Rudalnya ke Suriah untuk Hadapi Serangan Israel
Militer Iran dan Suriah menyepakati pengiriman sistem rudal ke Damaskus untuk meningkatkan pertahanan udara Suriah di tengah meningkatnya serangan udara Israel.
Kesepakatan itu dicapai dalam kunjungan Menhan Suriah Letjen Ali Mahmoud Abbas ke Iran belum lama ini, namun detailnya belum diungkap.
Tentang ini Badan Penyiaran Radio dan Televisi Iran (IRIB) , Kamis (23/2), melaporkan bahwa Suriah perlu merekonstruksi jaringan pertahanan udaranya dan juga membutuhkan bom presisi untuk jet tempurnya, sementara Iran berkemungkinan menyuplai radar dan rudal pertahanan semisal sistem rudal Khordad 15, untuk memperkuat pertahanan udara Suriah.
Diluncurkan pada Juni 2019, sistem rudal buatanIran itu mampu mendeteksi jet maupun drone tempur dari jarak 150 kilometer dan melacaknya dalam jarak 120 kilometer. Sistem ini juga dapat mendeteksi target siluman pada jarak 85 kilometer serta menyerang dan menghancurkannya dalam jarak 45 kilometer.
Menggunakan rudal Sayyad, sistem ini mampu mendeteksi, mencegat, dan menembak jatuh enam target secara bersamaan dan dapat bersiap menghadapi target musuh dalam tempo kurang dari lima menit.
Rabu lalu, dalam pertemuan dengan delegasi Suriah , Menhan Iran Brigjen Mohammad Reza Gharaei Ashtiani mengatakan Teheran menggunakan “semua kapasitas” untuk membangun keamanan di Suriah.
“Republik Islam Iran selalu menggunakan semua kapasitasnya untuk sepenuhnya membangun keamanan dan menggagalkan plot negara-negara lintas kawasan dan akan terus melakukannya. Karena itu, kami menganggap penguatan kerjasama militer dan pertahanan diperlukan karena Iran adalah kedalaman strategis Suriah dan Suriah adalah kedalaman strategis Iran,†ungkapnya.
Rezim Zionis Israel kerap melancarkan serangan udara ke Suriah, dan sebagian besar di antaranya dilakukan dengan menggunakan zona udara Lebanon atau wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan. Meski demikian, Israel sering bungkam terkait dengan serangannya itu.
Serangan udara Israel terbaru terjadi pada Ahad lalu dan menewaskan lima orang sertai melukai 15 lainnya.
Menurut tentara Suriah, serangan Israel diluncurkan dari Dataran Tinggi Golan dan menyasar beberapa lokasi militer di Damaskus, termasuk lingkungan perumahan Kafar Sousah di barat daya. Unit pertahanan udara Suriah mencegat sebagian besar rudal Israel sebelum mencapai sasaran.
Menyusul serangan itu, Suriah mendesak PBB agar mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah serangan Israel dan meminta pertanggungjawabannya atas kejahatan tersebut. (presstv)
Ingatkan Eropa, IRGC: Iran Bisa Membuat Rudal Antarbenua
Komandan Divisi Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigjen Amir-Ali Hajizadeh, memperingatkan Eropa untuk tidak menjajal kekuatan militer Iran, sebab Iran sengaja membatasi jangkauan rudalnya “demi menghormati” benua itu.
“Kami sekarang mampu menargetkan kapal induk Amerika pada jarak 2.000 kilometer (1.242 mil),†ungkap Hajizadeh, Kamis (23/2).
“Tentu saja, kami mempertahankan jarak pada 2.000 kilometer demi menghormati orang Eropa. Karena itu kami berharap orang Eropa juga menjaga kehormatan mereka,†sambungnya.
Eropa belakangan cenderung memusuhi Teheran dan menyesuaikan kebijakannya dengan kebijakan AS terhadap Iran, termasuk dalam masalah rudal pertahanan dan nuklir damai. Uni Eropa (UE) ikut menentang pengaruh regional Teheran, dan kooperatif dengan sanksi ilegal AS terhadap Iran.
Bulan lalu, Parlemen Eropa mengadopsi amandemen yang meminta UE dan negara-negara anggotanya mencantumkan IRGC ke dalam daftar hitam organisasi teroris, namun kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell dan Jerman kemudian menyatakan tidak ada dasar hukum untuk bertindak demikian.
Panglima IRGC, Mayjen Hossein Salami, memperingatkan bahwa orang-orang Eropa akan menanggung akibat perbuatan mereka.
Sementara itu, Pemimpin Besar Iran Ayatullah Ali Khamenei menegaskan IRGC perlu meningkatkan kekuatannnya demi menjaga revolusi Islam.
Dalam pesannya yang dibacakan oleh Salami pada pembukaan pertemuan para komandan IRGC dan pejabat militer, Kamis, Ayatullah Ali Khamenei mengimbau IRGC menggandakan upayanya untuk memperkuat kekuatan militer dan morilnya.
“IRGC diharapkan menarik, melatih, dan mendidik para pemuda berbakat pada tingkat yang sesuai dengan Revolusi Islam, memungkinkan IRGC mencapai semua kemampuan untuk membentengi Revolusi, dan memperkuat kekuatan spiritual, revolusioner, dan militernya sendiri,†bunyi pesan itu.
Teheran telah berulang kali menegaskan bahwa IRGC adalah badan resmi negara yang telah dan akan terus berperan kunci dalam memastikan keamanan Iran dan kawasan sekitarnya.
Para pejabat Iran telah memperingatkan UE bahwa terorisasi IRGC dapat berkonsekuensi buruk, dan mendesak Eropa agar tidak mengulangi kesalahan di masa lalu.
Mereka memperingatkan pemerintah Eropa agar tidak jatuh ke dalam perangkap plot yang dibuat oleh AS dan Israel, dan mengimbau EU mempertahankan indepedensinya dari AS.
Pada April 2019, parlemen Iran mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa pasukan Amerika di Asia Barat (Timteng), yang dikenal sebagai Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM), sebagai organisasi teroris. Langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas terorisasi IRGC oleh AS. (fna)
Israel Tembak Mati Pemuda Palestina
Pasukan Israel telah menembak seorang pemuda Palestina di bagian selatan wilayah pendudukan Tepi Barat.
Petugas medis setempat mengatakan bahwa pemuda bernama Mohammad Jawabreh, 22 tahun, itu ditembak di kepala dalam insiden konfrontasi di kamp pengungsi Arroub di utara Al-Khalil (Hebron) pada Kamis sore (23/2), dan gugur akibat lukanya pada dini hari Jumat.
Dia dirawat di unit perawatan intensif saat tiba di rumah sakit al-Ahli di kota itu namun nyawanya tak tertolong.
Jawabreh adalah seorang petugas polisi Otoritas Palestina dan bekerja di kota Bethlehem. Dia juga seorang mahasiswa jurusan teknologi media di Universitas Teknik Palestina – Kadoorie, kata sekolah itu dalam sebuah pernyataan belasungkawa.
Pasukan Zionis Israel telah membunuh 65 warga Palestina, termasuk 13 anak kecil, sejak awal tahun ini, dan melukai ratusan lainnya, serta menjadikan dua bulan pertama tahun 2023 sebagai masa yang paling mematikan bagi warga Palestina dibandingkan dengan periode yang sama sejak tahun 2000.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, “Awal tahun ini adalah yang paling berdarah di Tepi Barat yang diduduki setidaknya sejak tahun 2000. Dalam 22 tahun terakhir, kami belum mencatat jumlah syuhada ini, dalam dua bulan pertama dalam setahun.â€
Konfrontasi dengan pasukan Israel pecah pada hari Kamis di Tepi Barat sebagai tanggapan atas kebrutalan Israel yang telah menggugurkan 11 orang Palestina dan melukai lebih dari 100 lainnya di kota Nablus sehari sebelumnya.
Di antara para korban dalam kebrutalan itu adalah tiga lansia berusia 72, 66 dan 61 tahun serta seorang bocak laki-laki berusia 16 tahun. (aljazeera)