Jakarta, ICMES: Iran dan Amerika Serikat (AS) terlibat aksi saling tuding terkait dengan serangan yang menimpa dua kapal tanker di Teluk Oman dekat Selat Hormuz sehingga kembali meningkatkan ketegangan di Timur Tengah serta menaikkan harga minyak.
Iran, Cina, dan Rusia kini lebih merapat satu sama lain daripada sebelumnya dalam menghadapi arogansi Amerika Serikat (AS), demikian dinyatakan oleh penasihat Presiden Iran Hosamuddin Ashna.
Menteri Keamanan Iran Mahmoud Alavi mengadakan pertemuan dengan para pemimpin faksi-faksi Palestina di Kedutaan Besar Iran untuk Suriah di Damaskus.
Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad bin Jassim al-Thani menyampaikan imbauan dan saran kepada rezim Riyadh menyusul dampak serangan pasukan Yaman ke Bandara Abha di bagian selatan Saudi.
Berita selengkapnya:
Iran dan AS Saling Tuding Terkait Serangan di Perairan Teluk
Iran dan Amerika Serikat (AS) terlibat aksi saling tuding terkait dengan serangan yang menimpa dua kapal tanker di Teluk Oman dekat Selat Hormuz sehingga kembali meningkatkan ketegangan di Timur Tengah serta menaikkan harga minyak.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kepada wartawan di Washington mengatakan bahwa Teheran berada di balik serangan itu serta menyebutnya “ancaman jelas bagi keamanan dan perdamaian internasional” dan “eskalasi yang tak dapat diterima dari pihak Iran.”
Pompeo mengatakan bahwa tuduhannya itu didasarkan pada informasi yang dikumpulkan oleh dinas intelijen dan “senjata yang digunakan” dalam serangan itu.
Di pihak lain, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif melalui halaman Twitter-nya menyatakan, “AS segera mengambil kesempatan untuk meluncurkan tuduhan terhadap Iran (tanpa) materi atau bukti langsung, yang dengan jelas mengungkapkan bahwa mereka (Washington dan sekutu Arabnya) telah pindah ke Rencana B: sabotase diplomatik … dan penyamaran terorisme ekonomi terhadap Iran.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan resmi menyebutkan bahwa Iran justru telah “membantu” kedua kapal itu dan “menyelamatkan” kru mereka.
Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh AS sebagai “ancaman serius bagi stabilitas regional dan internasional”.
“Dalam dua tahun terakhir, pemerintah AS telah membuktikan pendekatan agresif dan menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas di kawasan dan dunia dengan melanggar semua norma internasional,” katanya pada pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai di Bishkek, Kirgizstan. (raialyoum)
Iran, Rusia, dan Cina Saling Merapat untuk Hadapi Arogansi AS
Iran, Cina, dan Rusia kini lebih merapat satu sama lain daripada sebelumnya dalam menghadapi arogansi Amerika Serikat (AS), demikian dinyatakan oleh penasihat Presiden Iran Hosamuddin Ashna.
“Tekanan maksimum AS terhadap Iran telah mengubah analisis strategis Cina dan Rusia mengenai masa yang segera datang,” tulis Ashna, Jumat (14/6/2019), di halaman Twitter-nya setelah Presiden Iran Rouhani mengadakan pertemuan dengan sejawatnya dari Cina di sela-sela pertemuan ke-19 Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Bishkek, ibu kota Kirgizstan.
Dia menambahkan bahwa Iran, Cina dan Rusia menjadi lebih dekat satu sama lain daripada sebelumnya dalam melawan kesombongan AS.
Ashna menilai embargo dan ancaman tidak akan dapat bertahan lama jika mendapat perlawanan secara kolektif.
Ashna turut mendampingi Hassan Rouhani dalam kunjungan ke Bishkek untuk menghadiri pertemuan ke 19 Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) pada 13-14 Juni, dengan partisipasi 11 negara termasuk Rusia, Cina, Kazakhstan, Uzbekistan, India, Pakistan dan Iran. (alalam)
Menteri Keamanan Iran Adakan Pertemuan Dengan Faksi-Faksi Palestina di Suriah
Menteri Keamanan Iran Mahmoud Alavi mengadakan pertemuan dengan para pemimpin faksi-faksi Palestina di Kedutaan Besar Iran untuk Suriah di Damaskus, Kamis (13/6/2019).
Siaran pers yang dikeluarkan oleh faksi-faksi Palestina dan juga diterima oleh kantor berita Jerman, DPA, menyebutkan bahwa pembicaraan dalam pertemuan itu berkaitan dengan perkembangan politik terbaru di kawasan serta isu-isu terkini dalam masalah Palestina, terutama mengenai prakarsa damai “Perdamaian Abad” (Deal of The Century) yang dicanangkan Amerika Serikat (AS) serta Lokakarya Ekonomi Bahrain yang juga disponsori AS.
Mereka menekankan pentingnya kekompakan semua elemen Palestina melawan Perdamaian Abad dan menolak Lokakarya Ekonomi Bahrain.
Para pemimpin faksi Palestina menekankan “saling ketergantungan peran semua kekuatan dan negara dari Poros Resistensi di kawasan dalam menghadapi rencana dan ancaman yang menyasar Republik Islam Iran, Suriah, Palestina dan Libanon.”
Alavi sendiri memuji faksi-faksi pejuang Palestina terkait kompetensi pencegahan mereka dalam perang di Jalur Gaza beberapa waktu lalu.
“Para peserta membahas situasi yang dihadapi oleh rakyat Palestina, pasukan perlawanan Palestina dan peran mereka dalam menghadapi pendudukan Zionis,” tutur Alawi. (raialyoum)
Terkait Serangan ke Abha, Ini Nasihat Mantan PM Qatar Kepada Arab Saudi
Mantan Perdana Menteri Qatar Hamad bin Jassim al-Thani menyampaikan imbauan dan saran kepada rezim Riyadh menyusul dampak serangan pasukan Yaman ke Bandara Abha di bagian selatan Saudi.
“Tak ada salahnya meminta bantuan kepada Amman untuk memulai pembicaraan serius guna mengakhiri konflik tercela yang tidak akan ada yang menang dan yang kalah ini,” imbau al-Thani melalui akun Twitter-nya, Kamis (13/6/2019).
Mengenai serangan pasukan Yaman ke Bandara Abha yang terjadi pada Rabu lalu, al-Thani menyebutkan, “Apa yang terjadi dalam pemboman di Arab Saudi di mana Ansarullah mengaku bertanggungjawab adalah insiden yang tidak kami harapkan dari negara saudara (Arab Saudi) ini, karena stabilitasnya penting bagi kawasan ini. Kami berharap akan ada tinjauan serius atas faktor-faktor yang menyebabkan kondisi ini. Bagaimanapun juga peninjauan ulang tidak akan ada salahnya.”
Dia juga menyinggung isu serangan terhadap tanker minyak di Teluk Persia dan Selat Oman.
“Adapun mengenai insiden tanker minyak, yang semakin menimbulkan ketegangan dan kian berbahaya, mereka juga membutuhkan tinjauan ulang yang mendalam dan obyektif serta pikiran yang tenang agar kita dapat menghentikan pihak-pihak yang hendak mencari keuntungan dan bermaksud menyulut kawasan sebelum membakar tanker, dan ini tentu saja di luar sistem negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC),” terangnya.
Aliansi Saudi-AS telah berjanji akan menunjukkan reaksi sengit atas serangan rudal pasukan Yaman ke Bandara Abha. (alalam)