Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 8 Januari 2020

serangan rudal iran 8-1-2020Jakarta, ICMES. Seorang staf di divisi intelijen IRGC menyatakan, serangan rudal Iran telah menimbulkan kerugian besar bagi AS.

Pangkalan udara pasukan AS di sebuah kawasan dekat bandara Arbil, Irak, mendapat serangan rudal pada dini hari Rabu (8/1/2020), menurut laporan TV al-Mayadeen yang berbasis di beirut, Libanon

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengontak sejawatnya di Iran, Hassan Rouhani, dan membicarakan berbagai perkembangan situasi Timteng, keamanan regional, perjanjian nuklir, dan langkah kelima Iran untuk mengurangi komitmennya kepada perjanjian nuklir JCPOA.

Sebagian pelatih militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)  pergi meninggalkan Irak menyusul kekhawatiran akan terjadinya eskalasi kekerasan pasca pembunuhan jenderal tershohor Iran Qassem Soleimani oleh AS.

Berita selengkapnya:

Seorang staf di divisi intelijen IRGC menyatakan, serangan rudal Iran telah menimbulkan kerugian besar bagi AS.

“Berdasarkan info dari sumber-sumber kami di kawasan, hingga saat ini sedikitnya 80 serdadu AS tewas dan sekitar 200 lainnya terluka. Mereka yang terluka segera dievakuasi keluar dari pangkalan dengan menggunakan helikopter,”katanya kepada Fars News.

“Pangkalan Ayn al-Asad adalah sebuah basis strategis bagi AS. Pangkalan ini memberikan sokongan kepada pesawat-pesawat nirawak AS,”lanjutnya.

Ia menambahkan, 20 titik di Ayn al-Asad telah dihantam 15 rudal yang ditembakkan Iran, serta menghancurkan sejumlah drone dan helikopter.

Menurutnya, meski militer AS sudah disiagakan, sistem pertahanan udara mereka tak sanggup merespon serangan.

“Ada 104 titik vital pada basis-basis AS di kawasan yang sudah diidentifikasi. Titik-titik itu akan dihancurkan dengan satu langkah keliru AS,”tandasnya.

Perlu disebutkan bahwa mengingat daya hancur hulu ledak rudal-rudal yang ditembakkan Iran (450 kg bahan peledak), satu rudal bisa menghancurkan beberapa target vital. (fars)

Pangkalan di Arbil Juga Mendapat Serangan Rudal Iran, Beberapa Tentara AS Dilaporkan Luka

Pangkalan udara pasukan AS di sebuah kawasan dekat bandara Arbil, Irak, mendapat serangan rudal pada dini hari Rabu (8/1/2020), menurut laporan TV al-Mayadeen yang berbasis di beirut, Libanon

Beberapa sumber menyebutkan bahwa aktivitas penerbangan ditangguhkan akibat serangan tersebut.

Seperti diketahui, pasukan Iran telah melesatkan puluhan rudal balistik dari wilayahnya ke beberapa pangkalan yang ditempati pasukan AS di Irak.

Belum ada laporan rinci mengenai serangan itu. Pentagon menyatakan bahwa seandainyapun ada tentara AS yang tewas akibat serangan maka jumlahnya kecil.

Sedangkan TV Al-Arabiya mengutip keterangan beberapa sumbernya bahwa sejumlah tentara AS terluka di Pangkalan Ain al-Assad.

Seorang pejabat AS kepada AP menyatakan pihaknya memperkirakan serangan Iran masih akan terjadi dalam 48 jam mendatang sehingga AS menyiapkan sistem-sistem pertahanan udaranya di kawasan untuk mengantisipasi serangan rudal dan drone Iran. (fars)

Rouhani Sebut AS Lakukan Kesalahan Fatal

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengontak sejawatnya di Iran, Hassan Rouhani, dan membicarakan berbagai perkembangan situasi Timteng, keamanan regional, perjanjian nuklir, dan langkah kelima Iran untuk mengurangi komitmennya kepada perjanjian nuklir JCPOA.

Seperti dilaporkan al-Alam, Rabu (7/1/2020), pada kesempatan ini, Rouhani menekankan bahwa pemerintah AS bertanggung jawab atas dampak dan konsekuensi pembunuhan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal Soleimani.

Rouhani menyebutkan bahwa bangsa Iran berada dalam kondisi “belasungkawa yang sangat besar kejahatan AS”.

“Dengan membunuh Jenderal Soleimani, AS telah membuat kesalahan strategis yang fatal,” lanjut Rouhani.

Rouhani mengungkapkan harapannya agar semua negara yang mengaku mendambakan  perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di dunia dapat bersikap tegas terhadap kejahatan dan aksi teror AS tersebut.

Dia juga memastikan tujuan AS dari aksi itu tidak mungkin berhasil, dan bahkan justru kontraproduktif bagi mereka.

“Setelah terjadinya kejahatan ini, kita menyaksikan persatuan dan solidaritas bangsa Iran, sebagaimana pula  bangsa Iran dan Irak menjadi lebih dekat daripada sebelumnya,” ungkap Rouhani.

Presiden Iran menekankan bahwa Jenderal Soleimani telah mengunjungi Baghdad atas undangan pemerintah Irak dan untuk mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri negara ini.

“Tindakan AS ini adalah pelanggaran atas kedaulatan Irak, penghinaan terhadap pemerintah dan rakyat Irak, dan kejahatan besar yang tak terampunkan terhadap rakyat Iran,” tegas Rouhani.

Di pihak lain, Macron mengatakan, “Kami semua bersedih atas peristiwa yang terjadi belakangan ini, dan kami juga sangat prihatin terkait dengan perdamaian dan stabilitas kawasan.”

Dia juga menyatakan bahwa Prancis akan melanjutkan upayanya untuk mempertahankan perjanjian nuklir. (alalam)

Pasca Pembunuhan Jenderal Soleimani, NATO Mulai Hengkang dari Irak

Sebagian pelatih militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)  pergi meninggalkan Irak menyusul kekhawatiran akan terjadinya eskalasi kekerasan pasca pembunuhan jenderal tershohor Iran Qassem Soleimani oleh AS.

“NATO mengevakuasi beberapa pelatih militernya dari Irak menyusul berkembangnya kekhawatiran akan terjadi konflik regional pasca serangan drone AS yang membunuh komandan besar militer Iran Jumat lalu,” ungkap seorang pejabat NATO, Selasa (7/1/2020), seperti dikutip al-Alam.

Dia menambahkan, “Kami mengambil semua tindakan antisipasi demi melindungi personel kami, termasuk pemindahan sementara beberapa individu ke lokasi lain, baik di dalam maupun di luar Irak.”

Misi NATO di Irak mencakup pengerahan personil militer dan sipil, termasuk beberapa ratus pelatih, penasihat, dan personel pendukung, baik dari 29 negara anggotanya maupun dari luar.

Sebelumnya, juru bicara sementara NATO, Dylan White, menyatakan NATO berencana menarik beberapa tentaranya dari Irak untuk sementara waktu.

Sabtu dia juga mengumumkan bahwa pihaknya telah menangguhkan misi pelatihan di Irak pasca serangan yang menewaskan Soleimani.

“Keamanan personel kami di Irak sangat penting … Kami terus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan… Misi NATO terus berlanjut, tetapi kegiatan pelatihan akan dihentikan sementara,” ujarnya. (alalam)