Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 14 September 2019

aset iran di kanadaJakarta, ICMES. Hubungan Iran dengan Kanada memanas setelah pemerintah Kanada menjual aset Iran sesuai keputusan pengadilan untuk memberikan ganti rugi kepada keluarga “korban teror”.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif meledek hubungan Washington-Tel Aviv dengan mengatakan bahwa AS tidak membutuhkan musuh lagi ketika sekutunya sendiri ternyata melakukan aksi mata-mata terhadapnya.

Kelompok pejuang Ansarullah di Yaman telah menggempur konsentrasi-konsentrasi pasukan Arab Saudi di Asir di bagian barat daya negara ini.

Brigjen Abdul Wahhab al-Muqri, Komandan Brigade 9 Pasukan Nasional Libya pimpinan Marsekal Khalifa Haftar, tewas terkena serangan drone Turki.

Berita selengkapnya:

Iran Kecam Penyitaan Asetnya di Kanada

Hubungan Iran dengan Kanada memanas setelah pemerintah Kanada menjual aset Iran sesuai keputusan pengadilan untuk memberikan ganti rugi kepada keluarga “korban teror”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi, Jumat (13/9/2019), mengutuk penjualan itu, menyebutnya “pelanggaran terbuka terhadap hukum internasional,” dan mendesak pemerintah Kanada untuk segera mencabut keputusan itu dan mengembalikan properti tersebut.

Mousavi memperingatkan bahwa jika Ottawa tidak memenuhi tuntutan itu maka Teheran akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan hak-haknya berdasarkan peraturan internasional.

“Dalam hal ini, pemerintah Kanada akan bertanggung jawab atas semua konsekuensinya,” ujar Mousavi

Dia menegaskan Iran tidak akan berkompromi dengan pemerintah lain dalam berusaha melindungi hak-hak warganya.

Kecaman Iran ini mengemuka setelah Global News melaporkan bahwa Kanada telah memberikan aset Iran senilai $ 30 juta kepada para korban serangan teror.

Menurut laporan itu, sebuah dokumen yang diajukan di Pengadilan Tinggi Kehormatan Ontario pada Agustus lalu mengungkapkan bahwa para korban telah menerima bagian mereka dari uang yang diperoleh melalui penjualan dua bangunan milik Iran di Ottawa dan Toronto.

Menurut Global News, properti yang digunakan sebagai Pusat Kebudayaan Iran di Ottawa dijual seharga $ 26,5 juta, sedangkan gedung Pusat Studi Iran di Toronto dijual seharga $ 1,85 juta.

Selain $ 28 juta yang diperoleh dari penjualan dua properti itu, bagian sekitar $ 2,6 juta yang disita dari rekening bank Iran juga diberikan kepada keluarga korban. Dokumen itu juga mencantumkan aset lain berupa dua mobil Toyota Camry dan Mazda MPV.

Para penerima ganti rugi itu antara lain keluarga Marla Bennett, seorang warga negara AS yang tewas dalam pemboman yang mengguncang Universitas Ibrani di kota Quds (Yerusalem) pada tahun 2002.

Hamas dan Hizbullah dituduh berada di balik serangan itu, dan pihak keluarga korban menyatakan Iran harus bertanggungjawab karena mendukung kedua kelompok pejuang yang masing-masing berasal dari Palestina dan Libanon itu. Iran membantah terlibat dan berperan apa pun dalam serangan itu. (mm/presstv/alalam)

Menlu Iran Ledek Presiden AS Terkait Aksi Mata-Mata Israel di Gedung Putih

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif meledek hubungan Washington-Tel Aviv dengan mengatakan bahwa AS tidak membutuhkan musuh lagi ketika sekutunya sendiri ternyata melakukan aksi mata-mata terhadapnya. Ledekan ini dilontarkan Zarif menyusul adanya laporan bahwa Israel terlibat aksi spionase di Gedung Putih.

“#Tim_B Menyerang lagi,” cuit Zarif, Jumat (13/9/2019). “Tim B” adalah istilah yang dibuat oleh Zarif sendiri untuk menyebut sejumlah pejabat dari beberapa negara yang dianggapnya sebagai penghasut perang, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Zarif melampiri cuitannya dengan laporan perusahaan jurnalisme politik Amerika Politico sembari menuliskan, “@realDonaldTrump: Dengan adanya aksi MATA-MATA TERHADAP PRESIDEN AS oleh BFF di #Tim_B – yang telah menguras kas AS dan menyandera kebijakan luar negeri AS -, Amerika tidak butuh musuh. ”

Politico dalam laporannya pada Kamis lalu mengutip tiga informasi dari mantan pejabat senior AS yang mengatakan bahwa pemerintah AS dalam dua tahun terakhir berkesimpulan bahwa Israel kemungkinan besar berada di balik penempatan ponsel pengintai yang ditemukan di dekat Gedung Putih dan lokasi sensitif lainnya di sekitar Washington.

Menanggapi laporan itu, Trump kepada wartawan mengaku “sulit dipercaya” Israel telah menempatkan alat spionase tersebut.

“Saya tidak berpikir Israel memata-matai kita. Hubungan saya dengan Israel sangat bagus … Apa pun mungkin, tetapi saya tidak percaya,” kata Trump yang pernah mengaku sebagai presiden paling pro-Israel sepanjang sejarah AS. (presstv/alalam)

4 Rudal Zilzal-1 Yaman Terjang Pasukan Saudi di Asir

Kelompok pejuang Ansarullah di Yaman telah menggempur konsentrasi-konsentrasi pasukan Arab Saudi di Asir di bagian barat daya negara ini, Jumat (13/9/2019).

Ansarullah dalam sebuah statemen yang dimuat di website al-Masirah miliknya menyatakan bahwa unit rudal tentara Yaman dan Komite Rakyat yang berafiliasi dengan Ansarullah telah melesatkan empat rudal Zilzal-1 ke tempat-tempat konsentrasi “para pengkhianat dan pecundang di Asir”.

“Operasi serangan balasan terhadap musuh dan pasukan bayarannya terus berlanjut sepanjang waktu sesuai rencana-rencana militer berdasarkan informasi-informasi akurat intelijen,” ungkap Ansarullah.

Menurut al-Masirah, serangan rudal itu serta serangan artileri pasukan Yaman di front Hajjah berhasil menimpakan kerugian berupa korban jiwa dan luka terhadap pihak militer Saudi.

Sumber militer Yaman bahwa sejumlah besar pasukan bayaran Saudi tewas dan terluka terkena gempuran artileri pasukan Yaman di barat Haradh dan Segi Tiga Ahim. (railayoum/alalam)

Serangan Drone Turki Tewaskan Komandan Pasukan Haftar di Libya

Brigjen Abdul Wahhab al-Muqri, Komandan Brigade 9 Pasukan Nasional Libya pimpinan Marsekal Khalifa Haftar, tewas terkena serangan drone Turki, Jumat (13/9/2019), sebagaimana dikatakan sumber militer.

Kapten Mohammad Abu Khizam dari markas operasi pasukan Haftar kepada kantor berita Jerman, DPA, mengatakan bahwa drone itu telah membom mobil yang sedang dipakai oleh al-Muqri bersama salah seorang komandan lapangan Brigade 9, Letnan Mohsin al-Kani, dan satu tentara lagi.

Dilaporkan bahwa perang drone yang melibatkan Turki meningkat di Libya dalam beberapa pekan terakhir, ketika pasukan Haftar, yang didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA), terus menyerang kota Tripoli.

Keberadaan drone Turki itu dinilai sebagai bukti bahwa Ankara mendukung pasukan Tripoli dan Misrata sehingga terjadi perang drone antara Turki dan UEA.

Drone Bayraktar TB2 yang muncul di angkasa Libya diproduksi oleh perusahaan Baykar, sebuah bisnis milik menantu Erdogan, Selcuk Bayraktar.

Pasukan Haftar telah menembak jatuh beberapa drone yang dipasok Turki, sementara Pemerintah Kesepakatan Nasional yang berbasis di Tripoli dikabarkan telah memesan lebih banyak drone dari Baykar. (raialyoum/almonitor)