Jakarta, ICMES. Iran dan Turki membuat pernyataan bersama yang menekankan dukungan keduanya kepada Palestina dan mengecam normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel.
Seorang pejabat senior Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menggelar seremoni penandatanganan perjanjian antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel pada 15 September 2020.
Sejumlah besar massa Iran berunjuk rasa untuk mengutuk penistaan terhadap kitab suci Al-Quran dan Nabi Muhammad (SAW) yang terjadi belakangan ini di sejumlah negara Eropa.
Iran berencana membangun aula sentrifugal yang lebih modern di daerah pegunungan Natanz setelah terjadi ledakan dan “aksi sabotase†pada 2 Juli lalu.
Berita selengkapnya:
Iran dan Turki Bersama Mengecam Normalisasi Hubungan UEA dengan Israel
Iran dan Turki membuat pernyataan bersama yang menekankan dukungan keduanya kepada Palestina dan mengecam normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel, selain menekankan komitmen untuk kerjasama dan koordinasi dalam penumpasan kelompok-kelompok bersenjata, termasuk pemberontak Kurdi.
Pernyataan bersama itu dirilis setelah pertemuan tingkat tinggi Dewan Kerja Sama Iran-Turki, yang diadakan melalui konferensi video, yang diketuai oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (8/9/2020).
Di bidang ekonomi, kedua pihak memperbarui komitmen pengembangan wilayah kerja sama baru untuk mengubah arah penurunan volume perdagangan antara keduanya akibat kondisi global, termasuk pandemi Covid-19.
Kedua belah pihak juga menekankan pentingnya penguatan kerjasama dalam penanggulangan pandemi tersebut, terutama dalam penyediaan perbekalan kesehatan dan obat-obatan yang diperlukan bagi warga kedua negara.
Pernyataan bersama Iran-Turki juga menekankan komitmen keduanya pada persatuan, kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan wilayah Suriah.
Kedua negara menyatakan optimis bahwa konflik Suriah dapat diselesaikan melalui proses politik yang sesuai dengan perjanjian jalur Astana dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254.
Mengenai Palestina, keduanya menegaskan dukungan kepada bangsa tertindas itu dalam menghadapi upaya beberapa negara untuk melemahkan perjuangan mereka.
Teheran dan Turki menekankan keharusan berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukotanya, dalam bingkai solusi yang adil, komprehensif, dan permanen untuk konflik Israel-Palestina.
Dalam pertemuan itu Presiden Rouhani mengatakan bahwa Iran dan Turki harus mengambil keputusan bersama tentang masalah Palestina dan perjanjian normalisasi hubungan Uni Emirat Arab UEA dengan Israel.
“Ada kebutuhan bagi Iran dan Turki untuk mengambil keputusan bersama tentang masalah Palestina dan perjanjian berbahaya UEA dengan Rezim Zionis,†ujar Rouhani.
Dia menambahkan, “Dua negara ini merupakan dua kekuatan besar di kawasan ini. Permusuhan serta kebencian terhadap keduanya selalu ada dan masih ada sampai sekarang. Tidak ada cara selain memperkuat hubungan persahabatan antara keduanya untuk mengatasi persekongkolan itu.”
Di pihak, Presiden Erdogan mengatakan, “Kesepakatan beberapa negara di kawasan ini dengan entitas Zionis jelas merupakan pengkhianatan terhadap dunia Islam dan kita semua harus tetap setia pada perjuangan Palestina.”
Dia juga menekankan bahwa dialog Turki-Iran memiliki peran penting dalam menyelesaikan banyak masalah regional. Â (raialyoum)
Pejabat Gedung Putih Ungkap Jadwal Penandatangan Kesepakatan Normalisasi UEA-Israel
Seorang pejabat senior Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menggelar seremoni penandatanganan perjanjian bersejarah untuk pemulihan hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel pada 15 September 2020.
Pejabat yang meminta namanya tidak disebutkan itu, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (7/9/2020), mengatakan bahwa Trump telah menetapkan 15 September sebagai tanggal di mana Gedung Putih akan menjadi tempat seremoni penandatanganan perjanjian normalisasi antara kepemimpinan UEA dan Israel.
Menurutnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan akan memimpin delegasi masing-masing pada acara tersebut.
Seperti diketahui, pada 13 Agustus, UEA, Israel, dan AS dalam sebuah pernyataan bersama mengumumkan bahwa kesepakatan UEA-Israel telah dicapai untuk normalisasi hubungan antara keduanya.
Rakyat Iran Gelar Demo Anti-Penistaan Al-Quran dan Nabi Muhammad saw
Sejumlah besar massa Iran menggelar aksi unjuk rasa Teheran, Selasa (8/9/2020), untuk mengutuk penistaan terhadap kitab suci Al-Quran dan Nabi Muhammad (SAW) yang terjadi belakangan ini di sejumlah negara Eropa dan mendapat pembelaan dari Presiden Prancis Emanuel Macron.
Massa menyayangkan pembelaan pemerintah Prancis tersebut, dan memekikkan slogan-slogan kecaman terhadap Macron yang berdalih membela kebebasan berekspresi.
Slogan-slogan para pengunjuk rasa menegaskan bahwa penistaan itu menunjukkan kelemahan negara-ngara arogan, yang akan menjadi bumerang bagi mereka.
Sebelumnya di hari yang sama Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei merilis surat kecaman terhadap penistaan yang melukai hati umat Islam sedunia tersebut. Dalam surat itu dia menyebutkan kemungkinan penistaan itu bertujuan mengalihkan perhatian khalayak Timur Tengah dari realitas di mana AS dan Israel belakangan ini sedang menggalakkan sepak terjang kotor keduanya di kawasan tersebut.
Sehari sebelumnya, Kepala Kehakiman Iran Seyed Ebrahim Rayeesi mengutuk penistaan itu dan memperingatkan tentang plot Barat dan Israel untuk merongrong kekuatan Islam di dunia.
Dia mengatakan bahwa penistaan Al-Quran merupakan penghinaan terhadap semua kitab suci dan penghinaan Nabi Muhammad saw adalah penghinaan terhadap seluruh nabi dan umat manusia.
Dalam sebuah pertemuan pada 28 Agustus, pendukung politikus sayap kanan Denmark Rasmus Paludan, yang memimpin kelompok anti-Islam, Tight Direction (Stram Kurs), membakar salinan Al-Qur’an di kota Malmo, Swedia Selatan.
Selanjutnya, pada 1 September, majalah Prancis yang bereputasi buruk Charlie Hebdo juga menerbitkan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad saw pada malam persidangan tersangka kasus serangan mematikan di majalah itu lima tahun silam.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh juga mengutuk keras penghinaan itu dan  dan mengingatkan bahwa penghinaan itu telah melukai perasaan umat Islam sedunia. (mm/fna)
Iran akan Membangun Ruang Sentrifugal Baru di Natanz setelah Aksi Sabotase
Iran berencana membangun aula sentrifugal yang lebih modern di daerah pegunungan Natanz setelah terjadi ledakan dan “aksi sabotase†pada 2 Juli lalu.
Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi di sela-sela pertemuannya dengan anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran, Selasa (8/9/2020), mengatakan, “Diputuskan bahwa aula yang lebih modern, lebih luas dan lebih komprehensif di semua dimensi akan dibangun di jantung pegunungan dekat Natanz dan ini telah dimulai.â€
Mengenai pengurangan upaya Iran di instalasi nuklir Natanz dan Fordo sesuai kesepakatan nuklir sebagai tanggapan atas ketidak patuhan pihak lain, ia mengatakan bahwa langkah-langkah perkenalan telah dimulai dengan penyediaan peralatan dan peluncuran awal serangkaian ruang produksi sentrifugal canggih.
Salehi menjelaskan bahwa aula di Natanz yang mengalami ledakan dikhususkan untuk sentrifugal canggih, dan Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran akan memberikan rincian lebih lanjut.
Juru Bicara AEOI Behrouz Kamalvandi Ahad lalu menyatakan bahwa badan keamanan negara ini telah mengidentifikasi pelaku sabotase di balik ledakan di fasilitas nuklir Natanz. (mm/fna)
Selanjutnya, setelah penandatanganan perjanjian itu UEA akan menjadi negara Arab ketiga yang mencapai perdamaian dengan Israel dan menjalin hubungan resmi dengannya, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada tahun 1994. (rta)