Jakarta, ICMES: Citra satelit yang baru dirilis oleh Image Sat International mengungkap bahwa sistem pertahanan udara S-300 Suriah siap untuk digunakan.
Iran menuding Amerika Serikat mengevakuasi kawanan teroris ISIS dari Suriah dan Irak ke Afghanistan.
Pemerintah Iran dan Irak menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai keberadaan tentara AS dan kaitannya dengan Iran.
Amerika Serikat alih-alih menarik pasukannya dari Suriah belakangan ini justru mengirim peralatan tempur dalam jumlah besar ke wilayah Suriah utara yang dikuasai oleh Pasukan Demokrasi Suriah.
Berita selengkapnya:
Citra Satelit Tunjukkan S-300 Suriah Sudah Dioperasikan
Citra satelit yang baru dirilis oleh Image Sat International, Selasa (5/2/2019), mengungkap bahwa sistem pertahanan udara S-300 Suriah siap untuk digunakan.
Menurut gambar ini, setidaknya tiga dari empat instalasi S-300 terlihat sudah diberdirikan.
Berdasarkan informasi dari gambar satelit sebelumnya, mesin S-300 ini berlokasi di sekitar kota strategis Masyaf di pingggiran barat Provinsi Hama.
Sistem S-300 dikirim oleh Rusia ke Suriah pada 1 Oktober menyusul insiden jatuhnya pesawat pengintai Rusia IL-20 di pantai Latakia akibat salah tembak pasukan pertahanan udara Suriah saat terjadi serangan udara Israel terhadap Suriah.
Rusia menuduh jet F-16 Israel menggunakan IL-20 untuk berlindung ketika rudal pertahanan udara Suriah berusaha menjatuhkan pesawat Israel di bagi timur Laut Tengah.
Seperti diketahui Israel yang cemas terhadap keberadaan militer Iran di Suriah kerap melancarkan serangan udara dan rudal ke Suriah dengan dalih menggempur sasaran-sasaran Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem menyatakan bahwa sudah menjadi kewajiban pemerintah Suriah menjaga keamanan pasukan Iran di Suriah.
“Pemerintah Suriah menganggap sudah menjadi tugasnya menjaga keamanan pasukan Iran di Suriah. Para penasihat militer Iran di Suriah datang atas undangan pemerintah Suriah dan misi mereka ialah memperkuat kemampuan angkatan bersenjata Suriah,” kata Moallem dalam pertemuan dengan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani di Teheran, Selasa. (almasdar/raialyoum)
Iran Nyatakan AS Evakuasi ISIS Dari Suriah Dan Irak Ke Afghanistan
Penasihat Pemimpin Besar Iran Mayjen Yahya Rahim Safavi menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengevakuasi kawanan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS) dari Suriah dan Irak ke Afghanistan.
Tudingan Iran terhadap AS ini dinyatakan Safavi dalam pidatonya di Universitas Teheran pada momen peringatan HUT ke-40 Kejayaan Revolusi Islam di Iran, Selasa (5/2/2019).
Safavi menjelaskan bahwa konspirasi AS, Rezim Zionis Israel, dan beberapa negara Arab telah menimpakan petaka terhadap Suriah dan Irak dengan lebih dari 100.000 teroris anggota ISIS, dan kemudian mereka ingin mengirim kawanan teroris itu ke Afghanistan dengan motivasi pendeklarasian “kekhalifahan Khurasan” dan dalam rangka ini mereka bahkan juga sudah mengangkat siapa yang menjadi “khalifah” dalam kekhalifahan itu.
Sebagaimana dilansir kantor berita ISNA dan dikutip Anadolu, pejabat Iran itu menyatakan pihaknya memiliki informasi intelijen yang pasti mengenai evakuasi kawanan ISIS dari Suriah dan Irak ke Afghanistan.
Dilaporkan bahwa belakangan ini telah terjadi konfrontasi antara ISIS dan Taliban yang menewaskan ratusan warga sipil di banyak daerah di Afghanistan. (/raialyoum)
Iran Dan Irak Tanggapi Pernyataan Trump Bahwa Tentara AS Di Irak Untuk Meneropong Iran
Pemerintah Iran dan Irak menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai keberadaan tentara AS dan kaitannya dengan Iran.
Seperti pernah diberitakan, Trump Ahad lalu Ahad (3/2/2019) menyatakan bahwa pasukan AS harus tetap dipertahankan di Irak agar dapat mengawasi aktivitas Iran, sembari menekankan pentingnya pangkalan militer utama AS di Irak untuk meneropong Iran.
“Kami menghabiskan banyak uang untuk membangun pangkalan yang luar biasa ini, dan kami mungkin juga mempertahankannya. Dan saya ingin mempertahankannya karena saya ingin sedikit melihat Iran karena Iran adalah problema yang nyata,” kata Trump kepada dalam wawancara pada acara “’Face the Nation” saluran CBS,.
Menanggapi pernyataan ini, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi menyebutnya tidak layak dianggap serius.
“Mereka seharusnya tidak datang ke Irak, dan kebertahanan mereka di negara merdeka ini juga merupakan kesalahan strategis dan ilegal. Pernyataan dan pembenarannya atas kehadiran mereka di Irak sepenuhnya tak dapat diterima,” lanjutnya kepada kantor berita Fars, Senin (4/2/2019).
Qasemi juga mengatakan, “Rakyat dan pemerintah Irak tidak akan pernah membiarkan wilayah negara ini menjadi pangkalan bagi pemerintah AS terhadap Iran.. Semua masalah dan kemalangan di kawasan disebabkan oleh kehadiran ilegal dan kebijakan salah AS. AS masih mengulangi kesalahan strategisnya, dan tak diragukan lagi bahwa siapa salah maka dialah yang harus menerima akibatnya. “
Senada dengan ini, Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi dalam jumpa pers mingguannya, Selasa (5/2/2019), memastikan tak ada pangkalan militer AS di Irak.
“Tidak ada pangkalan militer AS di Irak, melainkan ada pelatih dalam kerangka koalisi internasional… Kami tidak setuju dengan pihak AS terkait dengan pernyataan baru-baru ini, dan kami menolak persepsi (Trump) ini. Pernyataan ini tidak bermanfaat dan harus dicabut.”
Dia menambahkan, “Saya menolak penggunaan Irak oleh negara mana pun terhadap negara lain, dan Irak tidak wajib berpihak dalam pertempuran antara dua negara itu.” (alalam/raialyoum)
AS Kirim Peralatan Tempur Dalam Jumlah Besar Ke Suriah Utara
Amerika Serikat (AS), alih-alih menarik pasukannya dari Suriah, belakangan ini justru mengirim peralatan tempur dalam jumlah besar ke wilayah Suriah utara yang dikuasai oleh Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang ditulang punggungi oleh milisi Kurdi Unit Perlindungan Rakyat(YPG).
AS mengirim hampir 150 truk yang memuat kendaraan lapis baja dan peralatan militer lain ke berbagai kawasan tersebut pada Senin malam (4/2/2019) sehingga menjadi indikasi bahwa AS tak jadi untuk segera menarik pasukannya dari Suriah.
Menurut koresponden kantor berita Anadolu milik Turki, ratusan truk bermuatan kendaraan lapis baja, peralatan konstruksi dan pembangkit listrik itu telah melintasi gerbang Semalka di perbatasan Irak-Suriah untuk mencapai gudang milik milisi YPG di desa Harab Isk dan Sarrin.
Truk-truk itu mengangkut kendaraan Humwee yang dikenal sebagai kendaraan serba guna dengan mobilitas tinggi, dan AS memberikannya kepada YPG yang menggunakan nama SDF di Suriah.
Pengiriman ini terjadi ketika para pejabat Turki dan AS mengadakan pertemuan di Washington mengenai pembentukan zona aman di Suriah utara, dan peta jalan untuk stabilitas di Manbij.
Sumber-sumber di wilayah itu menyebutkan bahwa sekira 400 truk dikirim ke daerah-daerah yang dikuasai oleh YPG di Suriah dari arah Irak sejak Presiden AS Donald Trump pada bulan lalu mendadak mengumumkan rencana penarikan segera pasukan AS dari Suriah.
Trump mengusulkan gagasan zona aman di Suriah utara sembari mendesak Turki agar menjamin tidak akan melakukan operasi terhadap milisi YPG yang bersekutu dengan AS dan oleh Turki dianggap sebagai kelompok teroris. (raialyoum)