Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 20 Mei 2020

aneksasi tepi barat palestinaJakarta, ICMES. Uni Eropa kembali mendesak Israel mengurungkan niatnya untuk mencaplok banyak daerah di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina.

Sumber keamanan Irak menyatakan sedikitnya tiga roket menerjang Zona Hijau yang ditempati oleh perwakilan diplomatik berbagai negara di Baghdad, ibu kota Irak.

Pemerintah dan oposisi Suriah sepakat untuk bertemu di Jenewa, Swiss, untuk melanjutkan pertemuan Komite Konstitusi.

Wakil Presiden Iran bidang Sains dan Teknologi Sorena Sattari menyatakan negara ini sudah mandiri dalam produksi peralatan untuk mengatasi penyebaran virus corona.

Berita selengkapnya:

Uni Eropa Kembali Desak Israel Urungkan Rencana Aneksasi Tanah Palestina

Uni Eropa kembali mendesak Israel mengurungkan niatnya untuk mencaplok banyak daerah di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell dalam sebuah pernyataannya, Selasa (19/5/2020), menegaskan, “Hukum internasional adalah pilar mendasar dari tatanan berbasis aturan internasional. Dalam hal ini, UE dan negara-negara anggotanya ingat bahwa mereka tidak akan mengakui perubahan apa pun pada perbatasan 1967 kecuali jika disetujui oleh Israel dan Palestina,.”

Dia menambahkan bahwa” solusi dua negara, dengan Yerusalem (Quds/Baitul Maqdis) sebagai ibukota masa depan untuk kedua negara, adalah satu-satunya cara untuk memastikan perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di kawasan.”

Borrell mengatakan Uni Eropa memandang aneksasi yang dicanangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu sebagai “keprihatinan serius.”

“Kami sangat mendesak Israel untuk menahan diri dari keputusan sepihak yang akan mengarah pada aneksasi wilayah pendudukan Palestina, dan yang dengan demikian, akan bertentangan dengan hukum internasional,” lanjutnya.

Di pihak lain, saat mempresentasikan pemerintahan barunya pada Ahad lalu, Netanyahu menyatakan hukum Israel harus diperluas atas tanah Tepi Barat.

“Daerah-daerah ini adalah tempat lahirnya orang-orang Yahudi. Sudah waktunya untuk memperpanjang hukum Israel atas mereka. Langkah ini tidak akan membawa kita lebih jauh dari kedamaian, itu akan membuat kita lebih dekat. Yang benar adalah, dan semua orang tahu itu, bahwa ratusan ribu pemukim di Yudea dan Samaria (Tepi Barat) akan selalu tetap berada dalam kesepakatan masa depan, ” katanya.

Borrell merilis pernyataan baru beberapa hari setelah para menteri luar negeri UE bertemu dan membahas kemungkinan tanggapan UE jika Israel menganeksasi pemukiman Zionis di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Lembah Yordan.

Borrell Jumat pekan lalu juga mengatakan Uni Eropa akan bekerja untuk “mencegah” inisiatif Israel terhadap aneksasi bagian-bagian Tepi Barat dan mengerahkan upaya diplomatik untuk mendapatkan solusi.

Masyarakat internasional menentang rencana Israel tersebut dan menganggap keberadaan Israel di wilayah Palestina, termasuk Quds Timur, sebagai aksi pendudukan.

Pada Desember 2016, Dewan Keamanan PBB mengadopsi Resolusi 2334, yang menyerukan kepada Israel agar menghentikan kegiatan pemukiman Zionis di wilayah pendudukan,  namun Israel menolak menerapkan ketentuan resolusi ini. (rt/jp)

Kawasan Sekitar Kedubes AS di Baghdad Dihantam Roket

Sumber keamanan Irak menyatakan sedikitnya tiga roket menerjang Zona Hijau yang ditempati oleh perwakilan diplomatik berbagai negara di Baghdad, ibu kota Irak, Selasa (19/5/2020).

Disebutkan bahwa serangan itu menyebabkan sirine di Kedubes AS di kawasan itu memekik, satu roket di antaranya jatuh di sekitar Kedubes Inggris, dan satu roket lagi menimpa atap sebuah bangunan.

Pihak keamanan Irak menyatakan insiden itu tidak menjatuhkan korban, dan aparat keamanan segera menggelar patroli untuk mencari lokasi peluncuran roket tersebut.

Zona Hijau Baghdad sudah berulangkali diterjang serangan roket yang ditujukan ke Kedubes AS untuk Irak. Insiden serupa terbaru sebelumnya terjadi pada tanggal 26 Maret 2020.

Amerika Serikat (AS) menuding kelompok-kelompok pejuang Irak yang didukung Iran sebagai pelaku serangan roket yang menyasar lokasi-lokasi yang ditempati oleh pasukan AS.

Serangan roket yang menewaskan personel militer AS, Inggris dan Irak, menimbulkan ketegangan hubungan antara Baghdad dan Washington.

Iran dan sekutunya di Irak menentang keras keberadaan pasukan AS di Irak, dan karena itu mereka menggalang upaya untuk memaksa pasukan AS angkat kaki dari Negeri 1001 Malam tersebut. .

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei Ahad lalu menegaskan bahwa AS “tidak akan dapat bertahan di Irak atau Suriah, harus mundur, dan pasti akan terusir”. (alalam/aljazeera)

PBB: Pemerintah dan Oposisi Suriah Sepakat Lanjutkan Pertemuan

Utusan PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, Selasa (19/5/2020), menyatakan  bahwa pemerintah dan oposisi Suriah sepakat untuk bertemu di Jenewa, Swiss, untuk melanjutkan pertemuan Komite Konstitusi segera setelah kondisi mengizinkan dan situasi yang terdampak wabah corona (Covid-19) membaik.

“Pihak-pihak yang bertikai di Suriah telah bersepakat untuk bertemu di Jenewa guna merundingkan konstitusi,” ujarnya.

Dia menilai sangat mungkin bahwa “ketenangan pertempuran sekarang menjadi kesempatan untuk mulai menyembuhkan ketidakpercayaan yang mendalam antara kedua pihak.”

Pedersen juga mengatakan, “Mereka sepakat untuk datang ke Jenewa segera setelah situasi akibat epidemi mengizinkannya, dan mereka menyepakati agenda untuk pertemuan mendatang.”

Dia kemudian mendesak Amerika Serikat dan Rusia untuk mengadakan pembicaraan demi memberikan motivasi perdamaian di Suriah.

Utusan PBB untuk Suriah juga menyatakan bahwa pengerahan militan dari Suriah ke Libya merupakan kegiatan yang “sangat mengganggu.” (rt)

Iran Mengaku Tak Perlu lagi Mengimpor Peralatan Anti-Virus Corona

Wakil Presiden Iran bidang Sains dan Teknologi Sorena Sattari menyatakan negara ini sudah mandiri dalam produksi peralatan untuk mengatasi penyebaran virus corona (Covid-19).

“Sekarang, negara kami tidak perlu mengimpor peralatan untuk memerangi virus corona, dan semua kebutuhan negara ini dipenuhi secara pribumi,” ujar Sattari kepada wartawan di kota Bushehr, Iran selatan, Selasa (19/5/2020).

Dia menjelaskan bahwa Iran semula mengimpor sejumlah peralatan itu di hari-hari pertama wabah Covid-19, tapi kemudian mencapai swasembada dalam pembuatan peralatan rumah sakit dan ruang- ruang ICU berkat upaya perusahaan-perusahaan berbasis sains Iran.

Menurutnya, sebanyak delapan perusahaan berbasis sains Iran bahkan telah menerima izin yang diperlukan untuk ekspor kit diagnosis infeksi Covid-19.

Sattari awal bulan ini mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan berbasis sains Iran telah mengembangkan kemampuan sehingga mereka sekarang dapat mengekspor peralatan tambahan yang dibutuhkan untuk merawat pasien Covid-19.

“Perusahaan-perusahaan berbasis pengetahuan Iran membuat ICU dan peralatan CCU, mesin CT-scan, kit diagnostik virus corona, desinfektan, dan 6 juta masker sehari,” terang Sattari.

Dia menambahkan bahwa jika Kementerian Kesehatan Iran mengeluarkan izin untuk mengekspor peralatan medis maka perusahaan-perusahaan itu dapat melakukannya. (fna)