Jakarta, ICMES. Menteri Kebudayaan, Pariwisata dan Peninggalan Purbakala Irak Hasan Nadhim memecat seorang pegawai kementerian ini, Sahar Karim, yang telah menghadiri sebuah konferensi yang menyerukan normalisasi hubungan negara ini dengan Israel.
Media Israel pada Selasa malam (29/9) menyatakan bahwa dalam perang antara Israel dan Gaza pada 10-21 Mei lalu sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, telah berusaha menghancurkan sistem pertahanan udara Kubah Besi milik tentara Israel.
Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) bersumpah bahwa Israel tidak akan pernah mengenyam nikmatnya hidup aman dan tentram selagi rezim Zionis itu masih berbuat aniaya terhadap bangsa dan para tahanan Palestina.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memperingatkan kepada para pejabat Irak dan wilayah Kurdistan di negara ini bahwa pasukan elit Iran tersebut akan menggulung apa yang disebutnya sarang-sarang teroris di kawasan Irak utara.
Berita Selengkapnya:
Hadiri Konferensi tentang Israel, Seorang Pegawai Kementerian Irak Dipecat
Menteri Kebudayaan, Pariwisata dan Peninggalan Purbakala Irak Hasan Nadhim memecat seorang pegawai kementerian ini, Sahar Karim, yang telah menghadiri sebuah konferensi yang menyerukan normalisasi hubungan negara ini dengan Israel.
Dalam sebuah statemennya, Rabu (29/9), kementerian itu menyebutkan bahwa Hasan Nadhim telah mengeluarkan keputusan pemecatan Sahar Karim yang bertugas di Otoritas Umum untuk Peninggalan Purbakala dan Warisan Budaya karena telah melakukan tindakan yang dinilai menyalahi peraturan kepegawaian negara dan melanggar undang-undang Irak serta melakukan aksi-aksi politik setelah menghadiri konferensi yang diselenggarakan di kota Arbil, Kurdistan Irak, pada hari Jumat lalu tersebut.
Kementerian itu menjelaskan bahwa keputusan pemecatan dikeluarkan sesuai rekomendasi komite penyelidikan yang telah dibentuk di Otoritas Umum untuk Peninggalan Purbakala dan Warisan Budaya.
Sebelumnya, Pengadilan Tinggi Irak telah mengeluarkan instruksi penangkapan sejumlah peserta konferensi tersebut, termasuk beberapa tokoh adat.
Sementara itu, ulama muda terkemuka Irak Sayid Moqtada Sadr mengaku sedang menunggu pelaksanaan perintah penangkapan para peserta konferensi normalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam cuitan di halaman Twitternya, Rabu, dia juga mengancam; “Jika mereka tidak ditangkap maka kami akan melakukan tindakan-tindakan nasional yang tegas terhadap para penyeru normalisasi dan peserta konferensi.†(railayoum/alalam)
Israel Ungkap Sasaran yang Diincar Drone Kamikaze Hamas
Media Israel pada Selasa malam (29/9) menyatakan bahwa dalam perang antara Israel dan Gaza pada 10-21 Mei lalu sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, telah berusaha menghancurkan sistem pertahanan udara Kubah Besi milik tentara Israel.
Saluran 12 Israel mengklaim bahwa Brigade Al-Qassam telah melesatkan pesawat nirawak kamikaze untuk menghancurkan sistem Kubah Besi yang dipasang di sekitar perbatasan antara Gaza dan Israel (Palestina pendudukan 1948).
Menurut saluran itu, dengan pesawat nirawak itu Al-Qassam berusaha menghancurkan dan menon-aktifkan Kubah Besi supaya rudal-rudal Palestina dapat menghantam sasaran-sasarannya di Israel tanpa ada pencegatan.
Terkait dengan berita tersebut, sebuah di media sosial beredar penggalan video yang memperlihatkan detik-detik tertembaknya pesawat nirawak pejuang Gaza oleh sistem rudal Israel.
Militer Rezim Zionis Israel memperkirakan bahwa dalam perang yang cepat atau lambat akan terjadi lagi di masa mendatang Hamas dari Gaza dan Hizbullah dari Lebanon akan melepaskan pesawat-pesawat nirawak ke berbagai wilayah Israel. (raialyoum)
Jihad Islam Palestina: Jangan Harap Israel Bisa Hidup Tentram
Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) bersumpah bahwa Israel tidak akan pernah mengenyam nikmatnya hidup aman dan tentram selagi rezim Zionis itu masih berbuat aniaya terhadap bangsa dan para tahanan Palestina.
Dalam orasi pada sebuah aksi konsentrasi massa di depan Komite Internasional Palang Merah (IRCR) di Gaza, Rabu (29/9), Petinggi PIJ Ahmad Al-Mudallal menegaskan, “Rezim Zionis tak akan pernah merasakan keamanan dan kententraman selagi kejahatan mereka terhadap para tahanan pemberani Palestina, terutama tahanan dalam operasi ‘Terowongan Kebebasan’ masih berlanjut.â€
Dalam aksi peduli nasib para tahanan Palestina itu dia mengutuk aksi balas dendam Israel terhadap para tahanan Palestina yang kabur dari Penjara Gilboa, Israel, dan tertangkap lagi.
“Lembaga-lembaga HAM dan internasional, termasuk ICRC, harus segera turun tangan menyelamatkan para tahanan kami dari kejahatan Israel terhadap mereka,†serunya.
Al-Mudallal juga memastikan bahwa sebesar apapun keganasan kaum Zionis tak akan pernah dapat meredakan gelora perjuangan bangsa dan para tahanan Palestina.
“Berlanjutnya aksi-aksi kejam dan ganas Rezim Zionis terhadap para tahanan Palestina di dalam penjara, terutama tahanan operasi Turowongan Kebebasan tak akan pernah melemahkan kehendak mereka, dan tak akan membuat mereka berpaling dari jalan resistensi,†tegasnya.
Dia menambahkan bahwa PIJ akan terus melakukan berbagai upaya untuk melindungi tahanan Palestina dan membongkar belang otoritas pengelola penjara-penjara Israel.
Dia juga bersumpah, “Resistensi dan jihad kami akan terus berlanjut, dan selagi tahanan Palestina masih mendekam di dalam penjara-penjara Israel, Pedang Quds tak akan masuk ke sarungnya.†(tasnim)
Pasukan Elit Iran Ancam Gulung Sarang-Sarang Teroris di Irak Utara
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memperingatkan kepada para pejabat Irak dan wilayah Kurdistan di negara ini bahwa pasukan elit Iran tersebut akan menggulung apa yang disebutnya sarang-sarang teroris di kawasan Irak utara.
Ditujukan kepada para pejabat Irak tersebut, komandan Angkatan Darat IRGC Brigjen Mohammad Pakpour memperingatkan, “Silakan Anda secepatnya menghalau para anasir dan anggota kelompok-kelompok teroris keluar dari Irak utara, karena jika tidak maka kami akan memusnahkan markas-maskas dan pangkalan-pangakalan mereka.â€
Dalam sebuah pertemuan “Pejuang Peshmerga Muslim Kurdi†yang diselenggarakan di Sanandaj, Iran, Rabu (29/9), dia menyebutkan adanya persekongkolan musuh-musuh Iran dengan kelompok-kelompok kontra-revolusi Islam Iran yang dia sebut kawanan teroris.
“Terkadang kita melihat para teroris itu membangun markas di wilayah Kurdistan Irak, dan ini tak dapat kami terima sehingga kami akan melakukan tindakan tegas terhadapnya,†ancam Pakpour.
Dia bersumpah bahwa pihaknya tidak akan pernah membiarkan kelompok-kelompok itu melakukan pergerakan sekecil apapun terhadap Iran melalui wilayah Irak utara.
“Sekarang pasukan IRGC berkesiapan penuh dan akan memberikan respon telak terhadap segala bentuk pergerakan musuh,†lanjutnya.
Komandan Angkatan Darat IRGC menyatakan bahwa kelompok-kelompok itu didukung penuh oleh Amerika Serikat (AS), namun ambisi AS sendiri di dunia sudah terbukti kandas, sebagaimana terlihat dengan sangat nyata dari keluarnya pasukan AS dari Afghanistan serta buyarnya tentara pemerintah Afghanistan yang telah bertahun-tahun dibina dan dilatih oleh militer AS.
“Iran sekarang berperan determinan dalam perundingan (nuklir) JCPOA, dan dalam perang militerpun mereka (pasukan AS) juga tidak mampu berkonfrontasi dengan Iran,†pungkasnya.
Apa yang dinyatakan Pakpour bukan sebatas ancaman. Pasalnya, beberapa waktu lalu IRGC juga sudah menggempur dan menghancurkan empat pangkalan kelompok kontra revolusi Islam Iran di Irak Utara.
Saat itu Wakil Komandan Pangkalan IRGC Hamzeh Sayyid Al-Syuhada di barat laut Iran, Brigjen Majid Arjmandfar, memperingatkan bahwa di mana pun kelompok kontra-revolusi ini ditempatkan dianggap sebagai wilayah musuh oleh Iran. (tasnim)