Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa gugurnya wartawati Al Jazeera Shireen Abu Aqleh di tangan tentara Israel meninggalkan pesan bahwa rezim Zionis perampas tanah Palestina ini mengancam semua orang dan sama tak berubah meski beberapa negara Arab menormalisasi hubungan dengannya.

Rezim Zionis Israel melancarkan serangan udara ke bagian tengah Suriah hingga menjatuhkan lima korban gugur, termasuk warga sipil, pada Jumat malam
Polisi Israel telah menyerbu halaman rumah sakit Quds (Yerusalem) untuk secara paksa mencegah pawai prosesi pemakaman Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel saat meliput serangan tentara Israel di Jenin, Tepi Barat, pada hari Rabu lalu.
Polisi Israel mengumumkan bahwa salah satu anggotanya tewas dalam kontak senjata dengan orang Palestina di desa Burqin, kegubernuran Jenin, Tepi Barat.
Berita Selengkapnya:
Sayid Nasrallah: Gugurnya Shireen Permalukan Penormalisasi Hubungan dengan Israel
Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyatakan bahwa gugurnya wartawati Al Jazeera Shireen Abu Aqleh di tangan tentara Israel meninggalkan pesan bahwa rezim Zionis perampas tanah Palestina ini mengancam semua orang dan sama tak berubah meski beberapa negara Arab menormalisasi hubungan dengannya.
“Pesan dari kejahatan ini sangat kuat bagi bangsa Palestina, bangsa-bangsa Arab dan seluruh dunia. Pesan terkuat dari gugurnya wanita teraniaya ini ialah bahwa dia adalah seorang Kristen, dan pesan itu mengatakan bahwa rezim pendudukan menyerang semua orang, Muslim dan non-Muslim. Semua orang terancam oleh kebijakan rezim rasis Israel yang tak berprikemanusiaan dan yang tak akan pernah berubah meski para penormalisasi melakukan apapun,†ungkap Sayid Nasralah dalam pidato televisi untuk festival pemilu Lebanon yang diselenggarakan Hizbullah, Jumat (13/5).
“Shireen Abu Aqleh adalah orang yang menyaksikan ketertindasan bangsa Palestina serta kejahatan dan serangan terhadap bangsa ini, dan kini dia menjadi martir tertindas dalam kejahatan itu, dan sang saksipun menjadi martir yang teraniaya,†lanjutnya.
Sayid Nasrallah menegaskan, “Pihak yang seharusnya paling merasa hina dan malu ialah para penormalisasi, darah Abu Aqleh adalah corengan batu arang untuk wajah mereka dan para antek mereka.â€
Seperti diketahui, Shireen Abu Aqleh gugur terkena peluru di bagian kepala, sementara rekannya, Ali Al-Samudi, menderita luka terkena tembakan di bagian bahu ketika keduanya bersama para wartawan lain meliput peristiwa serbuan pasukan Zionis Israel di Jenin, Tepi Barat, Rabu (11/5). (raialyoum)
Serangan Israel ke Suriah Jatuhkan 5 Korban Gugur dan 7 Korban Luka
Rezim Zionis Israel melancarkan serangan udara ke bagian tengah Suriah hingga menjatuhkan lima korban gugur, termasuk warga sipil, pada Jumat malam (13/5).
Mengutip keterangan sumber militer, kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan, “Musuh, Israel, melancarkan serangan udara dengan berondongan rudal dari arah Laut Tengah di barat Baniyas, dengan sasaran sejumlah titik lokasi di kawasan tengah. Serangan ini menyebabkan lima orang gugur syahid, termasuk satu warga sipil, dan terlukanya tujuh orang lain, termasuk satu bocah perempuan.â€
Sumber lain dari pihak keamanan mengatakan kepada kantor berita Sputnik milik Rusia bahwa pertahanan udara Suriah telah menghadapi serangan rudal Israel yang mengarah ke beberapa posisi sekitar kota Misyaf di barat provinsi Hama, Suriah tengah.
“Musuh, Israel, melancarkan serangan itu dengan menggunakan rudal udara-ke-darat yang ditembakkan oleh jet tempur dari angkasa Lebanon,†lanjutnya.
Koresponden Sputnik di Hama melaporkan bahwa tim pemadam kebakaran dan pertahanan setempat segera mendatangi lokasi yang menjadi sasaran serangan Israel. (raialyoum)
Pasukan Israel Serang Prosesi Pemakaman Shireen Abu Aqleh
Polisi Israel telah menyerbu halaman rumah sakit Quds (Yerusalem), Jumat (13/5), untuk secara paksa mencegah pawai prosesi pemakaman Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel saat meliput serangan tentara Israel di Jenin, Tepi Barat, pada hari Rabu lalu.
Beberapa video yang ditayangkan di TV pada hari Jumat memperlihatkan peti jenazah Abu Aqleh hampir jatuh ke tanah ketika polisi mengambil bendera Palestina dari kerumunan di dekat prosesi di luar Rumah Sakit St Louis French di lingkungan Sheikh Jarrah, Quds Timur.
Reporter Al Jazeera Imran Khan dari lokasi kejadian melaporkan bahwa pasukan Israel menyerang para pelayat karena tidak ingin mereka berjalan sambil membawa peti jenazah itu.
Polisi memukuli para pelayat yang memegang peti jenazah dengan tongkat sehingga peti itu nyasir terjatuh ke tanah, sebelum akhirnya membiarkan peti itu dipindahkan dengan mobil jenazah.
Sedikitnya empat orang ditangkap dan puluhan orang terluka dalam peristiwa tersebut.
Sholat Jumat digelar di halaman rumah sakit tersebut, dan shalat ghaib juga diadakan untuk untuk arwah para syuhada.
Segera setelah shalat, bendera Palestina dan poster Abu Aqleh dikibarkan diiringi lantunan lagu simpati untuk jurnalis Shireen.
Tiba ke Gereja Katolik Roma, jenazah juga disambut masyarakat Quds dengan nyanyian dan bendera Palestina. (aljazeera)
Perwira Zionis Tewas dalam Kontak Senjata di Jenin, 13 Orang Palestina Terluka
Polisi Israel mengumumkan bahwa salah satu anggotanya tewas dalam kontak senjata dengan orang Palestina di desa Burqin, kegubernuran Jenin, Tepi Barat.
Dalam siaran persnya, Jumat (13/5), polisi Israel menyatakan bahwa perwira Noam Raz, 47 tahun, “terbunuh dalam pertempuran dengan orang-orang bersenjata yang menembaki pasukan kami, selama operasi di desa Burqin di kegubernuran Jenin.”
Polisi Israel menambahkan, “Dalam baku tembak dengan orang-orang bersenjata, perwira Noam Raz, terluka parah dan dievakuasi dengan helikopter ke Rumah Sakit Rambam, dan kemudian dinyatakan meninggal.”
Dalam pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan oleh tentara dan polisi Israel disebutkan bahwa “kegiatan keamanan dilakukan di desa Burqin, termasuk penangkapan para buronan.â€
Pernyataan itu menambahkan bahwa pasukan itu menanggapi orang-orang bersenjata Palestina yang melepaskan tembakan intensif dan melemparkan alat peledak ke arah mereka.
Pernyataan itu menambahkan, “Ketika pasukan meninggalkan desa, seorang pejuang dari Unit Polisi Khusus terluka,†sebelum meninggal di rumah sakit.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa pasukan Israel mengepung sebuah rumah di mana seorang buronan Palestina berada “sampai akhirnya menyerah dan ditangkap bersama saudaranya.”
Warga Palestina Muhammad al-Deb’i, pemilik rumah yang menjadi sasaran pengepungan dan pemboman Israel, mengatakan bahwa penyerbuan dimulai pukul enam pagi waktu setempat dengan penembakan roket dan peluru ke rumah, dan kemudian penghuninya diminta keluar.
Al-Deb’i menceritakan bahwa pasukan Zionis meminta penghuni rumah untuk pergi, dan mendesak supaya putranya, Mahmoud, menyerahkan diri. Seorang perwira intelijen Israel mengancam akan “membom rumah dan membakar sisa rumah jika Mahmoud tidak menyerahkan diri.”
Pasukan Israel kemudian menangkap Mahmoud dalam kondisi bugar tanpa menderita luka meskipun rumahnya dibom.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa 13 korban luka tembak dengan kondisi dua di antaranya kritis telah dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Ibnu Sina di Jenin.
Kepresidenan Palestina menyatakan, “Serangan (Israel) di Jenin, Quds (Yerussalem) dan tempat-tempat sucinya, serta kelanjutan pemukiman mendorong menuju ledakan yang komprehensif.”
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, mengutip pernyataan juru bicara kepresidenan Nabil Abu Rudeineh bahwa serangan itu dilakukan sebagai kelanjutan dari perang Israel yang sedang berlangsung terhadap bangsa Palestina dengan semua kesucian Islam dan Kristennya.
Juru bicara Gerakan Jihad Islam di Tepi Barat, Tariq Ezz El-Din, menegaskan bahwa aski-aksi teror pasukan pendudukan Zionis merupakan “kejahatan besar yang tak akan terampuniâ€. (raialyoum)