Jakarta, ICMES. Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengatakan pihaknya berencana mengaktifkan serangkaian mesin sentrifugal baru dan canggih sebagai tanggapan terhadap resolusi terbaru badan nuklir PBB, yang dinilainya tendensius.
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami memastikan kepada rakyat Iran bahwa negara ini akan membalas serangan Israel, yang menurutnya, sudah tamat riwayatnya secara politik setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) merilis surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah menembakkan rudal hipersonik ke pangkalan udara Israel di Negev di bagian selatan wilayah pendudukan Palestina sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dan Lebanon yang menjadi sasaran kebiadaban Israel.
Berita selengkapnya:
Tanggapi Resolusi IAEA, Iran Operasikan Mesin Sentrifugal Canggih Baru
Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengatakan pihaknya berencana mengaktifkan serangkaian mesin sentrifugal baru dan canggih sebagai tanggapan terhadap resolusi terbaru badan nuklir PBB, yang dinilainya tendensius.
Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada hari Kamis (21/11) memberikan suara 19 berbanding 3, dengan 12 abstain, untuk resolusi, yang diajukan oleh Inggris, Prancis, dan Jerman (E3), yang menuduh Teheran tidak kooperatif badan tersebut, dan meminta laporan “komprehensif” tentang aktivitas nuklirnya “paling lambat” pada musim semi 2025.
“Setelah resolusi tersebut, kami segera memulai langkah-langkah perbaikan. Kami akan meningkatkan kapasitas pengayaan secara signifikan,” kata Behrouz Kamalvandi, Wakil Ketua Urusan Internasional, Hukum, dan Parlemen, dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi pada hari Jumat (22/11).
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan menggunakan berbagai mesin canggih, meningkatkan kecepatan penelitian dan pengembangan industri untuk masing-masing mesin ini, dan meningkatkan infrastruktur.
Dia menuding negara-negara Eropa berusaha mendorong mundur industri nuklir Iran melalui taktik tekanan.
“Tapi ini tidak akan pernah terjadi,” sambungnya, sembari menyebutkan bahwa jumlah negara yang memberikan suara mendukung Eropa dalam meloloskan resolusi baru terhadap Iran lebih sedikit daripada sebelumnya.
Resolusi sebelumnya pada bulan Juni, yang diajukan oleh E3, menerima dukungan signifikan di mana 20 negara anggota memberikan suara mendukung. Tiongkok dan Rusia memberikan suara menentang resolusi tersebut dan 12 negara abstain dari pemungutan suara.
Pejabat AEOI tersebut mengatakan bahwa Dirjen IAEA Rafael Grossi mengunjungi komplek pengayaan dan ribuan mesin sentrifugal Iran selama kunjungannya ke Iran minggu lalu.
“Kami memberi tahu dia bahwa (mesin) ini sudah siap dan kami sedang mencari interaksi. Namun, jika mereka ingin mengadopsi metode lain, kami juga siap,” tegas Kamalvandi.
Kepala IAEA mengusulkan penghentian sementara pada cadangan 60% dan tingkat pengayaan yang lebih tinggi, bukan penghentian permanen, untuk mempersiapkan dasar bagi interaksi, tambahnya.
“Kami menerima (proposal) ini dengan syarat, tapi kami menegaskan bahwa kami akan bertindak saat itu juga,” katanya.
Dia Iran menjelaskan bahwa AEOI pada Kamis malam memberi tahu IAEA tentang langkah-langkah yang akan diambil negara itu sebagai tanggapan atas resolusi dewan yang beranggotakan 35 negara itu.
Dia mengatakan resolusi itu akan “mengarah pada peningkatan kapasitas kami di sektor industri nuklir.” (presstv/alalam)
Panglima IRGC: Israel Secara Politik Sudah Tamat, dan Iran Pasti akan Membalas Serangan
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayjen Hossein Salami di hadapan pasukan relawan Basij yang berpartisipasi dalam manuver bersandi “Menuju Baitul Maqdis” di provinsi Khuzestan di bagian barat laut Iran, Jumat 22/11), memastikan kepada rakyat Iran bahwa negara ini akan membalas serangan Israel, yang menurutnya, sudah tamat riwayatnya secara politik setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) merilis surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.
Salami juga mengatakan bahwa belakangan ini tak seorang pun Zionsi di Palestina pendudukan dapat hidup nyaman dan tentram, melainkan hidup dalam kondisi ketakutan, kepanikan dan keluar masuk bunker.
Ditujukan kepada pasukan Basij, Mayjen Salami mengatakan, “Anda sekalian, pasukan relawan Basij, sudah 46 tahun di setiap tempat telah membuntukan jalan bagi upaya kaum kafir, musyrik dan munafik untuk mengalahkan umat Islam.”
Mengenai rezim Israel, dia mengatakan, “Para petinggi Zionis tertekan, lemah, tak menemukan jalan keluar, tentara mereka sudah loyo. Sebaliknya, mesin penggerak umat Islam sudah bekerja.”
Dia menambahkan, “Kemarin, Mahmakah Pidana Internasional dalam suatu langkah terpuji telah mengumumkan para pemimpin Rezim Zionis sebagai penjahat perang. Ini merupakan kemenangan besar bagi kebangkitan perlawanan Palestina dan Lebanon. Ini berarti berakhirnya Rezim Zionis secara politik.”
Panglima IRGC tak lupa menyinggung rencana Iran membalas serangan Israel. Ditujukan kepada rakyat Iran, dia mengatakan, “Kami menegaskan satu kalimat untuk Anda sekalian: ‘Kita akan membalas para penjahat!” (irib/alalam)
Yaman Tembakkan Rudal Hipersonik ke Lanud Israel
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah menembakkan rudal hipersonik ke pangkalan udara Israel di Negev di bagian selatan wilayah pendudukan Palestina sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dan Lebanon yang menjadi sasaran kebiadaban Israel.
Di hadapan lautan massa yang menggelar unjuk rasa akbar rutin setiap hari Jumat, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, pada hari Jumat (22/11) mengumumkan pihaknya telah menyerang pangkalan udara Nevatim di Negev, dengan rudal balistik hipersonik “Palestine 2”.
Dia memastikan bahwa serangan itu “berhasil mencapai tujuannya,” dan bahwa serangan akan terus dilanjutkan oleh pasukan Yaman hingga agresi Israel terhadap Gaza dan Lebanon berakhir.
Rezim Zionis Israel sendiri hingga kini masih terus menebar serangan brutal di Gaza dan Lebanon.
Dalam peristiwa terbaru, serangan udara Israel menggugurkan sedikitnya lima paramedis di Lebanon selatan saat pasukan Zionis terlibat dalam pertempuran sengit dengan pejuang Hizbullah.
Hizbullah menyerang tentara Israel di pinggiran kota Khiam di Lebanon selatan, dan tentara Israel di segitiga Deir Mimas dengan peluru artileri dan di Bukit Armis, sebelah barat kota Shama.
Di Gaza, 17 warga Palestina menjadi gugur dan beberapa lainnya terluka, pada hari Jumat, dalam serangkaian serangan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil dan tenda-tenda yang menampung pengungsi di berbagai wilayah Jalur Gaza.
Pejabat kesehatan memperingatkan semua rumah sakit di Gaza harus menghentikan atau mengurangi layanan “dalam waktu 48 jam” karena kekurangan bahan bakar akibat pemblokiran oleh pasukan pendudukan.
Genosida Israel di Gaza sejauh ini telah menggugurkan sedikitnya 44.056 warga Palestina dan melukai 104.286 orang sejak 7 Oktober 2023.
Di Lebanon, sedikitnya 3.645 orang gugur dan 15.355 orang terluka dalam serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai. (presstv/raialyoum/aljazeera)