Jakarta, ICMES. Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi memastikan bahwa daya deterensi Iran telah membawa lebih banyak keamanan dan stabilitas bagi negara-negara Timur Tengah dan sekitarnya.

Laporan Iran mengungkapkan bahwa negara republik Islam ini akan segera mendapatkan $24 miliar dari asetnya yang dibekukan di luar negeri.
Iran secara resmi membuka kembali kedutaan besar (kedubes)-nya di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, beberapa bulan setelah kedua negara sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik di bawah perjanjian yang ditengahi China.
Menteri Pertahanan Rezim Zionis Israel, Yoav Gallant, bersumbar bahwa Israel dapat mengembalikan Lebanon ke zaman batu jika Hizbullah melakukan kesalahan dan memulai perang terhadap Israel.
Berita Selengkapnya:
Soal Rudal Fattah, Presiden Raisi: Daya Deterensi Iran Tingkatkan Keamanan Regional
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi memastikan bahwa daya deterensi Iran telah membawa lebih banyak keamanan dan stabilitas bagi negara-negara Timur Tengah dan sekitarnya.
Dalam upacara peresmian rudal hipersonik baru di Teheran, Selasa (6/6), Presiden Raisi menyatakan demikian sembari memuji para ahli militer negara republik Islam ini karena berhasil memproduksi berbagai jenis peralatan pertahanan.
Seperti pernah diberitakan, Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari itu telah memamerkan rudal hipersonik yang dinamai “Fattahâ€. Rudal canggih ini memiliki jangkauan 1.400 kilometer, mencapai kecepatan Mach 13-15, dan menggunakan teknologi mutakhir yang memungkinkannya menembus dan menghancurkan semua perisai pertahanan lawan.
Raisi mengatakan bahwa Iran telah meningkatkan kekuatan pencegahannya, yang sekarang juga berkontribusi pada perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah.
“Sebagian orang mungkin bertanya apa tujuan pembuatan rudal?’ Itu untuk pencegahan, untuk pertahanan,†ujarnya.
“Kami membangun rudal agar kami tidak terkena agresi musuh dan agar kami memiliki kekuatan yang (membuat) musuh bahkan tidak akan berpikir untuk melakukan agresi terhadap Republik Islam,†sambungnya.
Dia juga mengatakan, “Industri pertahanan dan rudal telah menjadi adat di Iran. Karena Iran tidak mengimpor senjata pertahanannya, maka tidak ada yang dapat mengancam untuk meminggirkan industri maju ini,†lanjut presiden.
Doktrin militer Republik Islam menyatakan bahwa kemampuan bersenjata negara ini semata-mata untuk tujuan pertahanan.
Para komandan militer menyatakan Iran sudah menjadi salah satu negara terkemuka dunia yang memproduksi drone dan rudal presisi, serta menghasilkan berbagai jenis peralatan militer yang disukai oleh kekuatan dunia. (fna)
Iran Peroleh US$24 Miliar dari Asetnya yang Dibekukan di Luar Negeri
Laporan Iran pada hari Selasa (6/6) mengungkapkan bahwa negara republik Islam ini akan segera mendapatkan $24 miliar dari asetnya yang dibekukan di luar negeri.
Media Iran melaporkan bahwa aset yang akan dirilis termasuk $7 miliar dari Korea Selatan serta lebih dari $10 miliar dari Irak.
Selain itu, Teheran akan menerima $6,7 miliar haknya dengan Dana Moneter Internasional (IMF), menyusul pembicaraan belum lama ini antara Gubernur Bank Sentral Iran Mohammad Reza Farzin dan manajer IMF Kristalina Georgieva.
Pada bulan April tahun lalu Iran mengumumkan pelepasan sebagian besar asetnya yang dibekukan setelah mencapai kesepakatan baru yang independen dari kesepakatan nuklir.
Pada Mei lalu, IMF menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan peningkatan $141 miliar dalam produk domestik bruto Iran pada tahun 2022, menjadikan negara ini berada di urutan ke-22 ekonomi terbesar di dunia.
Iran telah dikenakan sanksi AS selama beberapa tahun karena pengembangan program nuklirnya. Sanksi itu membatasi ekspor minyak Iran dan menghentikan rekeningnya serta aktivitas para pejabat senior dan badan-badan hukumnya di luar negeri. (raialyoum)
Iran Resmi Buka Kembali Kedubesnya di Arab Saudi
Iran secara resmi membuka kembali kedutaan besar (kedubes)-nya di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, Selasa (6/6/), beberapa bulan setelah kedua negara sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik di bawah perjanjian yang ditengahi China.
“Kami menganggap hari ini sebagai hari penting dalam hubungan Republik Islam Iran dan Kerajaan Arab Saudi,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Bigdeli dalam upacara pengibaran bendera.
“Kerja sama antar negara memasuki era baru,†tambahnya.
Pembukaan kembali kedutaan akan memfasilitasi perjalanan antara Iran dan Arab Saudi, karena mereka telah berusaha memulihkan penerbangan langsung, meningkatkan perdagangan, dan membangun kembali koneksi bisnis.
Sementara Arab Saudi belum membuka kembali kedutaannya di Teheran, pemulihan hubungan diplomatik memungkinkan jemaah haji Iran untuk lebih mudah mengajukan visa Saudi untuk ibadah haji yang akan datang.
Juru bicara Kemlu Iran Nasser Kanaani Senin lalu mengatakan bahwa para diplomat Iran sudah mulai membantu jamaah haji Iran , dan konsulat Iran juga akan dibuka kembali di kota pelabuhan Jeddah minggu ini.
Pada 10 Maret, setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran, dan Arab Saudi setuju untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedubes, tujuh tahun setelah hubungan mereka terputus.
Dalam pernyataan bersama setelah penandatanganan perjanjian, Teheran dan Riyadh menyoroti perlunya menghormati kedaulatan nasional satu sama lain dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Mereka setuju untuk menerapkan perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada April 2001 dan kesepakatan lain yang dicapai pada Mei 1998 untuk meningkatkan kerja sama bidang ekonomi, komersial, investasi, teknis, ilmiah, budaya, olahraga, dan kepemudaan.
Bulan lalu, Iran menunjuk Alireza Enayati sebagai utusan Iran untuk Riyadh. Enayati sebelumnya menjabat sebagai duta besar Iran untuk Kuwait, asisten menteri luar negeri dan direktur jenderal urusan Teluk Persia di Kementerian Luar Negeri.
Pada 11 Mei, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengumumkan bahwa Arab Saudi telah menunjuk duta besar baru untuk Teheran, sejalan dengan perjanjian Maret yang ditengahi China antara kedua negara untuk pemulihan hubungan. (presstv)
Peringatkan Hizbullah, Menhan Israel Ancam Kembalikan Lebanon ke Jaman Batu
Menteri Pertahanan Rezim Zionis Israel, Yoav Gallant, bersumbar bahwa Israel dapat mengembalikan Lebanon ke zaman batu jika Hizbullah melakukan kesalahan dan memulai perang terhadap Israel.
Dikutip saluran 14 TV Israel, Selasa (6/6), Yoav Gallant mengatakan bahwa jika Hizbullah berani memulai perang melawan Israel maka tentara Israel akan menggempurnya dan mengembalikan Lebanon ke zaman batu, dan bahwa kekuatan tentara ini tahu bagaimana melindungi negara mereka dan warganya.
Menurut media itu, Gallant menyatakan demikian selama tur lapangan yang dia lakukan di front utara Israel untuk memeriksa manuver “tinju penghancur” yang dilakukan oleh tentara Israel. Manuver militer ini mencakup berbagai senjata di darat, laut dan udara, dan mensimulasikan perang multi-front, terutama ketika Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.
Gallant menyebutkan bahwa Israel mendengar musuh-musuhnya menyombongkan diri tentang pengembangan dan produksi berbagai senjata, tapi “Israel memiliki tanggapan yang lebih baik terhadap senjata yang banyak dan berbeda iniâ€.
Website saluran itu memperlihatkan Gallant dengan latar belakang produksi rudal hipersonik baru Iran, sementara surat kabar Yedioth Aharonoth menyebut pernyataan Gallant itu sebagai ancaman implisit dari Israel mengenai kemungkinan menyerang fasilitas nuklir di Iran.†(raialyoum)