Jakarta, ICMES. Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran, Mayjen Hossein Salami, mengatakan bahwa semua musuh Iran di dunia bersekongkol menghasut rakyat Iran.

Sehari setelah kerusuhan di selatan kota Maan, Yordania, yang menewaskan seorang petugas polisi, warga negara ini melakukan aksi duduk pada hari Jumat (16/12), danpara aktivis menyerukan aksi protes lebih besar terhadap kenaikan harga bahan bakar.
Perdana Menteri Israel yang ditunjuk, Benjamin Netanyahu, mengharapkan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, dan menyebut langkah demikian dapat mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Tujuh orang Yaman terbunuh dan beberapa lainnya terluka akibat serangan milisi bayaran koalisi agresor pimpinan Arab Saudi terhadap tempat pertemuan para korban itu di daerah Ghwerban di Wadi Ubaidah, sebelah timur Marib.
Berita Selengkapnya:
Jenderal Salami: Semua Musuh Berlomba Menghasut Rakyat Iran
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, mengatakan bahwa semua musuh Iran di dunia bersekongkol menghasut rakyat Iran.
Dalam konferensi mengenai kekuatan Wilayatul Fakih yang berlangsung di komplek Masjid Jamkaran di kota Qom, Jumat (16/12), Salami menyebutkan bahwa Rezim Zionis Israel, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Arab Saudi adalah negara-negara yang terdepan dalam persekonglan itu.
“Musuh percaya kebohongan yang mereka katakan, dan mereka sendiri adalah korban pertama kebohongan mereka. Tentu saja, kita harus tahu bahwa kekuatan musuh lebih lemah dari yang terlihat,†ujarnya
Panglima IRGC memastikan pengsekongkolan musuh tak akan dapat mengalahkan Iran yang kini sudah sangat tangguh.
“Sebesar apapun musuh berusaha menghancurkan kami, kami justru semakin kuat dalam konfrontasi. kekuatan militer Iran saat ini adalah bagian dari keahlian dan kemampuan kami,†tegasnya.
Mengenai gencarnya embargo terhadap Iran, dia mengatakan, “Kami sekarang telah membuat sendiri fasilitas dan peralatan militer. Seandainya kami tak dikenai sanksi, kami tidak akan mencapai semua prestasi ini dan tidak akan menjadi lebih kuat.†(tasnim)
Tewaskan Satu Polisi, Aksi Protes di Yordania Berlanjut
Sehari setelah kerusuhan di selatan kota Maan, Yordania, yang menewaskan seorang petugas polisi, warga negara ini melakukan aksi duduk pada hari Jumat (16/12), danpara aktivis menyerukan aksi protes lebih besar terhadap kenaikan harga bahan bakar (BBM).
Pihak berwenang mengatakan polisi itu tewas pada Kamis malam oleh tembakan orang tak dikenal ketika petugas bersenjata memasuki lingkungan Maan untuk mengatasi kerusuhan di mana massa menyerang properti pemerintah di kota itu.
Kepala Direktorat Keamanan Publik (PSD), Mayjen Obaidallah Maaytah, mengatakan sejauh ini sebanyak 49 personel keamanan menderita luka-luka dalam konfrontasi dengan pengunjuk rasa.
Meskipun jalanan sudah tenang pada hari Jumat, namun unjuk rasa sporadis berlanjut dengan aksi duduk di depan masjid utama Maan dan sebuah masjid di ibu kota Amman usai shalat Jumat, sementara para aktivis menyerukan lebih banyak demonstrasi.
Beberapa jalan raya yang menghubungkan Amman, ibu kota Yordania, ke wilayah lain termasuk Irbid dan Karak telah ditutup.
Ketegangan meningkat di Maan dan beberapa kota di bagian selatan Yordania, khususnya, setelah aksi mogok sporadis oleh pengemudi truk yang memprotes tingginya harga bahan bakar dan menuntut pemangkasan harga solar.
Kenaikan harga BBM telah menekan pendapatan warga serta memukul kelompok berpenghasilan rendah secara tidak proporsional.
Raja Yordania Abdullah II mengecam kekerasan tersebut sembari menegaskan, “Kami tidak akan mentolerir kekerasan terhadap personel keamanan kami, yang bekerja siang dan malam untuk melindungi Yordania dan warga Yordania.â€
Menteri dalam negeri Mazen Farrayeh dalam konferensi pers memperingatkan bahwa pemerintah akan menerapkan langkah-langkah keras dan mengerahkan lebih banyak polisi anti huru hara terhadap para demonstran yang melakukan protes disertai kekerasan. (aljazeera)
Pasukan Zionis Terus Bunuhi Orang Palestina, Netanyahu Inginkan Normalisasi Israel dengan Saudi
Perdana Menteri Israel yang ditunjuk, Benjamin Netanyahu, mengharapkan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, dan menyebut langkah demikian dapat mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Berbicara kepada penyiar Saudi Al Arabiya, Kamis (15/12), Netanyahu mengklaim “Inisiatif perdamaian†baru diperlukan untuk mengubah kawasan menjadi lebih baik.
“Saya pikir kita dapat memiliki prakarsa perdamaian baru yang akan membentuk lompatan kuantum untuk pencapaian penyelesaian konflik Arab-Israel dan akhirnya, konflik Palestina-Israel,†katanya.
Dia menambahkan, “Tentu saja, saya mengacu pada apa yang bisa menjadi perdamaian bersejarah yang benar-benar luar biasa dengan Arab Saudi.â€
Dia mengklaim bahwa kesepakatan normalisasi seperti yang ditandatangani Israel bersama negara-negara Arab lainnya akan “mengubah kawasan kita dengan cara yang tak terbayangkan.â€
Uni Emirat Arab dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi yang ditengahi AS dengan Israel di Washington pada September 2020. Sudan dan Maroko mengikuti langkah itu pada akhir tahun yang sama. Bangsa Palestina mengutuk kesepakatan itu sebagai “tikaman dari belakang” yang berarti pengkhianatan.
Arab Saudi mengaku hanya akan menormalisasi hubungannya dengan Israel jika sudah terbentuk negara Palestina merdeka dalam perbatasan tahun 1967. Meski demikian, sudah menjadi rahasia umum bahwa Saudi dan Israel diam-diam menjalin persahabatan erat.
Pada tahun 2020, Netanyahu dilaporkan melakukan kunjungan rahasia ke Riyadh dan mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Pada tahun yang sama, kedua belah pihak membuka “zona udara” mereka untuk penerbangan. Penerbangan Israel pertama ke ibu kota Saudi terjadi pada Oktober 2021.
Netanyahu mengkampanyekan normalisasi hubungan antara keduanya meski pasukan Zionis meningkatkan serangannya terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan sehingga PBB bahkan menyebut tahun ini sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat.
Sepanjang tahun 2022, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 210 warga Palestina, termasuk 50-an anak di bawah umur, di Tepi Barat dan al-Quds Timur serta Jalur Gaza. (presstv)
Tujuh Orang Yaman Gugur Diserang Sekutu Saudi di Ma’rib
Tujuh orang Yaman terbunuh dan beberapa lainnya terluka akibat serangan milisi bayaran koalisi agresor pimpinan Arab Saudi terhadap tempat pertemuan para korban itu di daerah Ghwerban di Wadi Ubaidah, sebelah timur Marib.
Serangan itu dilakukan pada hari Jumat (16/12) di tengah represi milisi itu terhadap suku-suku di kawasan tersebut.
Sumber lokal di Marib menyatakan bahwa apa yang disebut “milisi reformasi” yang setia pada kubu agresor pimpinan Saudi telah mengebom tempat pertemuan keluarga besar Haridan, cabang suku Ubaida di daerah Ghwerban.
“Tujuh orang Yaman gugur dan beberapa lainnya terluka dengan kondisi sebagian di antaranya parah akibat serangan ini,†ungkap sumber itu.
Sumber itu menambahkan bahwa “milisi bayaran agresor melancarkan serangan artileri secara intensif ke desa-desa serta menggunakan tank dan senjata berat hingga menyebabkan kebakaran di salah satu tangki bahan bakar.”
Bentrokan meletus setelah pasukan bayaran menghentikan jatah diesel untuk keluarga Haridan yag dipakai untuk pengairan pertanian mereka. (alalam)