Rangkuman Berita Utama Timteng  Sabtu 20 November 2021

Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengecam keputusan Inggris menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris, dan menyebutnya sebagai distorsi fakta.

Sebuah pesawat pribadi yang berangkat dari Riyadh, ibu kota Arab Saudi, telah tiba di Bandara Ben Gurion, Israel. Demikian diungkap oleh koresponden bidang militer saluran Kan yang berbasis di Israel, Itay Blumenthal.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk kejahatan terbaru Rezim Zionis Israel terhadap orang-orang Palestina, termasuk eksekusi terhadap remaja Palestina penduduk  kota Quds (Yerussalem) Umar Abu Ashab.

Untuk pertama kalinya, para pejabat keamanan Amerika Serikat menyatakan bahwa pada bulan lalu Iran telah melancarkan serangan dengan menggunakan pesawat nirawak ke pangkalan militer Al-Tanf yang ditempati oleh pasukan AS di Suriah.

Berita Selengkapnya:

Iran, Hamas dan Ansarullah Yaman Kecam Terorisasi Hamas oleh Inggris

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengecam keputusan Inggris menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris, dan menyebutnya sebagai distorsi fakta.

“Kami mencela keputusan Inggris mengumumkan gerakan perlawanan rakyat Hamas sebagai organisasi teroris, hak Palestina tak dapat dilancangi dengan pengelabuan dan distorsi fakta,” ungkap Abdollahian di Twitter, Jumat (29/11).

Dia menambahkan, “Solusi politik satu-satunya untuk Palestina terletak pada pelaksanaan referendum di antara semua penduduk aslinya.”

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengumumkan pihaknya telah mengambil tindakan untuk pelarangan aktivitas Hamas di Inggris.

Hamas mengecam keputusan itu dan meminta kepada masyarakat internasional berhenti menerapkan “standar ganda” terhadap Hamas.

Dalam sebuah statemennya, Hamas menyatakan, “Sayang sekali, Inggris masih berkelanjutan dalam kesesatan lamanya; alih-alih meminta maaf dan membenahi kesalahan historisnya terhadap hak bangsa Palestina, baik dalam perjanjian cela Balfour maupun mandat Inggris yang telah menyerahkan tanah Palestina kepada gerakan Zionisme, Inggris malah membela agresor dan menumbalkan korban.”

Tokoh Hamas Sami Abu Zuhri di Twitter menyatakan, “Keputusan Inggris ini merupakan pemihakan secara mutlak kepada rezim pendudukan Israel, dan ketundukan kepada dikte dan hasutan Israel.”

Ansarullah (Houthi) di Yaman juga angkat bicara dengan mengutuk terorisasi Hamas oleh Inggris. Anggota Dewan Tinggi Politikk Yaman Mohammad Ali Al-Houthi di Twitter menyatakan,  “Kami mengutuk terorisasi Hamas, meski hal ini tak mengherankan ketika dilakukan Inggris yang notabene pendiri rezim pendudukan (Israel).”

Dia menambahkan, “Tindakan Inggris ini dilakukan bersamaan dengan peringatan Deklarasi Balfour serta merupakan konfirmasi atas berlanjutnya dukungan Inggris kepada rezim penjahat itu.” (alalam/raialyoum/fna)

Media Israel Laporkan Masuknya Pesawat dari Inggris ke Bandara Ben Gurion

Sebuah pesawat pribadi yang berangkat dari Riyadh, ibu kota Arab Saudi, telah tiba di Bandara Ben Gurion, Israel. Demikian diungkap oleh koresponden bidang militer saluran Kan yang berbasis di Israel, Itay Blumenthal.

Blumenthal di halaman Twitter-nya, Jumat (19/11), menyebutkan pesawat itu juga mengadakan transit diplomatik di Amman, ibu kota Yordania.

Dalam postingannya itu dia melampirkan gambar rute penerbangan pesawat pribadi itu disertai komentar: “Tak bisa dijelaskan, ada sesuatu yang terjadi pada penerbangan: Pesawat eksekutif (CS-CHE) tiba malam ini di Bandara Ben Gurion di Arab Saudi dengan pemberhentian “diplomatik” di Amman.”

Beberapa hari sebelumnya, situs Yedioth Ahronoth memuat beberapa informasi tentang kunjungan sekira 20 pemimpin Yahudi dari berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) ke Riyadh dan pertemuan mereka dengan para pejabat Saudi, termasuk sedikitnya enam menteri dan wakil senior keluarga Kerajaan Saudi, belakangan ini.

Situs media Israel itu menyebutkan, “Para pemimpin Yahudi itu berkunjung ke Riyadh atas undangan Saudi dan dengan restu Presiden AS Joe Biden, dan itu terjadi setelah kunjungan pejabat Uni Emirat Arab ke Riyadh untuk penguatan Perjanjian Abraham (perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel – red.).”

Pada April lalu Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan dalam wawancara dengan CNN mengatakan, “Pemulihan posisi Israel di dalam kawasan ini akan menghasil banyak manfaatkan bagi kawasan secara keseluruhan, dan juga akan sangat bermanfaat dari segi ekonomi dan sosial, demikian pula dari aspek keamanan.”

Dia juga menyebut Perjanjian Abraham “bertumpu pada tema kemajuan proses perdamaian antara Israel dan Palestina”.

Saudi secara resmi belum menjalin atau menormalisasi hubungan dengan Israel, namun berbagai laporan menyebutkan keduanya menjalin komunikasi dan hubungan secara diam-diam. Saudi juga tampak sangat berhasrat menormalisasi hubungan, namun juga terlihat masih waswas terhadap reaksi yang akan bermunculan dari dunia Arab dan Israel jika normalisasi itu terjadi. (alalam/twitter)

OKI Kecam Kejahatan Israel terhadap Orang Palestina

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk kejahatan terbaru Rezim Zionis Israel terhadap orang-orang Palestina, termasuk eksekusi terhadap remaja Palestina penduduk  kota Quds (Yerussalem) Umar Abu Ashab.

Dalam statemennya dirilis pada hari Jumat (19/11) OKI juga mengecam apa yang disebutnya “kelalaian medis” dan “perlakuan tak berprikemanusiaan” Israel yang telah menyebabkan gugurnya tahanan Palestina Sami Al-Amour.

OKI menyebut Israel bertanggungjawab penuh atas dampak semua kejahatan itu, dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta semua organisasi internasional terkait agar membentuk tim penyelidik guna mengetahui kondisi yang menyebabkan gugurnya Sami Al-Amour dan remaja Abu Ashab.  

OKI juga menyerukan kepada mereka untuk turun tangan menyelamatkan nasib para tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan, dan menjamin kebebasan dan pengindahan martabat mereka. (/alalam)

Pertama Kali, Pejabat AS Ungkap Ihwal Serangan Iran ke Pangkalan Militer AS di Suriah

Untuk pertama kalinya, para pejabat keamanan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa pada bulan lalu Iran telah melancarkan serangan dengan menggunakan pesawat nirawak ke pangkalan militer Al-Tanf yang ditempati oleh pasukan AS di Suriah.

Para pejabat keamanan itu menjelaskan bahwa Iran menyerang pangkalan Al-Tanf sebagai balasan atas serangan Israel di Suriah.

Media Amerika menyebut serangan Iran itu sebagai eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menjadi sinyalemen bahaya baru, menurut Al Arabiya Net.

Secara bersamaan, Pentagon mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan menyampaikan pidato di Manama, ibu kota Bahrain, mengenai kebijakan keamanan AS di Timur Tengah.

Pentagon menambahkan, “Kebijakan keamanan kami didasarkan pada prinsip-prinsip tekad, komitmen dan kerjasama dengan mitra kami. Kami akan mempertahankan puluhan ribu tentara di pangkalan militer di Timur Tengah.”

Pentagon menyebutkan bahwa komitmen AS dengan para sekutunya melampaui pengerahan pasukan di wilayah tersebut.

“Kami bekerja untuk menjaga pasukan kami di Irak dan Suriah demi membantu memerangi ISIS,” ungkapnya.

Dia mengklaim bahwa kawasan Timur Tengah menghadapi bahaya lintas batas, termasuk drone-drone Iran dan ancaman terhadap pelayaran internasional.

Pentagon menyatakan, “Kami menerapkan prinsip pencegahan terhadap Iran, dan kerugian menunggunya jika mencari perang konvensional dengan kami.” (raialyoum)