Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 19 November 2022

Jakarta, ICMES. Komandan unit intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di kota Sahneh, provinsi Kermanshah, Iran barat, Kolonel Nader Beyrami,  terbunuh dalam bentrokan dengan para perusuh.

Majelis Ulama Muslimin Lebanon mengirimkan pesan telegram belasungkawa kepada para pemimpin Iran atas tragedi teror yang menjatuhkan sejumlah korban tewas dan luka di kota Izeh, Provinsi Khuzestan.

Mufti Agung Republik Irak Syeikh Mahdi bin Ahmed Al-Sumaidaie menerima kunjungan Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Esmail Qaani.

Berita Selengkapnya:

Perwira Intelijen IRGC Dibunuh Perusuh, Pelaku Tertangkap

Komandan unit intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di kota Sahneh, provinsi Kermanshah, Iran barat, Kolonel Nader Beyrami,  terbunuh dalam bentrokan dengan para perusuh, Jumat (18/11).

Beyrami diserang oleh “beberapa elemen oportunis dan perusuh” yang berusaha menebar gangguan keamanan. Dia dibunuh dengan senjata tajam ketika bergegas membantu orang-orang yang bentrok dengan para perusuh di mana sejumlah orang juga terluka.

Gubernur Sahneh Jahanbakhsh Zanganeh Tabar mengatakan para pelaku telah ditangkap dan diserahkan kepada otoritas pengadilan.

Sementara itu, terkait peristiwa teror yang menewaskan sejumlah orang di kota Izeh pada Rabu lalu, Gubernur Provinsi Khuzestan Sadeq Khalilian mengumumkan tertangkapnya sejumlah orang yang diduga terlibat.

“Kami telah mendapatkan petunjuk yang baik mengenai orang-orang yang terlibat dalam peristiwa teror ini,” ungkapnya dalam siaran pers, Jumat.

Dia menambahkan, “Tujuh orang warga kami di Izeh telah gugur di  tangan para penjahat, dan bangsa Iran yang mulia hendaklah mengetahui bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa ini akan ditindak tegas.”

Dia menjelaskan, “Sejumlah pelaku yang turut serta membunuh para syuhada dalam peristiwa teror di Izeh telah ditangkap saat berusaha melarikan diri, dan kini dalam penyelidikan. Semua jaringan yang merencanakan insiden teror ini akan diungkap, ditangkap dan dihukum.”

Di hari yang sama, penduduk kota Izeh bersama sejumlah pejabat tinggi negara dan militer menggelar prosesi pemakaman para korban serangan teror.

Wakil Presiden Urusan Ekonomi Mohsen Rezaei mengatakan, “Tiga anggota kelompok teroris yang melakukan serangan di Izeh ditangkap saat mencoba meninggalkan negara ini melalui pintu penyeberangan Maku di perbatasan Turki dan dibawa ke Ahwaz di barat daya Iran.”

Dia memastikan bahwa semua pelaku kejahatan ini akan dihukum.

Rezaei memastikan Iran tidak dapat dijadikan seperti Suriah atau Lebanon melalui aksi kekerasan seperti yang terjadi di Shah Cheragh, Isfahan, dan Izeh.

Menurutnya, musuh Iran ingin memutuskan hubungan antara rakyat, agama, pemimpin dan pemerintah negara republik Islam ini.

“Keterhubungan revolusi (Islam) dengan rakyat  bisa lebih berbahaya daripada puluhan  bom atom dan hidrogen, karena itu mereka berusaha menebar kekacauan dan mendukung para perusuh,” tegasnya.

Tujuh orang, termasuk seorang anak dan seorang wanita, tewas dan 10 lainnya terluka setelah dua pria bersenjata melepaskan tembakan di kota Izeh, Rabu.

Pejabat keamanan di provinsi Khuzestan mengatakan bahwa dua pria bersenjata dengan sepeda motor menembaki warga  dan petugas penegak hukum di pusat kota dengan menggunakan senapan.

Serangan teror itu terjadi selang tiga minggu setelah serangan serupa di makam suci  Shah Cheragh di kota Shiraz, provinsi Fars, yang menewaskan 15 peziarah, termasuk seorang wanita dan dua anak, serta melukai 19 lainnya.

Kelompok teroris ISIS dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya segera mengaku bertanggung jawab atas serangan teror di tempat ziarah tersebut.

Para pejabat Iran telah bersumpah bahwa Teheran akan memberikan tanggapan yang membinasakan terhadap dalang pertumpahan darah. (alalam/presstv)

Majelis Ulama Lebanon Ucapkan Belasungkawa atas Tragedi Teror di Iran

Majelis Ulama Muslimin Lebanon mengirimkan pesan telegram belasungkawa kepada para pemimpin Iran atas tragedi teror yang menjatuhkan sejumlah korban tewas dan luka di kota Izeh, Provinsi Khuzestan.

Dalam pesan yang ditujukan kepada Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Majelis Ulama Muslimin Lebanon yang terdiri atas para ulama Sunni dan Syiah itu menyatakan: “Konspirasi terhadap Republik Islam Iran tak pernah berhenti sejak revolusi hingga hari ini. Pembantaian yang terjadi kemarin di kota Izeh di Provinsi Khuzestan adalah salah satu episode rangkaian serangan terhadap revolusi yang diberkahi ini, karena nilai-nilai peradaban yang diwakilinya menjadi ancaman terhadap singgasana kaum arogan dan taghut, terutama Setan Besar Amerika Serikat.”

Lembaga itu menegaskan, “Kami di Majelis Ulama Muslimin, Ahlussunnah Waljamaah dan Syi’ah Imamiyah, mengecam dan mengutuk pembantaian pengecut ini, dan menegaskan bahwa hal itu justru menunjukkan kebangkrutan kekuatan konspirasi dan agresi terhadap Republik Islam di Iran.”

Majelis Ulama Muslimin Lebanon memastikan bahwa konspirasi itu  “tidak akan menghalangi langkah para pejabat negara yang diberkahi ini di bawah pimpinan Yang Mulia (Ayatullah Khamenei) untuk terus maju dan teguh dalam mengambil sikap terhadap isu-isu kaum tertindas di dunia, terutama Palestina, dan memberikan dukungan penuh kepada Poros Resistensi sampai tegaknya kemenangan kebenaran atas kebatilan.” (alalam)

Komandan Pasukan Quds IRGC Temui Mufti Agung Irak di Baghdad

Mufti Agung Republik Irak Syeikh Mahdi bin Ahmed Al-Sumaidaie menerima kunjungan Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigjen Esmail Qaani, Jumat (18/11).

Dalam sebuah foto yang dimuat oleh sejumlah situs berita Iran dan Irak terlihat Qaani mengenakan jas duduk di kursi dan beramah tamah dengan Syeikh Al-Sumaidaie dalam sebuah pertemuan yang juga dihadiri oleh Dubes Iran untuk Irak Kazem Al-Sadegh.

Dilaporkan bahwa pertemuan itu berlangsung di kantor Lembaga Fatwa (Darul Ifta’) di pusat Baghdad, ibu kota Irak, namun tidak disebutkan pertemuan itu maupun kunjungan Qaani ke Irak dalam rangka apa.

Brigjen Esmail Qaani adalah penerus jenderal legendaris Iran Qasem Soleimani yang gugur akibat serangan drone pasukan Amerika Serikat di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.

Pasukan Quds (Quds Force) adalah salah satu dari lima cabang IRGC yang berspesialisasi dalam perang inkonvensional dan operasi intelijen militer. Pasukan ini, di bawah komando Jenderal Soleimani, andil besar dalam penumpasan kelompok-kelompok teroris takfiri, termasuk ISIS, yang sejatinya dibuat dan dipelihara oleh AS dan sekutunya untuk membuat kekacauan dan menebar tragedi mengerikan di Timteng.

Pasukan Quds ditakuti oleh AS dan Israel karena mendukung kelompok-kelompok pejuang resistensi di banyak negara, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas dan  Jihad Islam di Palestina, Ansarullah di Yaman, Al-Hashd Al-Shaabi  di Irak, serta kelompok-kelompok pejuang di Suriah dan Afghanistan.  (alalam)