Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 2 Mei 2020

jerman anti-hizbullahJakarta, ICMES. Hamas dan Jihad Islam mengecam keputusan Jerman memasukkan Hizbullah Libanon dalam daftar hitam kelompok teroris. Dua kelompok pejuang terkemuka Palestina itu  menyebut keputusan itu sebagai tindakan Berlin menuruti tekanan Amerika Serikat (AS) dan kaum Zionis.

Iran mengecam keras keptusan Jerman memasukkan Hizbullah Libanon daam daftar hitam “organisasi teroris”, dan memperingatkan Berlin atas dampak keputusan itu bagi perang melawan terorisme di kawasan Timur Tengah.

Arab Saudi , Jumat (1/5/2020), mencatat adanya penambahan jumlah kasus baru infeksi virus corona (Covid-19) sebanyak 1344, dan jumlah kesembuhan sebanyak 392 pasien dalam 24 jam terakhir.

Kementerian Kesehatan Mesir mengumumkan keberhasilan percobaan injeksi pertama pasien Covid-19 dengan plasma darah salah satu pasien yang sembuh dari penyakit ini, dan mencatat bahwa hasilnya positif setelah 48 jam.

Berita selengkapnya:

Hamas dan Jihad Islam Palestina Kutuk Perlakuan Jerman terhadap Hizbullah

Hamas dan Jihad Islam mengecam keputusan Jerman memasukkan Hizbullah Libanon dalam daftar hitam kelompok teroris. Dua kelompok pejuang terkemuka Palestina itu  menyebut keputusan itu sebagai tindakan Berlin menuruti tekanan Amerika Serikat (AS) dan kaum Zionis.

Juru bicara Hamas Hazem Qasim menyatakan bahwa dengan keputusan itu Jerman telah secara terbuka memperlihatkan keberpihakannya kepada ambisi pendudukan yang digalang oleh Rezim Zionis terhadap bangsa-bangsa Arab melalui agresi dan teror.

“Kesejalanan dengan visi pendudukan Zionis ini memotivasinya untuk melanjutkan agresi dan pembangkangannya terhadap setiap resolusi dan undang-undang internasional serta konvensi kemanusiaan,” ujar Qasim, Jumat (1/5/2020).

“Rezim pendudukan dan para pemimpinnya itulah yang semestinya dikategorikan sebagai teroris dan diperkarakan di forum-forum internasional atas kejahatan dan aksi pembantaian yang mereka lakukan selama lebih dari 70 tahun,” imbuhnya.

Senada dengan ini, Jihad Islam Palestina menyatakan, “Kami menanganggap keputusan (Jerman) itu sebagai respon atas tekanan kaum Zionis dan AS, serta mencerminkan keberpihakan kepada rezim pendudukan Israel yang terus memraktikkan agresi dan teror serta menjadi ancaman bagi keamanan dan stabilitas kawasan.”

Kelompok pejuang ini juga menegaskan, “Hizbullah merupakan salah satu pilar utama resistensi yang sah melawan upaya-upaya agresif entitas Zionis yang berulang-ulang terhadap tanah-tanah Libanon, dan pada gilirannya keputusan itu membuat pendirian Jerman semakin berpihak kepada rezim pendudukan. Pendirian ini ditolak oleh bangsa-bangsa Arab dan Islam serta seluruh kaum merdeka dunia.”

Gerakan Jihad Islam Palesina menegaskan keberpihakan dan solidaritasnya kepada Hizbullah serta menyokong keteguhannya dalam menempuh metode resistensinya terhadap Israel.

Seperti pernah diberitakan, Kementerian Dalam Negeri Jerman, Kamis (30/4/2020), mengumukan Hizbullah sebagai organisasi terlarang di negara ini, dan menyebutnya sebagai organisasi “teroris”.

Dalam rangka ini , polisi Jerman pada dini hari itu melakukan penggerebekan untuk menangkapi tersangka anggota kelompok pejuang yang bermarkas di Libanon tersebut.  (alalam)

Iran Kecam Keras Keputusan Jerman Daftar Hitamkan Hizbullah

Iran mengecam keras keptusan Jerman memasukkan Hizbullah Libanon daam daftar hitam “organisasi teroris”, dan memperingatkan Berlin atas dampak keputusan itu bagi perang melawan terorisme di kawasan Timur Tengah.

“Tampaknya negara-negara tertentu Eropa mengambil sikap tanpa mempertimbangkan realitas di Asia Barat (Timur Tengah – red.), ” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi, seperti dikutip FNA, Jumat (1/5/2020).

Mousavi menyebut langkah pemerintah Jerman itu hanya akan melayani “tujuan mesin propaganda rezim Zionis dan tujuan rezim AS yang dibuat-buat.”

Dia menambahkan bahwa keputusan Berlin itu “menghina” pemerintah dan bangsa Lebanon, karena Hizbullah adalah “bagian yang sah dan resmi dari pemerintah dan parlemen negara ini”.

Mousavi menilai tindakan Jerman itu “sangat tidak bijaksana”, dan mengingatkan bahwa Hizbullah telah berperan kunci dalam penumpasan kelompok teroris ISIS di Timur Tengah.

Seperti diketahui,  pemerintah Jerman Kamis lalu melarang semua kegiatan Hizbullah di negara ini dan memerintahkan serangan ke tempat-tempat yang dianggap terkait dengan Hizbullah.

Kementerian Dalam Negeri Jerman yang telah mengeluarkan larangan itu menyatakan bahwa empat masjid dan kantor asosiasi budaya telah digerebek,  demikian pula rumah-rumah pribadi para anggota dewan, bendahara, dan penasihat pajak Hizbullah.

Hizbullah juga telah dianggap sebagai organisasi “teroris” oleh AS, Inggris, Kanada, dan Israel serta Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dan Liga Arab.

Hizbullah menjadi sasaran kebencian banyak pihak hanya lantaran kelompok pejuang Libanon yang dipimpin Sayid Hassan Nasrallah dan didukung Iran itu gencar menggalang perlawanan terhadap terorisme AS dan Israel di Timur Tengah.

Hizbullah pernah terlibat perang melawan Israel pada 2006, berhasil mengusir pasukan Zionis dari Libanon selatan, dan berhasil meruntuhkan mitos kedigdayaan Israel.

Hizbullah juga terlibat dalam Perang Suriah yang berkecamuk sejak tahun 2011 sampai sekarang. Dalam perang ini Hizbullah mengerahkan para pejuangnya untuk menyokong pemerintah Suriah melawan pemberontakan dan terorisme yang digalang oleh AS, Israel dan para sekutu AS lainnya. (fna/aljazeera)

Saudi Catat 1344 Kasus Infeksi Baru Covid-19

Arab Saudi , Jumat (1/5/2020), mencatat adanya penambahan jumlah kasus baru infeksi virus corona (Covid-19) sebanyak 1344, dan jumlah kesembuhan sebanyak 392 pasien dalam 24 jam terakhir.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad al-Abd al-Aali, dalam konferensi pers mengatakan bahwa 1.344 infeksi baru telah terdeteksi selama 24 jam terakhir, sehingga jumlah total orang yang terinfeksi menjadi 24.097,  dengan rincian 17% di antaranya adalah warga negara Saudi sendiri, sedangkan 83% sisanya adalah warga pendatang.

Dia menyebutkan bahwa angka ini menunjukkan adanya sedikit penurunan dalam penambahan jumlah harian infeksi Covid-19 di Arab Saudi, setelah indeks dalam statistik pada Selasa lalu mencapai 1.266, Rabu 1325, dan Kamis 1351, yang tercatat sebagai rekor sejauh ini.

Al-Abd Al-Aali mengatakan bahwa jumlah pasien kritis sekarang 117, dan mereka mendapat perawatan di fasilitas perawatan intensif rumah sakit.

Dia melaporkan 7 kematian baru akibat pandemi ini, sehingga jumlah korban meninggal di negara kerajaan in bertambah menjadi 169 orang.

Al-Abd Al-Ali juga mengumumkan terpantaunya 392 kasus baru kesembuhan, sehingga jumlah pasien yang sembuh menjadi 3.555 orang. (rt)

Pandemi Covid-19, Mesir Umumkan Keberhasilan Kasus Pertama Injeksi Plasma Darah

Kementerian Kesehatan Mesir mengumumkan keberhasilan percobaan injeksi pertama pasien Covid-19 dengan plasma darah salah satu pasien yang sembuh dari penyakit ini, dan mencatat bahwa hasilnya positif setelah 48 jam.

Kementerian ini menjelaskan bahwa plasma darah telah diekstraksi dari 6 pasien sembuh, dan hasilnya membuktikan efektivitas 3 di antaranya, dan setelah efektivitas plasma itu terkonfirmasi maka lankah ini akan dikembangkan sebagai terapi pasein Covid-19.

“Ketika itulah kami akan mengundang semua pasien yang sembuh untuk mendonorkan plasma darahnya guna membantu pasien yang kondisinya kritis,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Mesir, Hala Zayed, telah mengumumkan dimulainya percobaan penyuntikan pasien Covid-19 dengan plasma darah pasien yang baru sembuh untuk mengobati pasein-pasien kritis. (rt)