Rangkuman Berita Utama Timteng  Sabtu 22 Juni 2024

Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya memiliki perahu serang nirawak baru bernama  Toofan 1,  dan menyiarkan rekaman video pengujiannya terhadap sasaran maritim.

Pasukan pejuang Hizbullah Lebanon melepaskan satu skuadron drone kamikaze ke situs maritim Israel bersamaan dengan eskalasi operasi militer anti-Israel.

Media Israel melaporkan pernyataan para pejabat Israel mengenai perkembangan pertempuran di front utara, dan mempertanyakan kemampuan Israel  menghadapi kekuatan dan rudal Hizbullah, sementara seorang mantan pejabat AS mengaku cemas menyaksikan pesatnya perkembangan kekuatan militer Hizbullah.

Berita selengkapnya:

Pasukan Yaman Pamerkan Perahu Nirawak Canggih dan Ganas

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya memiliki perahu serang nirawak baru bernama  Toofan 1,  dan menyiarkan rekaman video pengujiannya terhadap sasaran maritim.

Hal tersebut diungkap dalam klip video yang dirilis oleh militer Yaman tersebut pada hari Jumat (21/6),  dan disiarkan oleh saluran TV satelit Al-Masirah yang berafiliasi dengan Ansarullah.

Menurut video tersebut, perahu Toofan 1 buatan lokal  membawa hulu ledak seberat 150 kilogram, dan berkecepatan tinggi hingga 35 mil laut per jam, selain “berkemampuan manuver dan bermode siluman yang tinggi.”

Perahu cepat ini membidang “serangan terhadap target laut yang tetap dan bergerak di dekatnya.”

Video itu mempelihatkan Toofan 1 bergerak sangat cepat menuju target kapal hingga kemudian menabrak dan menghancurkannya.

Sehari sebelumnya, militer Yaman mengumumkan pihaknya telah menyerang 153 unit kapal AS, Inggris, dan Israel atau kapal yang terkait dengan Israel sejak dimulainya “operasi dukungan untuk Gaza” pada November lalu.

Pada hari Rabu, juru bicara militer, Brigjen Yahya Saree, memublikasi rekaman video detik-detik serangan terhadap kapal Tutor  di Laut Merah dengan dua perahu nirawak hingga kapal kargo Yunani  itu karam.

Pada Selasa malam, Angkatan Laut Inggris mengonfirmasi bahwa kapal  Tutor  telah tenggelam di Laut Merah akibat serangan drone Houthi (Ansarullah) pada 12 Juni.

Sebagai bentuk “solidaritas dengan Gaza” dalam menghadapi perang Israel yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, pasukan Yaman sejak November 2023 memulai serangan rudal dan atau drone terhadap kapal-kapal kargo Israel atau kapal-kapal yang terkait dengan mereka di Laut Merah.

Menanggapi serangan itu, AS dan Inggris  sejak awal tahun ini  mulai melancarkan serangan udara dan  rudal terhadap lokas-lokasi pasukan Yaman, dan sejak itu pula pasukan Yaman mengumumkan pihaknya menjadikan semua kapal AS dan Inggris  sebagai target operasi militer, dan memperluas serangannya ke kapal-kapal yang melewati Laut Arab, Samudera Hindia, atau negara lain mana pun. (saba/pa)

Hizbullah Serangan Pangkalan AL Israel dengan Skuadron Kamikaze

Pasukan pejuang Hizbullah Lebanon melepaskan satu skuadron drone kamikaze ke situs maritim Israel bersamaan dengan eskalasi operasi militer anti-Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (21/6), Hizbullah menegaskan pihaknya telah menyerang situs Ras al-Naqoura  ‘secara akurat’ dan menghantam bangunan yang digunakan oleh perwira dan tentara Israelhingga menimbulkan korban jiwa dan kehancuran pada situs tersebut. ‏

Hizbullah menyebutkan operasi itu dilancarkan demi mendukung pejuang resistensi Palestina yang gigih di Gaza, dan sebagai balasan atas serangan Israel pada hari Kamis di kota Derkiva di Lebanon, yang menggugurkan seorang anggota Hizbullah.

Dalam pernyataan terpisah, Hizbullah mengaku juga telah menembakkan roket ke situs Ruwaisat al-Qarn dan Zibdin di daerah pertanian Shebaa Lebanon yang diduduki dan juga ke situs Ramtha dan Al-Samaqa di perbukitan Kfar Shuba Lebanon yang diduduki.

Hizbullah meluncurkan operasi anti-Israel sejak 8 Oktober, sehari setelah perlawanan Gaza melancarkan operasi Badai Al-Aqsa sebagai reaksi terhadap meningkatnya kekerasan Israel terhadap warga Palestina di bawah kabinet ekstremis Benjamin Netanyahu dan penodaan berulang kali terhadap Masjid Al-Aqsa. .

Hizbullah meningkatkan operasi anti-Israel pekan lalu setelah rezim tersebut membunuh seorang komandan senior gerakan tersebut, Taleb Sami Abdullah.

Kekhawatiran meningkat selama seminggu terakhir mengenai konflik yang lebih luas ketika beberapa pejabat Israel mengancam akan melancarkan perang terhadap Lebanon.

Pada hari Selasa, militer Israel mengatakan bahwa rencana serangan di Lebanon “telah disetujui dan divalidasi.”

Pada hari yang sama, Hizbullah merilis rekaman video  serangan drone di bagian utara wilayah pendudukan Israel, termasuk bagian kota dan pelabuhan Haifa.

Pada hari Rabu, pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menegaskan  “tidak ada tempat” di wilayah pendudukan Israel yang “akan terhindar dari serangan roket kami” dalam perang. Dia juga mengancam akan menyerang Siprus jika negara ini membantu invasi Israel ke Lebanon.

Pada hari Kamis, Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan puluhan roket ke barak Israel di bagian utara wilayah pendudukan Palestina sebagai pembalasan atas serangan udara Israel di Lebanon selatan.

Di Jalur Gaza, Israel kembali menyerang “zona kemanusiaan” hingga menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina dan melukai 50 lainnya.

Laporan media menyebutkan  serangan itu menyasar tenda-tenda di daerah Al-Mawasi, yang telah ditetapkan rezim sebagai “zona aman kemanusiaan.”

Setelah melepaskan bom suara untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar salah satu rumah sakit darurat setempat di al-Mawasi, dekat Rafah, pasukan Israel menembakkan bahan peledak ke daerah tersebut hingga menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina.

Dalam serangan terpisah, sedikitnya 10 warga Palestina gugur dan 17 lainnya luka-luka akibat serangan  Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi al-Shati di Kota Gaza.  (presstv/aljazeera)

Ini Komentar Para Pakar AS dan Israel Soal Kekuatan dan Serangan Hizbullah

Media Israel melaporkan pernyataan para pejabat Israel mengenai perkembangan pertempuran di front utara, dan mempertanyakan kemampuan Israel  menghadapi kekuatan dan rudal Hizbullah, sementara seorang mantan pejabat AS mengaku cemas menyaksikan pesatnya perkembangan kekuatan militer Hizbullah.

Dikutip  Al-Mayadeen, Jumat (21/6), Mantan perwira tinggi pasukan cadangan Israel, Mayjen (Purn.) Itzhak Brik, mengatakan  tidak mungkin memisahkan apa yang terjadi di Gaza dan apa yang terjadi di Lebanon, dan “Hizbullah menembakkan lusinan rudal dan drone ke arah kita setiap hari, dan kita gagal menghentikan serangan itu.”

Brik menambahkan, “Israel tidak mencapai tujuannya di Gaza sekaligus gagal menghentikan rudal Hizbullah, baik melalui pesawat, atau melalui Iron Dome, dan juga tidak siap menghadapi drone.”

Senada dengan ini, Mantan Menteri Pertahanan  Moshe Ya’alon kepada Channel 12   mengatakan,“Israel belum pernah mengalami krisis seperti ini sejak didirikan, dan kenyataannya Israel tidak memiliki pemimpin.”

Dia menyoal anggapan bahwa Israel mencapai kemenangan mutlak. “Apa maksudnya ini? Ini adalah slogan yang bagus untuk populisme, tapi ini bukan sesuatu yang praktis,” ungkapnya.

Ketua Partai Buruh, Yair Golan, berkomentar, “Peluang untuk mencapai gencatan senjata di utara adalah dengan menghentikan pertempuran di selatan, dan di bawah pemerintahan ini dilarang terlibat dalam pertempuran di utara, karena ini ilegal.”

Mantan pemimpin Mossad, Tamir Pardo, kepada Channel 12 Israel mengatakan,“Netanyahu enggan mendengar atau melihat, dia hanya memikirkan dirinya sendiri, dan membawa Israel menuju bencana.”

Sementara itu, Mantan Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengomentari video drone Hoopoe (Hodhod) Hizbullah terkait pengintaian udara di wilayah utara Palestina pendudukan.  

Dalam wawancara dengan CNN dia mengatakan, “Saya sangat prihatin tentang hal ini karena kita menyaksikan peningkatan nyata dari aspek retorika, dan  tindakan Hizbullah  mengirimkan drone ke  Israel  dan sekitar kota merupakan ancaman dan peringatan yang jelas bahwa mereka dapat memantau kita dan –karenanya-  dapat pula menyerang kita.”

Dia menambahkan, “Penting untuk mengingat hal ini, terutama karena kita tahu bahwa Hizbullah telah memproduksi lebih dari 150.000 roket dan peluru, dan dapat menyebabkan kerusakan di hampir seluruh Israel.” (almayaaden/alalam)