Jakarta, ICMES. Sebuah sumber informasi melaporkan pada hari Jumat (13/9), bahwa kelompok Ansarullah Yaman sedang memindahkan sebagian pasukannya ke Suriah sebagai persiapan untuk tahap baru eskalasi terhadap Israel.
Seorang pejabat tinggi kelompok perlawanan Irak mengatakan akan ada fase baru dengan koordinasi antara beberapa front perlawanan Islam untuk melaksanakan operasi anti-Israel dan sekutunya.
Sumber keamanan Eropa mengungkapkan kepada TV Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon bahwa “serangan yang diarahkan oleh Hizbullah terhadap Unit 8200 di Glilot dan pangkalan Ein Shemer mencapai kesuksesan besar.”
Berita selengkapnya:
Sejumlah Pasukan Yaman Dilaporkan Berada di Suriah untuk Ganyang Israel
Sebuah sumber informasi melaporkan pada hari Jumat (13/9), bahwa kelompok Ansarullah Yaman sedang memindahkan sebagian pasukannya ke Suriah sebagai persiapan untuk tahap baru eskalasi terhadap Israel.
Dikutip Sputnik, sumber itu mengatakan, “Sebuah kekuatan brigade, termasuk beberapa ribu pasukan elit yang berafiliasi dengan Ansarullah, tiba di Suriah dalam kelompok-kelompok kecil melalui Yordania, dengan koordinasi intelijen tingkat tinggi Suriah-Lebanon.”
Dia menambahkan, “Pasukan Yaman yang tiba di Suriah adalah salah satu formasi tempur Ansarullah yang terkuat, paling siap dan lengkap, dan selama beberapa bulan terakhir mereka telah dilatih untuk menyerang sasaran yang menyerupai permukiman dan pangkalan militer Israel.”
Dalam konteks yang sama, media Arab melaporkan bahwa, pada pagi hari tanggal 2 Agustus, empat pemimpin Ansarullah Yaman tiba di kota Albukamal, Suriah, dari wilayah Irak, melalui penyeberangan Al-Sakk disertai dengan kendaraan militer, menurut surat kabar An-Nahar.
Sebelumnya, juru bicara pasukan Ansarullah mengungkapkan, “Angkatan bersenjata Yaman sedang dalam proses memperkuat kemampuan pertahanan mereka untuk menghadapi agresi AS-Inggris dan meresponsnya dengan menargetkan gerakan militer musuh mereka.”
Beberapa waktu lalu, Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houthi menyatakan bahwa pasukan Yaman selama ini telah mengejutkan musuh di laut, dan bahwa selanjutnya juga akan ada kejutan dari pasukan Yaman di darat.
Tentara Israel melanjutkan perangnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, dan pada hari ke-343, jumlah korban syahid sejak awal perang di Jalur Gaza meningkat menjadi 41.118 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan 95.125 lainnya terluka.
Pada tanggal 7 Oktober, pejuang Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 warga Israel, menurut data resmi Israel. Sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas, Israel berjanji untuk memunaskan gerakan tersebut, dan Israel mengatakan bahwa 130 tawanan masih ditahan di Gaza, termasuk 30 orang yang meninggal dunia, dari total 250 orang yang diculik pada 7 Oktober 2023. (railyoum)
Beberapa Kubu Resistensi Siap Lancarkan Operasi Gabungan Anti-Israel
Seorang pejabat tinggi kelompok perlawanan Irak mengatakan akan ada fase baru dengan koordinasi antara beberapa front perlawanan Islam untuk melaksanakan operasi anti-Israel dan sekutunya.
Sekjen Brigade Sayyed Al-Shuhada Irak, Abu Alaa al-Walae, menyatakan hal tersebut dalam wawancara televisi pada hari Kamis (12/9).
“Saya bangga menjadi orang pertama yang mengumumkan dukungan saya untuk Yaman dari Irak pada awal agresi terhadap Yaman,” katanya.
“Saya menjadi relawan sebagai tentara di bawah pimpinan Sayid Abdel-Malik al-Houthi,” sambungnya.
Dia juga memuji keteguhan hati rakyat Gaza, dan menyebutnya melegenda.
“7 Oktober adalah babak baru dalam pertempuran, dan sebuah pencapaian besar telah dibuat. Dunia sebelum Badai Al-Aqsa tidak sama dengan dunia setelahnya; semuanya telah berubah,” katanya.
Para pejuang Palestina meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 di wilayah pendudukan sebagai balasan atas kejahatan rezim Tel Aviv yang terus-menerus terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
“Tujuan pertempuran Badai Al-Aqsa akan tercapai, Insya Allah, mulai dari penghentian blokade hingga pembebasan tahanan, yang berujung pada pemulihan negara,” kata al-Walae.
Al-Walae mengatakan operasi Hizbullah Lebanon menyebabkan “terusirnya para pemukim (Zionis) dari Palestina utara, dan hingga kini mereka belum kembali.”
Dia juga menyebutkan bahwa AS mengakui bahwa tanpa campur tangan AS, Israel akan jatuh.
“Ketika AS campur tangan secara langsung, kami juga campur tangan secara langsung. Operasi dimulai dalam beberapa tahap, dan tahap pertama adalah pemboman pangkalan-pangkalan AS. Serangan itu efektif, dan kami berhasil melumpuhkan beberapa pangkalan,” ungkapnya.
Dia memastikan bahwa kemampuan Poros Resistensi berada di luar ekspektasi musuh, dan bahwa tahap kedua operasi militer adalah pemboman di wilayah-wilayah pendudukan, dan kemudian tahap ketiga bergerak menuju operasi gabungan dengan Yaman.
“Operasi gabungan antara Yaman dan Irak mengejutkan bagi musuh, dan mereka menyatakan kekhawatiran,” ungkapnya.
Pejabat itu mengatakan bahwa para pejabat perlawanan “bergerak menuju tahap keempat, yang melibatkan koordinasi tindakan di berbagai front dan melakukan operasi gabungan di lebih dari satu wilayah.” (presstv)
Serangan Balasan Hizbullah terhadap Israel Dilaporkan Menewaskan 22 Orang
Sumber keamanan Eropa mengungkapkan kepada TV Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon bahwa “serangan yang diarahkan oleh Hizbullah terhadap Unit 8200 di Glilot dan pangkalan Ein Shemer mencapai kesuksesan besar.”
Sumber tersebut menyatakan bahwa serangan pada 25 Agustus dalam operasi pembalasan bersandi “Arbain” itu menyebabkan sejumlah kematian dan cedera dari unit intelijen Israel 8200.
“Jumlah korban tewas di Glilot dan Ein Shemer mencapai 22 orang, dan jumlah korban luka mencapai 74 orang,” ujarnya.
Sementara itu, saluran 13 TV Israel melaporkan, “Drone Hizbullah merupakan tantangan utama bagi pertahanan udara, dan mereka mencapai target tanpa ada kemampuan (Israel) untuk mencegatnya.”
Saluran itu menambahkan, “Kami melihat lebih dari seribu drone diluncurkan ke arah utara sejak awal perang hingga sekarang.”
Dalam peristiwa terbaru, sirene berturut-turut dibunyikan di Galilee Atas dan Barat serta Golan Suriah bersamaan dengan pelaksanaan operasi enam operasi militer Hizbullah sejak dini hari Jumat.
Menanggapi serangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh pendudukan Zionis di kota Kfarjoz, Hizbullah antara lain membom pangkalan pertahanan udara rudal utama Komando Wilayah Utara di Barak Berea.
Sementara itu, mantan komandan wilayah utara tentara Israel, Yossi Bild, mengatakan kepada saluran Israel Kan bahwa apa yang terjadi saat ini di utara adalah “kemenangan strategis yang luar biasa bagi Hizbullah.”
Dia juga menekankan bahwa jika Israe tidak tegas dalam melaksanakan keputusannya, dengan atau tanpa penyelesaian, maka “kami tidak akan tinggal di sini.”
Laporan lain menyebutkan bahwa AS “tidak ingin berperang di wilayah utara, dan berupaya mencegahnya dengan cara apa pun.”
Analis urusan politik untuk Channel 12 Israel, Dana Weiss, mengatakan bahwa AS menyampaikan pesan pada tingkat politik di Israel dengan mengatakan; “Jangan melakukan petualangan seperti ini, jangan memulai perang di utara, itu akan memiliki harga yang sangat tinggi.” (almayadeen/alalam)