Jakarta, ICMES. Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, BrigjenYahya Saree mengatakan Angkatan Laut (AL) negara ini telah melancarkan dua operasi serangan terhadap kapal AS dan kapal Inggris di lepas pantai negara itu, demi membela Palestina, sementara Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houthi bersumpah bahwa Yaman akan terus beraksi di Laut Merah demi Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam komentar pertamanya setelah Hamas menyampaikan penolakannya terhadap usulan gencatan senjata mengatakan, “Kami akan terus berperang di Gaza sampai kemenangan tercapai.”
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken mengatakan bahwa Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menekankan minatnya untuk menjalin hubungan dengan Israel, tetapi dia juga menginginkan diakhirnyaP Gaza dan adanya jalan yang jelas menuju pengadaan negara Palestina.
Berita selengkapnya:
Yaman Serang Kapal AS dan Inggris, Pemimpin Ansarullah Bersumpah akan Terus Beraksi
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, BrigjenYahya Saree mengatakan Angkatan Laut (AL) negara ini telah melancarkan dua operasi serangan terhadap kapal AS dan kapal Inggris di lepas pantai negara itu, demi membela Palestina, sementara Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houthi bersumpah bahwa Yaman akan terus beraksi di Laut Merah demi Palestina.
Pada konferensi pers di Sanaa, ibu kota Yaman, Selasa (6/2), Saree mengatakan serangan itu dilakukan dengan menggunakan “rudal yang sesuai” dan menyasar kapal curah Star Nasia milik AS dan kapal kargo umumBritish Morning Tide milik Inggris di Laut Merah, demi membela orang-orang Palestina yang tertindas di Gaza dan sebagai tanggapan atas agresi gabungan AS-Inggris terhadap Yaman.
Dia menegaskan lagi bahwa semua kapal perang AS dan Inggris di Laut Merah dan Laut Arab adalah target yang sah bagi Yaman, dan bahwa militer negara ini akan terus melanjutkan operasi anti-Israel sampai rezim Tel Aviv menghentikan serangannya terhadap Gaza dan mencabut semua pembatasan pasokan bantuan kemanusiaan bagi penduduknya.
Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang dahsyat di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah faksi-faksi pejuang di Gaza melancarkan serangan fajar bersandi Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel.
Sementara itu, pemimpin gerakan Ansarullah, Sayid Abdul Malik al-Houthi, di hari yang sama bersumpah bahwa Yaman akan terus melakukan eskalasi militer jika serangan Israel di Gaza tidak berhenti.
“Saya memperingatkan mereka. Mereka pertama-tama harus menghentikan agresi biadab dan brutal mereka terhadap Gaza, dan menghentikan blokade mereka terhadap rakyat Palestina yang tidak mereka beri bantuan dan obat-obatan. Jika mereka tidak melakukannya maka kami akan berupaya untuk melakukan eskalasi lebih banyak dan lebih banyak.”
Dia menekankan bahwa proyek yang diwakili oleh Ansarallah adalah penyelamatan dari subordinasi hegemoni AS, Zionis dan lainnya.
Dalam pidatonya pada peringatan syahidnya Sayid Hussein Badruddin al-Houthi, Sayid Abdul Malik menegaskan, “Umat kita saat ini adalah umat yang sangat besar dengan letak geografis yang paling penting, dan memiliki perekonomian dan sumber daya yang sangat besar, namun umat ini terbelenggu, lemah, dan tidak berdaya.”
Dia menambahkan, “Amerika meneror sebagian besar negara umat kita, sebagian besar pemimpinnya, dan sebagian besar tentaranya dengan kata-kata ancaman atau intimidasi. Mana sikap umat Islam kita di dunia Arab dan di tempat lain, yang berjumlah ratusan juta orang, mengenai apa yang terjadi saat ini di Palestina?”
Sayid Abdul Malik juga menyebutkan bahwa bangsa Yaman, meskipun diagresi selama sembilan tahun serta diblokade sampai sekarang, namun dapat mengambil sikap yang tersendiri dan istimewa.
“Kita bergegas menghadapi segi tiga kejahatan AS, Israel dan Inggris, kita siap berkorban, dan kita yakin akan menang. Kita adalah orang-orang merdeka, maka tak ada dominasi, hegemoni dan keputusan AS atas kita. Seandainya kita tergolong pengkhianat dan antek yang pernah menguasai negara kita maka AS dan Inggris tidak akan mengagresi kita,” terangnya.
Dia memastikan bahwa apapun yang dilakukan segi tiga kejahatan itu terhadap Yaman tidak akan mempengaruhi tekad dan kehendak bangsa Yaman dalam membela bangsa Palestina.
“Maka mereka harus menghentikan perang terhadap Gaza, dan memasukan obat-obatan dan bahan makanan ke Gaza, karena jika tidak maka akan berusaha melakukan eskalasi (militer),” pungkasnya. (presstv/raialyoum/alalam)
Hamas Tolak Usulan Israel, Begini Tanggapan Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam komentar pertamanya setelah Hamas menyampaikan penolakannya terhadap usulan gencatan senjata mengatakan, “Kami akan terus berperang di Gaza sampai kemenangan tercapai.”
Netanyahu melalui platform X, Selasa (6/2), menyatakan, “Kita semua fokus pada satu hal utama: kemenangan penuh, dan pahlawan kita tidak sia-sia.”
Dia menambahkan, “Kami berada di jalur menuju kemenangan penuh dan kami tidak akan berhenti. Pendirian ini mewakili mayoritas rakyat (Israel). Ada banyak komentator yang mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin, namun penting bagi saya bahwa kalian harus tahu bahwa hal itu terjangkau.”
Sementara itu, badan penyiaran Israel mengutip pernyataan seorang pejabat anonim Israel bahwa rezim Zionis ini “tidak akan menerima syarat apa pun untuk gencatan senjata yang komprehensif dan menyeluruh.”
Pada Selasa malam, Channel 13 Israel mengutip pernyataan seorang pejabat anonim Israel bahwa penolakan Hamas terhadap Qatar mengenai garis besar kesepakatan pertukaran tahanan antara Tel Aviv dan Hamas berarti penolakan terhadap usulan tersebut.
Pejabat Israel mengatakan bahwa permintaan Hamas untuk penghentian total perang di Jalur Gaza berarti penolakan terhadap usulanl tersebut, dan bahwa tentara Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza.
Sebelumnya di hari yang sama, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, mengatakan negaranya telah mendapat tanggapan dari gerakan Hamas, terhadap usulan yang dicapai pada pertemuan Paris antara perwakilan Amerika, Israel, Qatar, dan Mesir, mengenai kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas. Dia menyebutkan bahwa Hamas menolak beberapa hal, namun secara umum tanggapan Hamas positif. (raialyoum)
Blinken: Bin Salman Berminat Normalisasi Saudi-Israel, Tapi Terganjal Perang Gaza
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken mengatakan bahwa Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menekankan minatnya untuk menjalin hubungan dengan Israel, tetapi dia juga menginginkan diakhirnyaP Gaza dan adanya jalan yang jelas menuju pengadaan negara Palestina.
Kepada wartawan di Doha, ibu kota Qatar, Selasa (6/2), sehari setelah pertemuan dengan Pangeran Mohammed bin Salman di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, Blinken mengatakan “Terutama sehubungan dengan normalisasi, Putra Mahkota (Bin Salman) menegaskan kembali minat besar Arab Saudi dalam upaya mencapai hal ini.”
Blinken menambahkan, “Tetapi dia juga mengklarifikasi apa yang dia katakan sebelumnya kepada saya, yaitu untuk melakukan hal ini, ada dua hal yang diperlukan: diakhirinya konflik di Gaza, dan jalan yang jelas, dapat diandalkan, dan terjadwal untuk pendirian negara Palestina.” (raialyoum)