Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 24 Juli 2021

taliban - abdul salam hanafiJakarta, ICMES. Jubir Biro Politik Taliban Mohammad Naim menyatakan kelompok militan ini alih-alih berkeinginan memonopoli kekuasaan di Afghanistan justru menganut prinsip bahwa semua orang di negara ini harus berpartisipasi dalam perdamaian dan pembangunan.

Departemen Kesehatan Palestina melaporkan bahwa satu pemuda Palestina gugur setelah menderita luka tembak peluru tajam pasukan Zionis Israel di desa Nabi Salih di utara Ramallah, Tepi Barat.

Komite koordinasi kelompok-kelompok resistensi Irak memperingatkan pemerintah negara ini ihwal keberadaan pasukan AS di Irak dengan label apapun.

Kelompok Liwa’ al-Thairin di aplikasi Telegram melaporkan pangkalan militer Al-Harir yang ditempati oleh pasukan AS di Arbil, Kurdistan Irak, mendapat serangan beberapa drone kamikaze.

Berita Selengkapnya:

Taliban Mengaku Tak Ingin Memonopoli Kekuasaan di Afghanistan

Jubir Biro Politik Taliban Mohammad Naim, Jumat (23/7), menyatakan kelompok militan ini alih-alih berkeinginan memonopoli kekuasaan di Afghanistan justru menganut prinsip bahwa semua orang di negara ini harus berpartisipasi dalam perdamaian dan pembangunan.

Dia menekankan bahwa Taliban menghendaki penyelesaian krisis Afghanistan melalui jalur dialog, tidak menjalankan agenda pihak asing, tidak akan mencampuri urusan negara lain dan tidak pula membiarkan campur tangan asing dalam urusan internal Afghanistan.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Asisten Biro Politik Taliban di Qatar, Abdul Salam Hanafi, dalam sidang virtual dengan para wakil sejumlah negara di hari yang sama.

“Kebijakan kami mengenai perdamaian tak akan berubah dan tetap menekankan solusi krisis Afghanistan melalui kanal dialog,” ujarnya.

Sidang itu melibatkan para wakil dari AS, Uni Eropa, Jerman, Inggris, Prancis Norwegia serta perwakilan sipil NATO dan PBB, dan membahas proses perdamaian, pembebasan tawanan Taliban, penghapusan nama para tokoh Taliban dari daftar hitam PBB dan beberapa tema lain.

Abdul Salam menambahkan bahwa Taliban berkomitmen pada HAM, pendidikan dan pergaulan internasional serta mengimbau kepada masyarakat dunia agar berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan.

Di pihak lain, pemerintah Afghanistan masih menuding Taliban belum membuktikan komitmennya kepada proses perdamaian.

Kepala Pusat Intelijen dan Media Afghanistan, Dawahan Minepal, menyoal, “Jika Taliban memang berkomitmen kepada perdamaian lantas mengatakan menolak gencatan senjata? Mereka ingin mengembalikan Emirat (Islam Afghanistan/IEA) ke Afghanistan, dan ini tak dapat diterima oleh rakyat Afghanistan.” (tasnim)

Satu Orang Palestina Gugur Ditembak Pasukan Zionis, Ribuan Jemaah Sesaki Komplek Masjid Al-Aqsa

Departemen Kesehatan Palestina pada dini hari Sabtu (24/7) melaporkan bahwa satu pemuda Palestina gugur setelah menderita luka tembak peluru tajam pasukan Zionis Israel di desa Nabi Salih di utara Ramallah, Tepi Barat.

Jumat kemarin, sebagaimana hari-hari Jumat sebelumnya, pasukan Zionis menyerang warga Palestina yang berunjuk rasa protes terhadap proyek permukiman Zionis di berbagai wilayah Tepi Barat. Serangan itu menjatuhkan korban luka warga Palestina sedikitnya 146 orang.

Distrik Bita di Tepi Barat sejak dua bulan lalu dilanda gelombang aksi protes warga Palestina terhadap pembangunan permukiman Zionis di daerah pedesaan dataran tinggi Jabal Sabih.

Aksi ini membuat warga Zionis terpaksa meninggalkan sebuah kawasan yang mereka duduki di Jabal Salih, namun rumah-rumah mereka yang sudah dibangun sebelumnya sampai sekarang masih ada. Aksi ini juga telah membuat lima orang Palestina gugur syahid dan ratusan lainnya terluka.

Sementara itu, ribuan orang Palestina menggelar shalat Jumat hingga memenuhi halaman Masjid Al-Aqsa dengan pantauan keamanan ekstra ketat dari pasukan Zionis.

Badan Wakaf Islam Quds menyatakan bahwa meskipun kota Quds menjadi seperti pangkalan militer bagi pasukan Zionis namun sebanyak 25,000 jemaah Palestina sejak pagi telah mengalir ke komplek Masjid Al-Aqsa dari berbagai kota dan daerah Tepi Barat dan bahkan dari wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948).

Beberapa waktu lalu kelompok-kelompok pejuang Palestina menyerukan kepada orang-orang Palestina agar menunjukkan kekuatan mereka di Masjid Al-Aqsa untuk membela tempat yang sangat disucikan oleh umat Islam ini. (wafa/fna)

Kecam Pernyataan Menlu, Kubu Resistensi Irak Tegaskan Negara ini Tak Butuh Pasukan AS

Komite koordinasi kelompok-kelompok resistensi Irak memperingatkan pemerintah negara ini ihwal keberadaan pasukan AS di Irak dengan label apapun.

“Kami menegaskan persyaratan kubu resistensi, yang tidak memperkenankan segala bentuk keberadaan militer asing di Irak,” ungkap komite tersebut, Jumat (23/7).

Komite ini memperingatkan bahwa campur tangan asing dalam masalah keamanan Irak bertujuan memata-matai badan-badan keamanan negara ini demi kepentingan Israel.

“Tugas Angkatan Udara AS di Irak adalah membela keamanan Rezim Zionis (Israel) dan memata-matai Poros Resistensi… Agar kongkret, harus dilakukan penarikan pasukan pendudukan asing dari semua wilayah Irak dan secara total,” lanjutnya.

Peringatan ini dinyatakan setelah Menlu Irak Fuad Hussain di hari yang sama berbicara mengenai perundingan strategis Irak dengan AS yang sedang berlangsung di Washington. Dia mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak masih memerlukan pelatihan, pembekalan dan persenjataan dari AS.

Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak yang juga ketua aliansi politik Qiwa Al-Daulah juga angkat bicara tentang ini  dan mendesak agar perundingan  tersebut berujung pada penarikan pasukan AS.

“Perundingan harus maju pada arah yang membuat pasukan AS keluar dari Irak,” katanya.

Jubir Kemlu Irak Ahmad Al-Sahaf mengumumkan bahwa putaran ke-4 perundingan strategis Irak-AS mengenai penarikan pasukan AS dari Irak dimulai pada hari Jumat (23/7), dan dalam rangka ini Perdana Menteri Irak akan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS di Gedung Putih pada hari Senin mendatang.

Surat kabar AS Wall Steet Journal (WSJ) melaporkan bahwa para pejabat senior kedua negara bermaksud merilis sebuah statemen yang menghendaki penarikan pasukan AS dari Irak sampai akhir tahun ini.

Sekjen Asaib Ahl Haq, Qais Al-Khazali, menyayangkan pernyataan Menlu Irak bahwa pasukan Irak masih memerlukan pasukan AS.

Di halaman Twitternya, Al-Khazali menuliskan, “Pernyataan Menlu Irak bahwa pasukan keamanan negara ini masih memerlukan bantuan pasukan AS adalah pernyataan yang memprihatinkan dan tak dapat diterima oleh kami maupun setiap orang Irak lainnya yang berbangga dengan badan-badan militer dan keamanannya.”

Dia menambahkan, “Pernyataan (Menlu Irak) ini tidak mencerminkan realitas kemampuan pasukan perkasa kita berupa Angkatan Bersenjata, Polisi Federal, Al-Hashd Al-Shaabi, Badan Kontra-Terorisme serta semua pengalaman dan keahlian yang telah dicapai setelah kemenangan atas ISIS.” (fna/alalam)

Kelompok Pejuang Irak Lancarkan Serangan Drone ke Pangkalan Militer AS

Kelompok Liwa’ al-Thairin di aplikasi Telegram melaporkan pangkalan militer Al-Harir yang ditempati oleh pasukan AS di Arbil, Kurdistan Irak, mendapat serangan beberapa drone kamikaze, Jumat (23/7).

Laporan yang juga reposting oleh Sabereen News di Telegram itu menyebutkan bahwa Liwa Al-Thairin menyatakan bertanggungjawab atas serangan tersebut.

“Kami bertanggungjawab atas operasi serangan terhadap pangkalan Al-Harir di provinsi Arbil, Kurdistan Irak, yang menjadi sarang pasukan pendudukan pengecut AS serta para agen intelijen dan antek bayaran mereka,” ungkap Liwa’ Al-Thairin.

Kelompok ini memastikan bahwa serangan pada dini hari Jumat telah menimbulkan kerusakan pada perlengkapan militer AS.

Sebelumnya, pangkalan militer AS di Bandara Arbil juga telah beberapa kali mendapat serangan roket dan drone dari kelompok-kelompok pejuang Irak, yang belakangan ini telah berulangkali menegaskan bahwa mereka akan terus berjuang mengusir pasukan AS. (alalam)