Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 24 Agustus 2019

Bavar-373-Jakarta, ICMES: Kepala lembaga industri elektronik Kementerian Pertahanan Iran, Brigjen Shahrakh Shahram, memastikan bahwa sistem payung udara “Bavar 373” yang baru dipamerkan Iran lebih baik daripada “Patriot” buatan AS.

Pasukan pemerintah Suriah berhasil mengepung zona pantau pasukan Turki di distrik Morek di bagian selatan Idlib setelah berhasil meraih kemajuan baru dalam menghadapi kelompok-kelompok teroris dan oposisi.

Arab Saudi gagal menghalau serangan drone balasan Yaman meskipun mengandalkan sistem pertahanan udara Patriot buatan AS, sehingga mental pasukan Saudi menurun.

Surat kabar AS New York Times (NYT) melaporkan bahwa Rezim Zionis Israel telah melancarkan beberapa serangan yang menarget pangkalan pasukan anti-teror Irak “dalam beberapa hari terakhir”.

Berita selengkapnya:

Pejabat Senior Iran Pastikan “Bavar 373” Lebih Baik daripada “S-300” dan “Patriot”

Kepala lembaga industri elektronik Kementerian Pertahanan Iran, Brigjen Shahrakh Shahram, memastikan bahwa sistem payung udara “Bavar 373” yang baru dipamerkan Iran lebih baik daripada “Patriot” buatan AS.

“Sistem ini (Bavar 373) diputuskan dan dibuat sesuai kebutuhan negara kepada pertahanan berperforma tinggi. Dan mengingat bahwa sistem ini dibuat sebagai implementasi atas pengarahan pemimpin revolusi (Ayatullah Ali Khamenei) dan bersamaan dengan momen peringatan Maulid Nabi saw, maka sistem ini diberi nama dengan angka 373 yang merupakan hitungan huruf abjad nama Rasulullah saw dan kata ‘bavar’ (percaya/iman) dalam rangka berharap berkah dari pernyataan pemimpin revolusi tentang rasa percaya diri,” terang Shahram, Kamis (22/8/2019), seperti dilansir Fars.

Dia melanjutkan, “Karena adanya ancaman yang terus meningkat, kami memerlukan sistem yang lebih kuat daripada S-300, karena itu diputuskan dan dibuatlah sistem Bavar 373. Sistem lebih kuat dalam pemburuan dan deteksi sasaran, jarak kontak, dan kemampuan konfrontasi dibanding sistem S-300”.

Asisten Menteri Pertahanan Iran itu menyebutkan bahwa Bavar 373 merupakan sistem berukuran besar yang memiliki sistem-sistem cabang yang bergerak serta didukung radar pelacak untuk radius lebih dari 320 kilometer, di samping radar pelacak yang jarak jangkaunya mencapai lebih dari 250 kilometer serta dapat memburu sasaran dengan presisi tinggi.

“Sistem ini memiliki lebih dari 6000 unsur mata majemuk yang masing-masing merupakan radar,” tuturnya.

Menurutnya, Bavar 373 digunakan untuk menghadapi rudal-rudal balistik dengan kemampuan yang “jauh lebih baik daripada sistem Patriot buatan AS.”

Adapun “THAAD” yang juga buatan AS, imbuhnya, tergolong sistem pemantau, dan Bavar 373 tergolong sistem pertahanan rudal tertinggi di kelasnya.

Sementara itu,   Wakil Menteri Pertahanan Iran Brigjen Qasim Taqizadeh menyatakan bahwa era produksi rudal Shahad 1 sudah berlalu, dan sekarang Iran memiliki rudal berpresisi tinggi yang data-datanya belum pernah dipublikasi.

Dia menyebutkan bahwa Iran masih merahasiakan beberapa capaiannya dengan maksud akan membuat kejutan bagi musuh, dan Iran sudah berswasembada dalam industri kedirgantaraan. (raialyoum/alalam)

Tentara Suriah Kepung Zona Pantau Pasukan Turki di Selatan Idlib

Pasukan pemerintah Suriah berhasil mengepung zona pantau pasukan Turki di distrik Morek di bagian selatan Idlib setelah berhasil meraih kemajuan baru dalam menghadapi kelompok-kelompok teroris dan oposisi.

Namun demikian, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Chavusoglu menyatakan negaranya tidak akan meninggalkan zona pantau itu. Dia memastikan bahwa pasukan Turki masih berada di sana bukan lantaran tidak dapat keluar, melainkan karena memang tidak bermaksud meninggalkannya.

Bersamaan dengan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin dan sejawatnya dari Turki Recep Tayyip Erdogan bersepakat untuk “mengintensifkan upaya bersama” mengenai Suriah, beberapa pekan setelah pertemuan puncak keduanya dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Direktur Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) Rami Abdul Rahman kepada AFP mengatakan, “Mereka (tentara Suriah) sekarang mengepung zona pantau Turki di Morek, setelah menguasai distrik ini serta semua desa dan distrik yang ada di dekatnya di kantung yang terkepung di pinggiran provinsi Hama yang bersebelahan dengan Idlib.”

Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa tentara Suriah menguasai enam distrik, termasuk Kfar Zita, Taminah, dan Morek yang semula dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata sejak tahun 2012.

Komando umum pasukan Suriah dalam sebuah statemennya menegaskan tekadnya untuk “membersihkan semua wilayah geografis Suriah dari noda teroris dan para pelindungnya”, dan menyatakan bahwa pasukan Suriah terus bergerak maju di kawasan tersebut.

Zona pantau Turki di Morek tercatat sebagai zona pantau terbesar negara ini di Idlib dan sekitarnya di mana pasukan Turki menempati 12 titik lokasi sesuai kesepakatannya dengan Rusia terkait pengadaan zona de-eskalasi.

Menurut Abdul Rahman, zona pantau Turki itu “terkepung total dan tak ada lagi jalan keluar” dan “jarak yang memisah tentara Suriah dengan tentara Turki tidak lebih dari ratusan meter”. (railayoum)

UEA: Saudi Gagal Cegah Serangan Yaman Meski Didukung Sistem Patriot

Arab Saudi gagal menghalau serangan drone balasan Yaman meskipun mengandalkan sistem pertahanan udara Patriot buatan AS, sehingga mental pasukan Saudi menurun, demikian menurut laporan intelijen Uni Emirat Arab (UEA).

Seperti diberitakan portal berita Middle East Eye (MEE) yang berbasis di London, laporan itu mengungkap kelemahan kritis dalam Arab Saudi upayanya menggagalkan serangan balasan pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman.

Laporan yang memberatkan itu memiliki publikasi yang terbatas pada para pemimpin papan atas UEA dan dirilis semula pada Mei lalu oleh Pusat Kebijakan Emirates (EPC), sebuah lembaga think tank yang dekat dengan pemerintah dan otoritas keamanan UEA.

“Pertahanan udara seperti Patriot tidak mampu menemukan drone ini karena sistem ini dirancang untuk mencegat rudal Scud jarak jauh dan menengah,” tulis laporan itu.

Penilaian intelijen itu menyoroti contoh di mana bandara Najran di barat daya Arab Saudi, yang digunakan dalam operasi Riyadh terhadap Yaman, dihantam pesawat nirawak Yaman meskipun Patriot sudah dikerahkan.

Penilaian intelijen juga mengkritisi apa yang disebutnya sebagai tanda “tidak profesionalisme” Saudi, karena Riyadh segera membalas serangan Ansarullah tanpa melakukan penyelidikan terlebih dahulu.

Laporan itu membandingkan pendekatan “panik” Arab Saudi dengan pendekatan Abu Dhabi yang, menurut laporan itu, memiliki protokol palsu yang dapat menangkal terjadinya serangan seperti itu ketika target “serius” diserang.

“Ini adalah protokol yang diikuti oleh Emirat pada saat serangan serius, seperti yang menarget bandara Abu Dhabi (dan diklaim oleh Houthi). Itu membiarkan pintu terbuka bagi penyelidikan atas keterlibatan Iran melalui bukti dalam serangan-serangan ini, ”tulis laporan itu. (presstv)

NYT: Israel Lancarkan Beberapa Serangan ke Irak

Surat kabar AS New York Times (NYT) melaporkan bahwa Rezim Zionis Israel telah melancarkan beberapa serangan yang menarget pangkalan pasukan anti-teror Irak “dalam beberapa hari terakhir”.

Dua pejabat senior AS mengatakan kepada NYT bahwa serangan itu menarget gudang amunisi Irak, dan mengklaim bahwa situs itu digunakan “untuk mentransfer senjata ke Suriah”.

Laporan ini mengemuka setelah ada klaim bahwa serangkaian serangan udara telah menerjang basis-basis pasukan relawan Irak Hashd al-Shaabi pada bulan lalu.

Pada 19 Juli sebuah drone dilaporkan telah menargetkan pangkalan pasukan relawan Irak itu di dekat kota Amerli di Irak barat laut.

Laporan NYT pada Jumat (23/8/2019) mengutip pernyataan seorang pejabat senior intelijen Timur Tengah yang tidak disebutkan namanya bahwa Israel secara khusus berada di belakang serangan 19 Juli.

Awal pekan ini, serangan lain mengguncang posisi al-Hashd al-Shaabi di dekat pangkalan udara strategis di utara Baghdad.

Kamandan Al-Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Mohandes menyatakan pihaknya menganggap AS bertanggung jawab sepenuhnya atas serangan itu.

“Kami memiliki informasi yang akurat dan kredibel bahwa AS membawa empat pesawat nirawak Israel tahun ini melalui Azerbaijan untuk beroperasi di dalam armada AS guna melakukan serangan mendadak yang ditujukan ke markas militer Irak,” katanya.

Al-Hashd al-Shaabi lantas bersumpah akan menembak setiap pesawat tak dikenal yang mendekati pangkalannya.

Pada hari Kamis lalu al-Hashd al-Shaabi mengaku telah menembak jatuh pesawat mata-mata tak dikenal di angkasa Baghdad.

NYT memuat laporan itu sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan kemungkinan serangan Israel ke Irak. (presstv)