Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 15 April 2023

Jakarta, ICMES. Umat Islam di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya juga menggelar unjuk rasa Hari Al-Quds Internasional.,

Jutaan orang di Iran menggelar pawai unjuk rasa untuk menandai Hari Quds Internasional, yang jatuh pada setiap hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.

Berita Selengkapnya:

Hari Quds Internasional, Beberapa Kota di Indonesia Diwarnai Unjuk Rasa Anti-Israel

Umat Islam di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya juga menggelar unjuk rasa Hari Al-Quds Internasional, Jumat (14/4).

Di Jakarta, massa dari Komite Solidaritas Palestina dan Yaman (KOSPY) mendatangi kantor Duta Besar Amerika Serikat (AS).

Massa demonstrasi berkumpul di Jalan Merdeka Selatan dan meneriakkan yel-yel anti-penjajahan dan mengecam penjajah yang dilakukan rezim zionis “Israel” terhadap rakyat Palestina. Mereka juga memajang sejumlah spanduk dan banner anti-Israel serta mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina.

Perwakilan KOSPY, Ahmad Hidayat menyampaikan tiga butir resolusi bersama.

“Pertama, menekankan kembali bahwa Indonesia adalah negara berdaulat yang berasaskan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga tidak sepatutnya indonesia behenti pada kemerdekaan dirinya semata, melainkan harus tetap pro aktif berjuang menghapuskan entitas penjajah zionis Israel di muka bumi ini sesuai dengan amanat UUD 1945,” ujarnya.

“Kedua, menegaskan bahwa rezim zionis ‘Israel’ yang dipaksakan bercokol di Palestina, bukan saja entitas ilegal, tetapi juga sangat rapuh sehingga ditakdirkan untuk mengalami kepunahan dari dalam dan anggapan bahwa “Israel” adalah kekuatan yang tak terkalahkan hanyalah mitos belaka,” sambungnya.

“Ketiga, memandang, inisiatif dan ide solusi dua negara dari segala aspeknya sangat absurd dan hanyalah sebentuk manipulasi diplomatik bahwa yang sedang terjadi di Palestina hanyalah konflik dan rebutan tanah untuk mengkaburkan fakta penjajahan rezim zionis “Israel” terhadap bangsa dan negara palestina yang berdaulat dari sungai hingga lautan,” tutupnya.

Aksi ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dimulai tepat pukul 14.00 WIB, aksi solidaritas ini berlangsung aman dan tertib. Meski sempat diguyur hujan, namun para peserta tetap tak bergeming dan mengikuti aksi hingga selesai.

Di Bandung, massa yang tergabung dalam perkumpulan Youth’s Empaty n Solidarity (YES) menggelar aksi solidaritas pada Palestina di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat sore.

Dalam aksinya, masa menghamparkan bendera bintang Israel di depan Gedung Merdeka. Bendera tersebut kemudian dilindas oleh kendaraan yang melintas di depan gedung bersejarah tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika itu.

Aksi ini sekaligus protes keras terhadap serbuan aparat Israel ke Masjid Al Aqsa yang videonya viral di media sosial baru-baru ini. Massa aksi terdiri dari laki-laki dan perempuan, tua dan muda. Mereka mengusung poster dan atribut Palestina.

Juru bicara aksi Otong Sulaeman mengatakan melalui unjuk rasa damai ini para peserta Aksi Solidaritas Palestina Jawa Barat di hari Peringatan Al-Quds Internasional ingin menyampaikan pernyataan sikap.

“Menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berdaulat yang berasaskan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga tidak sepatutnya Indonesia berhenti pada kemerdekaan dirinya, melainkan harus tetap proaktif berjuang menghapuskan entitas penjajah zionis dari muka bumi, sesuai amanat UUD 1945,” bunyi pernyataan itu.  

Di semarang, massapengunjuk rasa dari Solidaritas Muslim Indonesia untuk Al-Quds (SMIQ) memperingati Hari Al-Quds Internasional dengan turun ke jalan sembari membawa poster serta meneriakan takbir.

Aksi yang diikuti ratusan umat Muslim itu menyuarakan dukungan mutlak dan tak bersyarat kepada perjuangan rakyat Palestina untuk melawan pendudukan tentara zionis Israel dukungan Amerika.

Di Surabaya pada hari yang sama, ribuan massa dari Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israel (KUMAIL) menggelar aksi damai di depan Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS) di Surabaya.

Massa yang berasal dari berbagai wilayah di Jawa Timur berkumpul di depan Konjen AS untuk mengecam tindakan Israel terhadap rakyat Palestina. Mereka hadir dengan membawa spanduk, poster, dan bendera Palestina, serta meneriakkan yel-yel kutukan terhadap rezim penjajah Israel sembari menuntut keadilan dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.

Dalam orasi yang disampaikan, perwakilan aktivis KUMAIL menyebutkan bahwa kejahatan rezim Zionis Israel -yang merupakan “sekutu abadi” AS- terhadap rakyat Palestina harus segera dihentikan.

Merujuk pada amanah konstitusi sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, KUMAIL menyerukan kepada Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia agar tetap berkomitmen mendukung perjuangan rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaannya dan mengecam tindakan Israel selaku penjajah yang melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional.

“Ini bukan soal konflik politik Israel – Palestina. Ini soal kezaliman multidimensi. Tak perlu diskusi,” ujar Muhsin Labib salah satu orator aksi.

“Ini bukan hanya soal Palestina. Andai Palestina menjajah, kita pun mengecamnya. Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan” hanya bisa dipahami sebagai seruan penghapusan eksistensinya, bukan sekadar menentang penjajahan dan perampasan,” lanjutnya.

Di Makassar, ratusan massa dari kalangan akademisi dan organisasi massa berunjuk rasa di depan Monumen Mandala, jalan Jenderal Sudirman. Dalam aksi tersebut, sejumlah aktivis secara bergantian berorasi mengecam Israel.

“Allahu Akbar… Allahu Akbar… mampus Israel, mampus Amerika, merdeka Palestina,” pekik salah seorang orator.

Massa mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Palestina sambil melontarkan kecaman kepada Israel dan AS.

“Kami merekomendasikan kepada pemerintah agar menolak normalisasi diplomatik dalam bentuk apapun kepada rezim penjajah (Israel,red) karena hal tersebut bertentangan dengan dasar negara kita, dan normalisasi dengan Israel adalah penghianatan terhadap UUD 1945,” orasi Prof. Khusnul Yakin, Pembela Palestina dari kalangan akademisi.

“Semoga tahun depan kita tidak melaksanakan lagi Hari Al Quds tahun depan yang berarti Palestina sudah merdeka dan Israel musnah di bumi Palestina,” tambah Prof Khusnul Yakin dalam orasi berapi-api. (abi/bb/sm/tvo)

Hari Al-Quds Internasional, Jutaan Orang Berunjuk Rasa Anti-Israel di Pelbagai Penjuru Dunia

Jutaan orang di Iran menggelar pawai unjuk rasa untuk menandai Hari Quds Internasional, yang jatuh pada setiap hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.

Di negara yang memelopori peringatan tersebut, pawai yang dipanitiai oleh Dewan Koordinasi Dakwah Islam (IPCC), dimulai pukul 10 pagi waktu setempat di Teheran dan kota-kota lain di seluruh negeri ini pada hari Jumat (14/4).

Para demonstran berusaha mengingatkan khalayak dunia akan situasi tragis Palestina, dan mengutuk kekejaman Israel yang meningkat tahun ini, terutama sejak awal bulan suci Ramadhan.

Sepuluh rute ditetapkan untuk aksi unjuk rasa di seluruh ibu kota Iran, di mana orang-orang dari semua lapisan masyarakat menuju ke Lapangan Enqelab (revolusi) yang ikonik.

Setiap tahun pada Jumat terakhir Ramadhan, aksi unjuk rasa di seluruh dunia diadakan untuk mendukung resistensi bangsa Palestina terhadap Israel dan perjuangan untuk pembebasan wilayah mereka yang diduduki oleh kaum Zionis.

Peringatan tahunan ini dipandang sebagai kesempatan bagi orang-orang yang mencari kebebasan di seluruh dunia untuk menyuarakan dukungan mereka bagi perjuangan Palestina dan melampiaskan kemarahan mereka pada Israel.

Hari Quds Internasional adalah salah satu warisan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini. Pada tahun 1979, tak lama setelah memimpin Revolusi Islam yang berhasil menggulingkan Shah Iran yang didukung AS, Imam Khomeini mendeklarasikan Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Internasional atau se-Dunia.

Dalam komunike terakhir para demonstran di Teheran, massa menyebut persatuan dan solidaritas di dalam dunia Muslim sebagai kunci kemenangan atas kekuatan arogan global dan konspirasi mereka.

Poros Perlawanan, ungkap mereka, telah meresahkan kaum Zionis dan membuat frustasi pemerintahan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Rezim pembunuh anak mengalami kemunduran bertahap, ketidakstabilan politik serta bipolaritas yang parah,” ungkap mereka.

“Perkembangan yang terjadi di seluruh wilayah pendudukan Israel dan migrasi balik pemukim Israel jelas menunjukkan bahwa rezim Zionis palsu telah mencapai titik penurunan yang tidak dapat diubah dan semakin mendekati keruntuhan,” lanjut mereka.  (presstv)