Rangkuman Berita Utama Timteng  Rabu 24 November 2021

Jakarta, ICMES. Serangkaian ledakan besar terjadi di salah satu pangkalan ilegal Amerika Serikat (AS) di dekat perbatasan Suriah-Irak akibat gempuran sejumlah rudal.

Beberapa video yang tersebar di media sosial memperlihatkan terjadinya unjuk rasa di kota Istanbul, Turki, di mana massa menuntut pemerintah mundur menyusul jatuhnya nilai mata uang Lira Turki ke titik terendah dalam sejarahnya.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyatakan Iran mengepung Israel dengan rudal namun Israel siap berkonfrontasi dengan Iran, dan Israel tidak akan terikat pada perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara terkemuka dunia.

Media lokal Afghanistan melaporkan sebuah ledakan terjadi di ibukota Afghanistan, Kabul.

Berita Selengkapnya:

Digempur Sejumlah Rudal, Serangkaian Ledakan Dahsyat Guncang Pangkalan Militer AS di Suriah

Serangkaian ledakan besar terjadi di salah satu pangkalan ilegal Amerika Serikat (AS) di dekat perbatasan Suriah-Irak akibat gempuran sejumlah rudal, Selasa (23/11).

Sumber lokal di Provinsi Hasakah, Suriah, mengatakan kepada kantor berita Sputnik milik Rusia, “Ledakan-ledakan kuat mengguncang pangkalan ilegal AS di desa Kharab Al-Jeir, yang berjarak 5 kilometer dari distrik Al-Yaarabiyah di perbatasan dengan Irak pada dini hari Selasa 23 November setelah jatuhnya empat rudal yang masih belum jelas asalnya.”

Sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa ledakan-ledakan itu sedemikian kuat sehingga gaungnya terdengar di beberapa kawasan perbatasan timur laut antara Suriah dan Irak.

Menurut mereka, segera setelah terjadi serangan itu angkasa kawasan sekitar pangkalan itu diriuhkan oleh penerbangan helikopter dan jet tempur pasukan pendudukan AS dalam jumlah besar.

“Pangkalan Kharab Al-Jeir merupakan pangkalan ilegal terbesar kedua pasukan pendudukan AS di Suriah, yang didirikan pada tahun 2015 setelah merampas lahan-lahan pertanian luas milik para petani desa itu. Di pangkalan itu terdapat landasan pendaratan helikopter dan jet tempur,” lanjut sumber lokal.

Disebutkan pula bahwa pangkalan itu merupakan titik penghubung vital antara wilayah Suriah dan wilayah Irak, dan para perwira dan tentara AS di pangkalan itulah pihak yang mengorganisir perdagangan minyak Suriah yang dicuri dari sumur-sumur minyak yang mereka duduki.

Koresponden Al-Alam mengatakan bahwa serangan itu merupakan yang pertama kalinya terhadap pangkalan itu, dan terjadi bersamaan dengan adanya delegasi AS di Pangkalan Al-Shidadi di Provinsi Hasakah.

Dia juga mengutip pernyataan sumber-sumber lokal bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok perlawanan rakyat di Irak yang menolak pendudukan AS. (raialyoum/alalam)

Buntut Anjloknya Mata Uang Turki, Demo di Istanbul Tuntut Erdogan Mundur

Beberapa video yang tersebar di media sosial memperlihatkan terjadinya unjuk rasa di kota Istanbul, Turki, di mana massa menuntut pemerintah mundur menyusul jatuhnya nilai mata uang Lira Turki ke titik terendah dalam sejarahnya.

Massa meneriakkan slogan-slogan kecaman terhadap Presiden Turki Recep Tayip Erdogan dan menuntut pemerintahannya mundur untuk kemudian diselenggarakan pemilu sebelum waktunya.

Dua pemimpin oposisi utama Turki, Kemal Kılıçdaroğlu dan Meral Akşener, menuding Erdogan tak berkompeten, dan menyerukan pemilu sebelum waktunya, namun Erdogan menolak seruan itu dan menegaskan bahwa pemilu akan diselenggarakan pada waktunya, Juni 2023.

Orang-orang Turki cemas mengikuti anjloknya nilai mata uang mereka. Pemimpin partai oposisi utama lain menyebut negara ini mengalami “malapetaka” paling gelap karena Lira merosot 15% pada hari Selasa terhadap dolar.

“Belum ada bencana seperti itu dalam sejarah Republik,” kata Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi Partai Rakyat Republik, ketika menyalahkan   Erdogan atas jatuhnya Lira.

“Pada titik ini, Anda adalah masalah keamanan nasional mendasar bagi Republik Turki,” lanjutnya.

Keterpurukan itu mengikuti penurunan tajam Lira selama beberapa pekan sehingga menyebabkan kenaikan harga dan membuat masyarakat mempertimbangkan kembali segalanya, mulai dari rencana liburan hingga belanja bahan makanan mingguan. (alalam/reuters)

Bennett: Orang Iran Kepung Israel dengan Rudal Sambil Duduk Santai di Teheran

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyatakan Iran mengepung Israel dengan rudal namun Israel siap berkonfrontasi dengan Iran, dan Israel tidak akan terikat pada perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara terkemuka dunia.

“Kami menghadapi masa-masa sulit, kemungkinan akan ada perselisihan dengan sahabat-sahabat terbaik kami,” katanya pada konferensi televisi yang diselenggarakan oleh Universitas Richman, seperti dikutip Rai Al-Youm, Selasa (23/11).

Dia menyebut Iran kini “berada di tahap proyek nuklirnya yang paling maju”, dan menegaskan independensi Israel dalam pengambilan keputusan terhadap musuh besarnya itu.

Perundingan nuklir dengan negara-negara besar dunia akan dimulai lagi pada 29 November mendatang untuk pemulihan perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang diteken pada tahun 2015 namun diabaikan oleh AS pada tahun 2018.

Bennett menyatakan bahwa kalaupun mereka kembali kepada perjanjian itu “Israel tentu bukan salah pihak dalam perjanjian ini, dan tidak akan terikat olehnya”.

Dia lantas mengungkapkan fustrasinya terhadap apa yang disebutnya bentrokan-bentrokan Israel dalam skala kecil dengan militan sekutu Iran.

Dia juga mengatakan, “Orang-orang Iran mengepung negara Israel dengan rudal di saat mereka duduk dengan aman di Teheran”.  

Dia mengeluh sambil bersumbar, “Pengejaran teroris yang dikirim oleh Pasukan Quds (Iran) tak lagi membuahkan hasil, kami harus mengejar pengirimnya.”

Meski demikian, Bennett tidak sampai melontarkan ancaman perang, melainkan mengatakan bahwa Israel dapat menggunakan teknologi elektronik dengan  â€œkelebihannya sebagai negara demokratis dan mendapat dukungan internasional”.

Sementara itu, Menteri Keuangan Israel Avigdor Lieberman, Selasa, menyebut Iran dapat memperoleh senjata nuklir dalam jangka waktu lima tahun, dan itu tidak akan terpengaruh oleh perundingan nuklir Iran dewasa ini dengan negara-negara besar dunia.

Teheran sendiri berulangkali membantah tuduhan Barat dan Israel bahwa Iran berusaha membuat senjata nuklir, meski mengabaikan banyak pasal perjanjian nuklir dan meningkatkan pengayaan uranium sejak AS keluar darinya.  (raialyoum)

Ledakan Bom Guncang Ibu Kota Afghanistan

Media lokal Afghanistan melaporkan sebuah ledakan terjadi di ibukota Afghanistan, Kabul, pada sore hari Selasa (23/11).

Ledakan itu dilaporkan disebabkan oleh alat peledak yang ditanam untuk menyasar kendaraan Taliban yang lewat di “Ghovaye Markaz” atau “pasukan pusat” di Kabul.

Menurut juru bicara kepolisian, dua pasukan militer Taliban terluka akibat ledakan itu.

Baku tembak juga terdengar di daerah itu setelah terjadi ledakan.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Kelompok teroris ISIS belakangan ini meningkatkan serangannya terhadap warga sipil Afghanistan serta pejabat Taliban. (mna)