Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, menyatakan pihak Hizbullah siap untuk bergerak menindak Rezim Zionis Israel jika keadaan dirasa mendesak dalam pertempuran antara Gaza dan Israel.

Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam panggilan telefon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memastikan kekompakan faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan menyatakan keseriusan negaranya untuk meningkatkan hubungan dengan Iran.
Amerika Serikat menyatakan akan mengirim bala bantuan militer ke Teluk Persia demi menghadapi meningkatnya “ancaman” Iran terhadap kapal-kapal di perairan wilayah kaya minyak tersebut.
Berita Selengkapnya:
Krisis Gaza, Sayid Nasrallah Nyatakan Hizbullah Siap Bergerak Jika Dirasa Mendesak
Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa para pejuang Palestina dapat mengelola pertempuran melawan Rezim Zionis Israel dengan baik, dan bahwa Israel telah salah perhitungan sehingga gagal meraih tujuannya. Dia juga menegaskan bahwa Hizbullah siap untuk bergerak jika keadaan dirasa mendesak.
“Perdana menteri musuh, Benjamin Netanyahu, adalah orang yang memulai agresi saat ini di Gaza dengan membunuh saudara-saudara dari Brigade Al-Quds di Jalur Gaza dan sejumlah wanita dan anak-anak,†ungkapnya dalam pidato peringatan tujuh tahun gugurnya tokoh pejuang Mustafa Badr al-Din, Jumat (12/5).
Menurutnya, Netanyahu melancarkan agresi karena beberapa faktor, yaitu memulihkan daya cegah, kabur dari kebuntuan internal, membenahi keretakan dalam koalisi pemerintahan, dan memperbaiki citra politik dan elektabilitasnya.
“Perhitungan Netanyahu gagal, karena apa yang dia rencanakan adalah membidik Gerakan Jihad Islam (PIJ) secara tersendiri, menyisihkan faksi-faksi lainnya, dan menciptakan perselisihan di lingkungan kubu resistensi,†tegasnya.
Dia menjelaskan, “Rezim pendudukan (Israel) berusaha menyerang struktur kepemimpinan Brigade Al-Quds dan menghancurkan kekuatan misilnya, dan menganggap bahwa agresi akan menyebabkan melemahnya kepemimpinan gerakan Jihad Islam dan memulihnya pencegahan terhadap Gaza.â€
Dia menambahkan, “Pimpinan Gerakan Jihad Islam bersikap bijak dan tenang pasca pembunuhan para pemimpin di Brigade Al-Quds, dan berkomunikasi dengan pimpinan Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) demi menyatukan sikap.â€
Sekjen Hizbullah kemudian memuji reaksi kubu resistensi di Gaza yang ditunjukkan oleh komando operasi gabungan mereka.
“Persatuan sikap faksi-faksi resistensi telah menghilangkan kesempatan bagi rezim pendudukan untuk dapat merealisasikan tujuan-tujuannya,†tutur Sayid Nasrallah, sembari memastikan bahwa mereka dapat segera memulihkan struktur kepemimpinan politik dan militernya.
Dia juga menegaskan bahwa terjangkaunya wilayah selatan Tel Aviv dan Al-Quds oleh roket Gaza telah menggentarkan Rezim Zionis.
“Netanyahu tak dapat berdusta kepada masyarakat Israel dengan mengatakan bahwa dia telah dapat memulihkan daya cegah, sebab pendirian kubu resistensi di Gaza terkonsolidasi dan telah mengandaskan tujuan musuh memulihkan daya cagah,†sambungnya.
Sekjen Hizbullah menilai pertempuran Gaza-Israel sangat penting dan berpengaruh bukan hanya di Jalur Gaza semata, melainkan di seluruh kawasan Timteng.
Mengenai peran Hizbullah sendiri dia mengatakan, “Kami selalu berkomunikasi dengan para petinggi kubu resistensi di Gaza, kami tak ragu memberikan bantuan kapanpun kami rasa tanggungjawab menuntutnya. Kami memantau situasi dan perkembangannya, dan hingga batas tertentu memberikan bantuan-bantuan yang memungkinkan. Tapi kapanpun tanggungjawab mengharuskan kami untuk bangkit dengan langkah apapun atau langkah-langkah maka kami tak akan ragu-ragu, insya Allah.†(raialyoum)
Dihubungi Menlu Iran, Pemimpin Hamas Pastikan Kekompakan Kubu Resistensi Palestina
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam panggilan telefon dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Jumat malam (12/11) memastikan kekompakan faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Dalam kontak telefon ini Haniyeh mula-mula menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab atas apa yang terjadi karena “kejahatan(nya) membunuh para pemimpin (Jihad Islam Palestina) dan menyerang warga sipil di dalam rumah mereka†di Jalur Gaza.
Biro Politik Hamas dalam siaran persnya menyebutkan: “Saudara Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, hari ini, Jumat, menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, yang menyampaikan pesan solidaritas dan keberpihakan Presiden Ibrahim Raisi kepada orang-orang kami dan kubu resistensi kami yang gagah berani, memuji ketabahan Gaza dan kepahlawanan yang dicatat oleh kubu resistensi dalam konfrontasi yang sedang berlangsung melawan musuh.â€
Haniyeh dalam panggilan telefon tersebut menyatakan rasa terima kasih dan penghargaannya atas pendirian Iran, sembari menegaskan, “Kubu resistensi bersatu di lapangan dan dalam partisipasi politik.â€
Sementara itu Jubur Hamas, Abdul Latif Al-Qanou, menegaskan “Serangan kubu resistensi mampu menyakiti rezim pendudukan, membuatnya membayar harga atas kejahatannya, dan menghentikannya pada batasnya.” (raialyoum)
Menlu Saudi Tegaskan Negaranya Serius Perbaiki Hubungan dengan Iran
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian dalam sebuah panggilan telefon dengan sejawatnya dari Arab Saudi, Faisal bin Farhan, Jumat (12/5), telah meninjau perkembangan terbaru terkait dengan rekonsiliasi antara kedua negara.
Abdollahian menyatakan kepuasannya atas kemajuan yang tercapai terkait dengan upaya rekonsiliasi antara Iran dan Arab Saudi, termasuk pertemuan menteri luar negeri kedua negara dan pengumuman kesepakatan untuk pemulihan hubungan, dan pengiriman tim teknis untuk membuka kembali kedutaan dan konsulat jenderal.
Dia juga menyebutkan bahwa Teheran telah melakukan persiapan yang diperlukan untuk secara resmi membuka perwakilan diplomatik dan konsulernya di Arab Saudi.
Abdollahian menyebutkan bahwa jadwal kunjungan pejabat dan menteri luar negeri kedua negara ke ibu kota masing-masing merupakan indikasi tekad kedua pihak untuk bekerjasama dan menjalin hubungan yang layak.
Di pihak lain, Faisal bin Farhan menekankan keseriusan negaranya untuk meningkatkan hubungan dengan Iran.
“Kami mengambil langkah positif selama dua bulan terakhir dan berkomitmen pada perjanjian antara kedua negara yang mencerminkan keinginan serius kami untuk meningkatkan hubungan dengan Republik Islam Iran,” katanya. (irna)
Tanker Minyaknya Disita Iran, AS Nyatakan akan Perkuat Pasukan di Teluk Persia
Amerika Serikat (AS) menyatakan akan mengirim bala bantuan militer ke Teluk Persia demi menghadapi meningkatnya “ancaman” Iran terhadap kapal-kapal di perairan wilayah kaya minyak tersebut.
AS menyatakan demikian setelah Iran menyita dua kapal tanker minyak di perairan Teluk, yang salah satunya hendak berlayar menuju AS.
“(AS) tidak akan mengizinkan kekuatan asing atau regional membahayakan kebebasan navigasi melalui perairan Timur Tengah, termasuk Selat Hormuz,†ungkap Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis, John Kirby, kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, Jumat (12/5).
Dia juga menegaskan bahwa ada “ tidak ada pembenaran†atas tindakan Iran mengganggu, melecehkan, atau menyerang kapal dagang.
“Hari ini, Departemen Pertahanan akan melakukan serangkaian langkah untuk memperkuat postur pertahanan kami di Teluk Arab (Persia). Komando pusat AS akan memberikan perincian tambahan tentang bala bantuan itu dalam beberapa hari mendatang,†lanjutnya.
Menurut Kirby, falam beberapa minggu mendatang, AS juga akan meningkatkan koordinasi dan interoperabilitasnya dengan Konstruksi Keamanan Maritim Internasional, yang merupakan koalisi 11 negara yang dibentuk dua tahun lalu untuk membantu meyakinkan dan melindungi pelayaran pedagang di kawasan tersebut. (cnn)