Jakarta, ICMES. Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah kembali menyerang kapal sebagai kelanjutan operasi pembalasan terhadap genosida Israel di Jalur Gaza.
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, dan berbagaifaksi pejuang Palestina lainnya memuji serangan pesawat nirawak yang dilancarkan tentara Yaman di Tel Aviv sebagai pembalasan atas perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Israel memperkirakan bahwa drone baru bernama Yafa yang diluncurkan dari Yaman dan meledak di Tel Aviv telah menempuh jarak sekitar 2.000 km, karena mengambil jalur baru untuk menyesatkan sistem pemantauan tentara.
Berita selengkapnya:
Yaman Kembali Serang Kapal Demi Membela Palestina
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah kembali menyerang kapal sebagai kelanjutan operasi pembalasan terhadap genosida Israel di Jalur Gaza.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan serangan terbaru itu dalam orasinya di hadapan lautan massa aksi bela Palestina di Lapangan Al-Sabeen di Sanaa, ibu kota Yaman, Jumat (19/7).
“Angkatan Laut, Rudal, dan UAV Angkatan Bersenjata Yaman, dengan pertolongan Allah SWT, telah melakukan operasi militer gabungan di Teluk Aden, menyerang kapal Lobivia dengan beberapa rudal balistik dan drone, dan alhamdulillah, tepat mengena sasaran,” ujarnya.
Dia menyampaikan alasan bahwa kapal itu diserang karena perusahaan pemiliknya melanggar larangan masuk kapal ke pelabuhan Israel, yang ditetapkan oleh tentara Yaman.
Genosida Israel di Gaza, lanjut Saree, memperkuat tekad rakyat, tentara dan para pemimpin Yaman untuk melakukan operasi lebih banyak demi membela bangsa Palestina.
Dia juga mengimbau negara-negara Arab dan Islam untuk melaksanakan kewajiban agama, kemanusiaan, dan moral mereka berkenaan dengan bangsa Palestina, dan berpartisipasi aktif dalam perang melawan Rezim Zionis Israel.
Saree mengakhiri pidatonya dengan menekankan bahwa aksi Yaman melawan Israel tidak akan berhenti kecuali agresi dihentikan dan blokade terhadap warga Palestina di Gaza dicabut.
Operasi terbaru militer itu terjadi setelah pasukan Yaman melancarkan serangan drone mematikan yang mengguncang Tel Aviv dan menjatuhkan korban tewas dan luka pada dini hari Jumat.
Saree sebelumnya mengumumkan pihaknya telah menembakkan drone baru bernama Yafa , yang mampu menembus sistem intersepsi musuh.
Menurut pihak Israel, serangan itu menewaskan satu orang dan melukai sepuluh lainnya,
Mohammad Al-Bukhaiti, anggota biro politik gerakan Ansarullah, mengatakan kepada saluran Al-Araby bahwa serangan itu adalah pesan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa kelanjutan agresi di Gaza dan pelaparan penduduknya tidak akan menguntungkan entitas Israel.
Dia mengatakan pesan dari operasi ini ialah bahwa berlanjutnya pembantaian dan genosida di Gaza justru akan menyebabkan kehancuran entitas Zionis Israel
Yaman telah melakukan operasi anti-Israel sejak Oktober, dalam upaya menghentikan pembantaian warga Gaza yang terus dilakukan oleh pasukan Zionis. (presstv/raialyoum)
Faksi-Faksi Pejuang Palestina Apresiasi Serangan Drone “Yafa” Yaman
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, dan berbagaifaksi pejuang Palestina lainnya memuji serangan pesawat nirawak (drone/UAV) yang dilancarkan tentara Yaman di Tel Aviv sebagai pembalasan atas perang genosida Israel di Jalur Gaza.
Hamas pada hari Jumat (19/7) menyatakan, “Kami sangat menghargai dan memuji operasi militer kualitatif yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman dan saudara-saudara Ansarullah, yang menyasar jantung kota Tel Aviv, pusat entitas dan simbol kebanggaannya.”
Hamas menambahkan, “Kami sangat menghargai pendirian Sayid Abdul Malik al-Houthi (pemimpin Ansarullah) dan rakyat Yaman yang mendukung rakyat Palestina dengan semua sumber daya dan kemampuan yang tersedia.”
Hamas juga memuji operasi anti-Israel yang dilakukan oleh Hizbullah Lebanon dan Resistensi Islam Irak (IRI), dan menekankan bahwa hal tersebut merupakan “hak sah perlawanan bangsa dan rakyat kami, untuk menghadapi ekspansi fasis Zionis dan arogansinya di kawasan.”
“Kami memuji pendirian saudara-saudara di Ansarullah di Yaman, Hizbullah dan kelompok Islam di Lebanon, serta Perlawanan Islam di Irak, dan kami menghargai pengorbanan mereka,” ungkap Hamas.
Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) juga memuji tentara Yaman yang disebutnya “heroik” karena melakukan operasi “berani” terhadap Tel Aviv.
PIJ menilai operasi tersebut merupakan “respon alami” terhadap kejahatan perang yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza.
“Saudara-saudara kami di Yaman, serta saudara-saudara kami di garis depan pendukung di Lebanon dan Irak, telah membuktikan bahwa perjuangan Palestina dan Masjid Al-Aqsa yang diberkahi adalah perjuangan utama negara-negara Arab dan Islam dan bahwa perlawanan adalah satu-satunya hal yang perlu dilakukan sebagai cara menghadapi arogansi Zionis dan Barat terhadap bangsa kita,” ungkap PIJ.
Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) juga mengapresiasi serangan Yaman, dan menyebutnya sebagai “pergeseran kualitatif dalam respons front perlawanan dan menunjukkan kemampuan mereka” menyerang wilayah jauh di dalam wilayah pendudukan.
“Front pendukung di Yaman, Lebanon, dan Irak telah memenuhi janji mereka dan memperluas balasan mereka terhadap meningkatnya pembantaian Zionis di Jalur Gaza. Mereka siap melanjutkan operasi langka ini jika agresi terus berlanjut,” ungkap PFLP.
Faksi ini juga mengatakan bahwa operasi tersebut “mengirimkan pesan yang jelas kepada para pemimpin pengecut rezim pendudukan bahwa seluruh entitas Zionis berada dalam jangkauan serangan kubu resistensi dan front pendukung, dan bahwa tidak ada tempat yang aman bagi Zionis di mana pun”, dan bahwa Poros Resistensi juga membuktikan kegagalan AS dan sekutunya dalam melindungi rezim pendudukan.
Seperti diketahui, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan pihaknya telah melancarkan operasi serangan drone terhadap Tel Aviv pada dini hari Jumat.
Saree menyatakan demikian ketika sebuah pesawat nirawak menghantam sebuah area dekat fasilitas konsulat AS di Tel Aviv pada dini hari Jumat, menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya ketika pertahanan udara Israel gagal mencegat serangan itu. (raialyoum)
Israel Perkirakan Drone Yafa Tempuh Jarak lebih dari 2000 km, dan Bersumpah akan Membalas
Israel memperkirakan bahwa drone baru bernama Yafa yang diluncurkan dari Yaman dan meledak di Tel Aviv pada dini hari Jumat (19/7) telah menempuh jarak sekitar 2.000 km, karena mengambil jalur baru untuk menyesatkan sistem pemantauan tentara.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan perkiraan Israel menunjukkan bahwa drone yang diluncurkan dari Yaman menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer, dan terkadang mengambil jalur baru dibandingkan sebelumnya, untuk menyesatkan sistem deteksi dan pemantauan tentara Israel.
Menurut perkiraan Israel, hulu ledak drone, yang berbobot beberapa kilogram, dirancang untuk mengakomodasi penerbangan jarak jauh.
Surat kabar swasta itu menambahkan bahwa tentara Israel terus menyelidiki seluruh jalur penerbangan, tetapi menurut perkiraan awal, drone Yafa melewati Sinai dan melintasi Laut Mediterania di lepas pantai selatan Israel.
Kemudian terbang di ketinggian rendah, dan sesampainya di tepi Tel Aviv, turun hingga ketinggian beberapa puluh meter di atas permukaan air agar tak terdeteksi.
Radio militer Israel melaporkan di platform X bahwa berat pesawat diperkirakan sekitar 10 kilogram, dan menempuh perjalanan sekitar 10 jam selama penerbangan dari Yaman ke Tel Aviv.
Pada dini hari Jumat, Otoritas Penyiaran Israel mengatakan, “Satu orang Israel tewas dan 10 lainnya terluka ketika sebuah pesawat tak berawak jatuh di pusat Tel Aviv, ratusan meter dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.”
Militer Yaman kubu Ansarullah mengaku bertanggung jawab atas serangan di Israel, dan menyebutnya sebagai “yang pertama dari jenisnya.”
Setelah serangan hari ini, seorang pejabat senior Israel kepada situs berita Israel Ynet mengatakan, “Israel akan menanggapi serangan yang dilakukan oleh Houthi dengan pesawat tak nirawak.”
Pejabat tersebut, yang namanya tidak diungkapkan oleh situs tersebut, melanjutkan: “Opsi untuk menyerang wilayah Yaman ada di atas meja.”
Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant berjanji untuk membuat Yaman “menanggung akibat“.
Gallant mengatakan bahwa dia memerintahkan “penguatan sistem pertahanan udara” pada pertemuan para komandan militer, dan menambahkan melalui akunnya di platform X bahwa “sistem keamanan akan membuat siapa pun yang mencoba merugikan Negara Israel, atau mengirimkan terorisme untuk melawannya, membayar harganya dengan cara yang tegas dan tiba-tiba.” (raialyoum)