Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dalam wawancara dengan Al-Arabi Al-Jadeed menyatakan Teheran akan mempelajari kemungkinan pengiriman pasukan ke Suriah jika Damaskus memintanya.
Tentara Arab Suriah melancarkan serangan udara tepat sasaran terhadap posisi-posisi teroris di barat laut negara, dan menghancurkan markas komando operasi kelompok teroris Hayat al-Tahrir al-Sham, yang memimpin serangan di Suriah.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya telah melancarkan tiga serangan drone terhadap sasaran di Israel utara dan selatan, bekerja sama dengan kelompok pejuang Resistensi Islam Irak.
Berita selengkapnya:
Ini Kata Menlu Iran Jika Suriah Meminta Bantuan Pasukan untuk Melawan Teroris
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dalam wawancara dengan Al-Arabi Al-Jadeed yang kutipannya dipublikasi pada hari Selasa (3/12) menyatakan Teheran akan mempelajari kemungkinan pengiriman pasukan ke Suriah jika Damaskus memintanya.
Ditanya mengenai serangan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris trans-nasional terhadap Tentara Arab Suriah (SAA) di bagian utara negara ini, Araqchi menjawab, “Jika pemerintah Suriah meminta Iran mengirim pasukan ke Suriah, kami akan mempelajari permintaan ini.”
Dia memperingatkan ihwal ekspansi kelompok-kelompok teroris di Suriah dengan menyebutkan bahwa kerugian negara-negara tetangga seperti Irak, Yordania, dan Turki akan lebih besar dibanding kerugian Iran.
Pernyataan ini tercatat paling tegas selama ini dari pemerintah Iran sejak dimulainya serangan militan terhadap SAA pada 27 November.
Sehari sebelumnya, Juru Bicara Kemlu Iran Ismail Baghaei menyatakan Teheran mempertahankan keberadaan “penasihat militer” Iran di Suriah, tanpa menjelaskan apakah Iran akan menambah jumlah anggota tentaranya yang ditempatkan di Suriah.
Iran terlibat secara militer di Suriah sejak dimulainya perang di Suriah pada tahun 2011, melalui unsur-unsur yang disebut Teheran sebagai “penasihat militer” yang mendukung pasukan Suriah atas permintaan Damaskus.
Kelompok-kelompok pejuang pro-Iran juga aktif di Suriah.
Araqchi pada hari Senin juga menyatakan negaranya akan memberikan “semua dukungan yang diperlukan” kepada sekutunya di Suriah dalam menghadapi terorisme.
Dia menyebut gejolak di Suriah itu sebagai bagian dari “rencana Amerika-Zionis yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas dan keamanan regional.”
Pernyataan Penasihat Pemimpin Besar Iran
Sementara itu, Penasihat Pemimpin Besar Iran untuk urusan internasional, Ali Akbar Velayati, memandang Turki, yang mendukung dan bahkan mempersenjatai kelompok-kelompok teroris di Suriah, jatuh ke dalam perangkap AS dan Israel
“Kami berharap Bapak Hakan (Menteri Luar Negeri Turki), seorang tokoh yang berpengalaman di bidang intelijen dan politik luar negeri, mampu memperbaiki beberapa kesalahan kebijakan luar negeri Turki. Namun kami tidak menyangka bahwa Turki, yang memiliki sejarah Islam yang panjang, akan jatuh ke dalam perangkap yang telah disiapkan AS dan Zionis untuknya.”
Velayati menambahkan, “Sangat mengherankan bahwa tindakan demikian dilakukan atas nama rakyat Turki, yang sepanjang sejarah telah konsisten pada pendirian dan keyakinannya yang teguh kepada Islam.”
Dia kemudian menegaskan, “Amerika, Zionis, dan negara-negara kawasan, baik Arab maupun non-Arab, hendaklah mengetahui bahwa Republik Islam Iran akan terus memberikan dukungan mutlak kepada pemerintah Suriah hingga akhir.”
Velayati juga mengatakan, “Jumlah sekutu Suriah kini lebih banyak dibandingkan tahun 2011 (awal perang di Suriah). Selain Iran, ada Rusia, Hizbullah Lebanon – yang kini menjadi lebih kuat dari sebelumnya –, Pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMF)– yang merupakan kekuatan luar biasa –, Ansarullah yang heroik di Yaman, dan bangsa Palestina. Mereka semua bersatu dalam mendukung integritas wilayah Suriah dan pemerintahannya saat ini.”
Pernyataan Petinggi Militer Iran
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, juga angkat bicara dengan menyatakan bahwa serangan kelompok ekstremis takfiri di Suriah merupakan langkah awal menuju skenario berbahaya di kawasan.
Menurutnya, kebersamaan serangan teroris terhadap Suriah dengan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hizbullah menunjukkan adanya konspirasi AS-Zionis untuk melemahkan Suriah, sekutunya, dan Poros Resistensi.
Dia mengimbau negara-negara tetangga Suriah bertindak untuk mencegah dukungan terhadap kawananan teroris.
Bagheri juga mengatakan, “Kami mengimbau para petinggi militer Rusia, Irak dan Suriah untuk mengambil guna mencegah dukungan terhadap terorisme.” (alalam/raialyoum)
Tentara Suriah Hancurkan Markas Komando Operasi Teroris Takfiri
Tentara Arab Suriah (SAA) melancarkan serangan udara tepat sasaran terhadap posisi-posisi teroris di barat laut negara, dan menghancurkan markas komando operasi kelompok teroris Hayat al-Tahrir al-Sham (HTS), yang memimpin serangan terhadap SAA.
Komando Umum SAA saat mengumumkan hal tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (3/12) merinci bahwa serangan itu juga mengakibatkan kehancuran tiga gudang yang berisi berbagai amunisi, serta puluhan kendaraan dan unit lapis baja di sepanjang garis depan pertempuran selama 24 jam terakhir.
Selain itu, dilaporkan bahwa sebanyak 200-an teroris terbunuh, termasuk warga negara asing, dan lebih dari 20 drone yang diluncurkan oleh kawanan teroris ke desa-desa dan kota-kota berhasil ditembak jatuh.
“Angkatan bersenjata kami yang gagah berani terus menargetkan kelompok, posisi, markas besar, dan konvoi bergerak organisasi teroris di pedesaan utara Hama dan Idlib, dengan menggunakan artileri, rudal, dan serangan udara gabungan Suriah-Rusia,” bunyi pernyataan tersebut.
Komando Umum SAA juga meyebutkan bahwa bala bantuan militer dari berbagai pihak terus berdatangan untuk membantu SAA, yang “secara heroik terlibat dalam pertempuran sengit di garis depan, khususnya di sepanjang poros pedesaan utara Hama.”
Seperti diketahui, kawanan teroris yang mengatasnamakan oposisi Suriah serta didukung kekuatan-kekuatan asing dan dipimpin oleh HTS telah melancarkan serangan mendadak di pedesaan Aleppo dan Idlib, menyerbu beberapa desa dan kota sebelum kemudian bergerak maju dan mencapai Aleppo pada tanggal 27 November.
Namun, pasukan Suriah telah menghentikan kemajuan mereka dan secara aktif berupaya mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang jatuh ke tangan kawanan teroris.
Kawanan itu bertujuan untuk melemahkan upaya pemerintah Suriah memulihkan keamanan dan stabilitas di tengah agresi yang kerap dilancarkan rezim Zionis Israel.
Israel merupakan pendukung utama kelompok-kelompok teroris penentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sejak dimulainya gejolak pemberontakan dan terorisme yang didukung asing di Suriah pada tahun 2011. (presstv)
Pasukan Yaman dan Pejuang Irak Kembali Serang Israel
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah pada hari Selasa (3/12) mengumumkan pihaknya telah melancarkan tiga serangan drone terhadap sasaran di Israel utara dan selatan, bekerja sama dengan kelompok pejuang Resistensi Islam Irak (IRI).
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengatakan, “Angkatan bersenjata Yaman, bekerja sama dengan IRI, telah melakukan tiga operasi militer terhadap Israel dalam 48 jam terakhir.”
Dia menjelaskan bahwa “dua operasi menargetkan dua sasaran Israel di wilayah utara Palestina pendudukan, menggunakan sejumlah drone,” tanpa menyebutkan secara spesifik apa targetnya atau lokasi tepatnya.
Dia menambahkan, “Operasi ketiga menyasar target penting di daerah Umm al-Rashrash (Eilat) di wilayah selatan Palestina pendudukan dengan sejumlah drone.”
Sare memastikan “ketiga operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya.”
Dia juga mengatakan, “Pasukan kami, bersama IRI, terus menanggapi kejahatan Israel terhadap saudara-saudara kami di Gaza, dan tidak akan berhenti kecuali dengan penghentian agresi dan blokade terhadap Jalur Gaza.” (raialyoum)