Jakarta, ICMES. Militer Israel menyatakan bahwa jet tempur dan helikopternya telah menggempur instalasi bawah tanah milik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Jalur Gaza selatan.
Para petinggi Palestina mengecam kunjungan delegasi Uni Emirat Arab (UEA) ke Israel dan menyebutnya sebagai langkah “memalukanâ€.
Sebuah pesawat nirawak (drone) buatan Rezim Zionis Israel terhempas di wilayah Iran barat laut.
Penarikan militer Turki dari Provinsi Hama, Suriah, sedang berlangsung setelah puluhan alat transportasi darat memasuki wilayah Suriah barat laut untuk memulai pembongkaran pos pengamatan mereka.
Berita Selengkapnya:
Israel Gempur Fasilitas Bawah Tanah Hamas di Jalur Gaza
Militer Israel menyatakan bahwa jet tempur dan helikopternya telah menggempur instalasi bawah tanah milik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Jalur Gaza selatan pada Selasa malam (20/11/2020), dengan dalih membalas serangan rudal ke Israel yang terjadi sebelumnya.
“Jet tempur dan helikopter baru saja menggempur fasilitas bawah tanah milik Hamas di Jalur Gaza selatan, sebagai tanggapan atas tembakan roket dari jalur itu ke Israel pada sore hari ini,†ungkap juru bicara militer Israel Avichai Adrai di halaman Twitter-nya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa sirene berbunyi di daerah permukiman Zionis di sekitar Jalur Gaza, dan tentara Israel mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Kubah Besi miliknya telah mencegat sebuah roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju daerah sekitar Gaza.
Laporan lain menyebutkan bahwa serangan roket dari Gaza terjadi setelah tentara Israel menemukan terowongan bawah tanah di wilayah selatan Jalur Gaza. Selain itu, Angkatan Laut Israel juga telah menembaki dan menghalau para nelayan Palestina di dekat pantai kota Gaza.
Situs RT Arabic milik Rusia memuat video yang disertai keterangan bahwa militer Israel menyatakan militan di Jalur Gaza telah menggali terowongan sedalam puluhan meter yang melewati pagar keamanan di sekitar jalur itu sebelum kemudian terdeteksi.
Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus menyebutkan bahwa terowongan itu menyeberang ke wilayah Israel tapi “tidak menimbulkan ancaman apapun” ke permukiman Israel di dekatnya, dan belum ada jalan keluar di sisi lain. Â (rta/alalam)
Palestina Sebut Kunjungan Delegasi UEA ke Israel “Memalukanâ€
Para petinggi Palestina mengecam kunjungan delegasi Uni Emirat Arab (UEA) ke Israel dan menyebutnya sebagai langkah “memalukanâ€.
Kunjungan itu dilakukan secara resmi untuk pertama kalinya di mana delegasi UEA disambut langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi dan Menteri Keuangan Israel Katz di Bandara Ben Gurion, Selasa (20/10/2020).
Israel menyatakan bahwa kunjungan itu berlangsung selama lima jam dan pertemuan hanya berlangsung di bandara dekat Tel Aviv, karena faktor pandemi Covid-19, dan dalam pertemuan itu kedua pihak meneken sejumlah kesepakatan.
Perkembangan ini terjadi setelah kedua negara menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan di Gedung Putih pada bulan lalu.
Wasel Abu Youssef, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengecam keras kunjungan itu dan menilainya hanya akan memvalidasi kejahatan pasukan Israel terhadap Palestina.
“Perjanjian bilateral yang diumumkan hari ini dan delegasi yang datang dan pergi, semua itu menawarkan kepada rezim pendudukan kekuatan untuk meningkatkan agresi dan kejahatannya terhadap rakyat Palestina dan meningkatkan sikap keras dan arogannya,” kata Youssef di Ramallah, Tepi Barat.
Dia juga menyebutkan bahwa dukungan UEA kepada Israel itu terjadi ketika rezim Zionis sedang menggalakkan aktivitas pemukiman ilegal.
Penilaian serupa juga dinyatakan oleh Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, di Jalur Gaza, wilayah yang sudah belasan tahun diblokade oleh Israel.
“Kunjungan seperti itu hanya akan mendorong rezim pendudukan untuk mengejar aneksasi bertahap tanah Tepi Barat,†ujar juru bicara Hamas, Hazem Qassem.
Warga Palestina di media sosial mengecam “standar ganda” dalam  aturan bebas visa antara UEA dan Israel, karena warga UEA tidak diizinkan bergerak bebas di dalam dan ke wilayah Palestina yang diduduki Israel. (aljazeera)
Setelah 2 Tahun, Pasukan Turki Akhirnya Keluar dari Hama, Suriah
Penarikan militer Turki dari Provinsi Hama, Suriah, sedang berlangsung setelah puluhan alat transportasi darat memasuki wilayah Suriah barat laut untuk memulai pembongkaran pos pengamatan mereka.
Laporan terbaru dari Provinsi Hama menyebutkan bahwa militer Turki telah menarik pasukannya dari Morek, yang merupakan lokasi pos pengamatan terbesar mereka di wilayah tersebut.
Sejumlah jurnalis lokal telah merekam proses penarikan pasukan Turki itu, Selasa (20/10/2020).
Berkenaan dengan video yang beredar tentang itu disebutkan bahwa konvoi kendaraan militer Turki mulai bergerak menuju wilayah Jabal Al-Zawiya di Idlib, tempat mereka akan bergerak selanjutnya di barat laut Suriah.
Penarikan pasukan Turki itu dilakukan setelah sekian minggu berlangsung aksi protes berkala di depan pos militer Turki, dan kemudian pos pengamatan  mereka dikepung oleh Pasukan Arab Suriah (SAA) yang sukses menggelar operasi militer di Hama utara dan Idlib selatan. (amn)
Drone Buatan Israel Terhempas di Wilayah Iran
Sebuah pesawat nirawak (drone) buatan Rezim Zionis Israel terhempas di wilayah Iran barat laut, Selasa (20/10/2020).
Berdasarkan rekaman video yang dirilis, drone Harop IAI yang dibuat oleh Israel Aerospace Industries (IAI) telah menerobos zona udara Iran dari arah Azarbaijan, dan kemudian terhempas ke tanah.
Tak ada keterangan apakah drone itu terjatuh karena tembakan ataukah jatuh sendiri. Insiden ini merupakan peristiwa kedua kalinya dalam empat hari terakhir di mana drone asing memasuki zona udara Iran.
Iran belum menyebutkan siapa pemilik drone ini, namun dugaan kuat mengarah pada Angkatan Bersenjata Azerbaijan, karena mereka adalah satu-satunya militer di kawasan sekitar yang membeli pesawat nirawak buatan Israel tersebut. (amn)