Jakarta, ICMES. Pengadilan Iran menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Jamshid Sharmahd yang disebut-sebut sebagai gembong kelompok teroris yang berbasis di AS dan didakwa terlibat serangan teror dan operasi kontra-revolusi.

Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka akibat gempa berkekuatan 6,3 dan 5,8 skala Richter yang melanda Turki selatan dan melintasi perbatasan di Suriah, dua minggu setelah dua gempa kuat menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak rezim Zionis Israel agar “menghentikan sementara” usulan perubahan legislatif yang saat ini sedang dipertimbangkan di parlemen, yang menurut para kritikus akan melemahkan perlindungan hak asasi manusia(HAM) Â dengan merusak peradilan.
Berita Selengkapnya:
Iran Vonis Mati Gembong Teroris yang Berbasis di AS
Pengadilan Iran menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Jamshid Sharmahd yang disebut-sebut sebagai gembong kelompok teroris yang berbasis di AS dan didakwa terlibat serangan teror dan operasi kontra-revolusi.
Kantor berita Kehakiman Iran Mizan, Selasa (21/2), melaporkan bahwa Jamshid Sharmahd dijatuhi hukuman mati di Pengadilan Revolusi Teheran atas dakwaan melakukan “kerusakan di bumi” dengan merencanakan dan mendalangi aksi teror.
Sharmahd, yang berkewarganegaraan Jerman dan juga penduduk AS, adalah pentolan kelompok teroris Tondar (Guntur). Dia dituduh merencanakan serangkaian serangan, termasuk pada tahun 2008 terhadap sebuah pusat ibadah di kota Shiraz, Provinsi Fars, yang menewaskan 14 orang dan melukai ratusan lainnya.
Sharmahd dan kelompok Tondarnya juga berada di balik pemboman tahun 2010 di makam pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini di Teheran, yang menyebabkan beberapa orang terluka.
Pria berusia 67 tahun itu juga didakwa bekerja dengan intelijen AS dan memata-matai program rudal balistik Iran.
Mengutip berkas perkara pria itu, kantor berita Mizan mengatakan Sharmahd telah merencanakan melakukan 23 aksi teror, dan berhasil mengeksekusi lima orang.
“Putusannya masih bisa dikasasi di Mahkamah Agung,” tambah Mizan.
Kementerian Intelijen Iran dalam sebuah pernyataan pada Agustus 2020 mengumumkan pihaknya telah menangkap gembong teroris yang mengarahkan “operasi bersenjata dan aksi sabotase” di Iran dari AS.
Setelah ditangkap, Sharmahd mengaku menyediakan bahan peledak untuk serangan bom di Masjid Hosseyniah Sayid al-Syuhada di Shiraz, di mana 14 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka.
Menurut Kementerian, kelompok tersebut telah merencanakan beberapa serangan besar dan berpotensi mematikan di wilayah Iran, tetapi upayanya digagalkan oleh operasi rumit intelijen. (presstv)
Gempa Susulan Senin Lalu di Turki dan Suriah Tewaskan 6 Orang dan Lukai Ratusan
Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka akibat gempa berkekuatan 6,3 dan 5,8 skala Richter yang melanda Turki selatan dan melintasi perbatasan di Suriah, dua minggu setelah dua gempa kuat menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.
Dilaporkan dari Defne di provinsi Hatay Turki , yang dilanda gempa berkekuatan 6,3 pada hari Senin (20/2), bahwa gempa terbaru menambah lebih banyak kesengsaraan dan penderitaan pada penduduk di suatu daerah.
Gempa susulan itu terjadi pada saat orang-orang kembali ke gedung-gedung yang telah rusak dan memilah-milah bekas rumah mereka untuk mencari harta benda.
Gedung Gubernur Provinsi Hatay, yang sudah rusak akibat gempa 6 Februari, runtuh akibat gempa terbaru yang terjadi pada Senin malam (20/2) pukul 20:04 .
Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan gempa berkekuatan 5,8 terjadi tiga menit setelah yang pertama.
Kepala AFAD mengatakan sedikitnya 294 orang terluka dalam gempa Senin malam yang menyebabkan kepanikan di antara orang-orang yang sudah sengsara akibat gempa 6 Februari yang menewaskan lebih dari 47.000 orang, 41.156 di antaranya di Turki dan sisanya di Suriah.
“Kami sangat ketakutan. Kami pikir tanah akan terkoyak,†kata warga Hatay Aslan Gracoglu.
Menurut laporan media, gempa itu dirasakan di Suriah, Israel, Irak, Lebanon dan Palestina.
Di distrik Samandag Hatay – pusat gempa berkekuatan 6,3 di mana AFAD melaporkan satu orang tewas pada hari Senin- penduduk mengatakan lebih banyak bangunan runtuh namun sebagian besar penduduk kota telah melarikan diri setelah gempa bumi awal. Gundukan puing dan furnitur yang dibuang berjejer di jalan-jalan yang gelap dan terbengkalai. (aljazeera)
PBB Desak Israel Hentikan Perombakan Legislatif Kontrovesial
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak rezim Zionis Israel agar “menghentikan sementara” usulan perubahan legislatif yang saat ini sedang dipertimbangkan di parlemen, yang menurut para kritikus akan melemahkan perlindungan hak asasi manusia(HAM) dengan merusak peradilan.
Parlemen Israel Knesset Senin lalu (20/2) memilih mendorong perombakan sistem peradilan negara yang diperebutkan oleh pemerintah nasionalis-agama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan perombakan ini memicu gelombang protes masif.
Perubahan yang diusulkan disetujui dalam pembacaan pertama. Menguasai 64 dari 120 kursi Knesset, Netanyahu tampaknya akan memenangkan ratifikasi pada akhirnya untuk dua revisi dalam agenda; satu meningkatkan pengaruh pemerintah dalam memilih hakim, dan yang lainnya membatasi kemampuan Mahkamah Agung menjatuhkan undang-undang.
Pada hari Selasa, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Volker Turk mengaku khawatir perubahan yang diusulkan akan menimbulkan risiko serius terhadap eketivitas peradilan untuk pembelaan supremasi hukum, HAM dan independensi peradilan.
“Jika disahkan, perubahan ini berisiko melemahkan perlindungan HAM untuk semua, terutama komunitas dan kelompok yang paling rentan yang kurang mampu membela hak mereka melalui perwakilan di cabang eksekutif dan legislatif pemerintah,†ujar Turk.
Kelompok rentan antara lain warga Palestina Israel, pencari suaka, dan LGBTI+.
Undang-undang tersebut akan memberi bobot lebih kepada pemerintah dalam komite yang memilih hakim, dan akan menolak hak pengadilan untuk memutuskan tindakan yang mereka anggap bertentangan dengan kuasi-konstitusi Israel.
Di menambahkan bahwa perubahan yang diusulkan itu “akan secara drastis merusak kemampuan peradilan untuk membela hak-hak individu dan menegakkan supremasi hukum sebagai pengawasan kelembagaan yang efektif terhadap kekuasaan eksekutif dan legislatif.â€
Turk lantas menyerukan “penghentian sementara perubahan legislatif yang diusulkan dan membuka perdebatan dan refleksi yang lebih luasâ€.
Sebelum pemungutan suara hari Senin, pengunjuk rasa memposting video online tentang diri mereka sendiri yang berusaha mencegah anggota parlemen dari koalisi Netanyahu pergi ke Knesset. Polisi mengatakan delapan orang ditangkap karena perilaku tidak tertib dan lalu lintas dialihkan setelah demonstran memblokir beberapa jalan.
Oposisi di parlemen berjanji untuk “memperjuangkan jiwa bangsa” sementara puluhan ribu orang Israel berkumpul di jalan-jalan di luar, menyuarakan keberatan mereka.
Penentang pemerintah mengatakan proposal itu akan mendorong Israel menuju sistem seperti itu di Hungaria dan Polandia, di mana pemimpin memegang kendali atas semua pengungkit kekuasaan utama. (aljazeera)