Jakarta, ICMES. Iran dan Arab Saudi sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar mereka dalam kesepakatan yang ditengahi di China.
Perkembangan positif dan signifikan ini tak pelak mengundang reaksi dan tanggapan dari berbagai negara dunia.
Iran telah menyelesaikan kontrak untuk pembelian pesawat Sukhoi-35 dari Rusia, namun informasi mengenai jumlah pesawat tersebut dan waktu pengirimannya dirahasiakan.
Berita Selengkapnya:
Wow, Iran dan Saudi Setuju Pulihkan Hubungan Diplomatik dan Pembukaan Kedubes
Iran dan Arab Saudi sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar mereka dalam kesepakatan yang ditengahi di China.
Teheran dan Riyadh yang telah putus hubungan sejak tujuh tahun silam akhirnya secara resmi mengumumkan kesepakatan mereka untuk pemulihan hubungan bilateral pada hari Jumat (10/5), setelah sekian hari negosiasi antara pejabat Iran dan Saudi di China.
Menyusul kunjungan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi baru-baru ini ke Beijing dan pembicaraan yang dia adakan dengan sejawatnya di sana, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) Laksamana Ali Shamkhani mengadakan negosiasi intensif dengan mitranya dari Arab Saudi di Beijing pada 6-10 Maret 2023 untuk menyelesaikan masalah luar biasa antara Teheran dan Riyadh.
Di akhir negosiasi ini pada hari Jumat 10 Maret 2023, sebuah pernyataan segi tiga dikeluarkan di Beijing yang ditandatangani oleh Shamkhani, Penasihat Keamanan Nasional, Menteri Negara dan anggota Dewan Menteri Arab Saudi Musaid Al-Aiban, serta Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis China Wang Yi.
Menurut pernyataan itu, Iran dan Saudi sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar dalam jangka waktu dua bulan.
Para menteri luar negeri kedua negara akan mengadakan pertemuan untuk melaksanakan keputusan ini dan membuat pengaturan yang diperlukan untuk pertukaran duta besar.
Sembari menekankan penghormatan terhadap kedaulatan satu sama lain dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, kedua negara juga menyepakati pelaksanaan perjanjian kerjasama keamanan yang ditandatangani pada 1 April 2001, serta perjanjian kerjasama umum yang ditandatangani pada 27 Mei 1998.
Ketiga negara Iran, Arab Saudi, dan China juga menyatakan kesediaan mereka menggunakan segala upaya untuk memperkuat perdamaian dan keamanan regional dan internasional.
Teheran dan Riyadh juga menghargai upaya Irak, Oman, dan China yang telah menjadi tuan rumah pembicaraan antara kedua belah pihak.
Ali Shamkhani mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani untuk berterima kasih atas upaya Baghdad dalam menyelenggarakan lima putaran pembicaraan antara Arab Saudi dan Iran. (fna/mna)
Iran dan Saudi Pulihkan Hubungan, Ini Tanggapan Negara-Negara Dunia
Iran dan Arab Saudi bersepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun terlibat ketegangan yang mengancam stabilitas dan keamanan di Timur Tengah.
Setelah pembicaraan berhari-hari yang dimediasi oleh China, kedua kekuatan regional di Timteng itu pada hari Jumat (10/3) bersepakat untuk membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam dua bulan ke depan. Perkembangan positif dan signifikan ini tak pelak mengundang reaksi dan tanggapan dari berbagai negara dunia.
Berikut ini adalah rangkuman reaksi internasional terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh China, Iran dan Arab Saudi tersebut.
China
Kementerian Luar Negeri China mengutip pernyataan diplomat terkemukanya, Wang Yi , menyebut Pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi sebagai “kabar baik utama†di dunia yang bergejolak saat ini dan “kemenangan†untuk dialog dan perdamaian.
Wang juga menyatakan bahwa negaranya akan terus memainkan peran konstruktif di hot spot global dan menunjukkan “tanggung jawabnya” sebagai negara terkemuka.
Amerika Serikat (AS)
Juru bicara Gedung Putih John Kirby menyatakan bahwa Arab Saudi telah memberi tahu AS tentang pembicaraannya dengan Iran untuk pemulihan hubungan diplomatik, tapi AS tidak terlibat langsung.
“Orang-orang Saudi memberi kami informasi tentang pembicaraan yang mereka lakukan ini, sama seperti kami memberi tahu mereka tentang keterlibatan kami, tapi kami tidak terlibat langsung,†kata Kirby kepada wartawan.
“De-eskalasi dan diplomasi bersama dengan pencegahan adalah pilar utama kebijakan yang digariskan Presiden (Joe) Biden dalam kunjungannya ke kawasan tahun lalu,†kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih kepada Reuters.
Irak
Irak, yang telah menjadi tuan rumah beberapa putaran pembicaraan rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran sejak 2021, menyambut baik kesepakatan tersebut.
Kemlu Irak dalam sebuah pernyataan menyebutkan, “Halaman baru telah dibuka dalam hubungan diplomatik kedua negara.â€
Uni Emirat Arab (UEA)
Penasihat diplomatik UEA Anwar Gargash menyambut baik kesepakatan tersebut dan memuji peran China dalam mencapainya.
Di Twitter dia mencuit; “UEA percaya akan pentingnya komunikasi dan dialog positif di antara negara-negara di kawasan untuk mengkonsolidasikan konsep bertetangga yang baik dan mulai dari titik temu untuk membangun masa depan yang lebih stabil bagi semua.â€
Yaman
Kepala perunding gerakan Ansarullah (Houthi) di Yaman, Mohammad Abdulsalam, menyatakan hubungan diplomatik antara negara-negara di Timur Tengah diperlukan.
“Kawasan ini membutuhkan dimulainya kembali hubungan normal antara negara-negaranya agar negara Islam dapat memperoleh kembali keamanannya yang hilang akibat campur tangan asing,†kata Abdulsalam dalam mongomentari pemulihan hubungan antara Iran dan Saudi.
Oman
Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan negara ini menyambut komunike bersama pemulihan hubungan diplomatik antara Riyadh dan Teheran.
“Ini adalah win-win untuk semua orang dan akan menguntungkan keamanan regional dan global,†kata Menteri Luar Negeri Oman Badr Albusaidi.
Dia menambahkan,“Kami berharap dalam jangka panjang juga ada potensi peningkatan manfaat ekonomi untuk semua.â€
Qatar
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani, yang juga bertindak sebagai menteri luar negeri, memanggil menteri luar negeri Iran dan Arab Saudi untuk menyambut baik kesepakatan itu.
Hizbullah Libanon
Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyebut pemulihan hubungan antara Iran dan Saudi sebagai “perkembangan positif” yang akan menguntungkan negara-negara di kawasan.
“Pembukaan kembali hubungan diplomatik antara Riyadh dan Teheran merupakan perkembangan yang baik , dan kami senang karena kami yakin ini akan menguntungkan negara-negara di kawasan ini,†ujarnya.
Mesir
Kemlu Mesir menyatakan Kairo berharap perjanjian itu akan berkontribusi untuk meredakan ketegangan di kawasan.
Bahrain
Dikutip kantor berita Bahrain, Kemlu negara ini menyambut baik kesepakatan yang dibentuk antara Arab Saudi dan Iran dengan mediasi China untuk melanjutkan hubungan diplomatik antara kedua negara.
Turki
Menteri luar negeri Turki menyambut baik kesepakatan tersebut melalui panggilan telepon dengan mitranya dari Saudi, menurut kantor berita negara Saudi. (aljazeera/mna)
Iran Selesaikan Kesepakatan Pembelian Jet Tempur Su-35 dari Rusia
Iran telah menyelesaikan kontrak untuk pembelian pesawat Sukhoi-35 dari Rusia, namun informasi mengenai jumlah pesawat tersebut dan waktu pengirimannya dirahasiakan.
Sputnik melaporkan bahwa wakil tetap Iran di PBB, Jumat (10/3), mengatakan, “Setelah berakhirnya perang Iran-Irak pada tahun 1988, Iran meminta sejumlah negara untuk mempelajari kemungkinan penjualan jet tempur ke Iran, dan Rusia mengumumkan b siap untuk menjualnya.”
Dia menambahkan, “Jet tempur Sukhoi-35 secara teknis disetujui oleh Iran. Setelah Oktober 2020 larangan penjualan senjata atas pembelian senjata konvensional Iran dicabut sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, Iran akhirnya setuju untuk membelinya.”
Dia tidak mengatakan kapan dan berapa banyak jet tempur yang akan dikirim ke Iran.
“Rinciannya tidak dirilis karena informasinya dirahasiakan,” tuturnya. (mna)