Jakarta, ICMES. Pemimpin besar Iran menyatakan bahwa musuh-musuh Iran sia-sia berusaha mempengaruhi pemilu parlemen yang akan segera diselenggarakan di negara republik Islam ini.
Pasukan elit Iran menuding Arab Saudi mempersenjatai kelompok teroris Jaish ul-Adl yang bermarkas di Pakistan dan telah melancarkan serangkaian serangan teror terhadap Iran.
Tentara AS telah mengirim banyak perlengkapan perang dan senjata ke Suriah utara hingga tercatat sebanyak lebih dari 300-an truk yang dijalankan dalam 13 konvoi militer dari Irak.
Presiden AS Donald Trump kepada wartawan di Washington, Selasa (18/2/2020), mengaku bekerjasama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengenai berbagai persoalan di Provinsi Idlib, Suriah.
Berita selengkapnya:
Ayatullah Khaemenei: Musuh Ingin Pengaruhi Pemilu Iran, Tapi Percuma
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa musuh-musuh Iran sia-sia berusaha mempengaruhi pemilu parlemen yang akan diselenggarakan di negara republik Islam ini pada Jumat 21 Februari mendatang.
Dalam kata sambutannya ketika dikunjungi oleh masyarakat Provinsi Azerbeijan Timur, Selasa (18/2/2020), Ayatullah Khamenei mengingatkan bahwa partisipasi dalam pemilu merupakan kewajiban syar’i, nasional, dan revolusi, serta merupakan hak setiap warga yang sudah memenuhi syarat.
Dia juga menyebutkan bahwa pemilu tergolong jihad umum, ujian, sekaligus anugerah nikmat dari Allah SWT, yang jika tingkat partisipasinya besar maka reputasi negara republik Islam ini akan terjaga, pilar-pilarnya menguat, kekebalannya terhadap konspirasi musuh terpelihara, dan keadaanpun akan kondusif bagi pembangunan.
Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa AS belakangan ini menebar berbagai klaim negatif untuk mempengaruhi opini publik dan menjauhkan rakyat Iran, terutama generasi muda, dari pemerintahnya.
Namun, lanjutnya, upaya AS itu hanya akan sia-sia belaka, sebagaimana dapat dilihat dari besarnya gelora rakyat Iran dalam prosesi pemakaman jenazah mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Qasem Soleimani maupun dalam pawai-pawai akbar yang terjadi di seluruh penjuru Iran dalam peringatan HUT kemenangan revolusi Islam Iran pada 11 Februari lalu.
“Pemilu Majelis Syura Islam (parlemen Iran) akan membuktikan lagi bahwa rakyat bersama pemerintah dan mendukungnya,” tegasnya.
Dia juga menyebutkan bahwa di saat musuh-musuh Iran sekarang berusaha merongrong melalui propaganda kotor mereka mengenai pemilu, kawan-kawan Iran memandang dengan tatapan resah terkait dengan tingkat partisipasi rakyat.
“Setiap kali saya menyampaikan pesan kepada para sahabat kami saya selalu mengatakan, ‘Jangan pernah gelisah, janganlah khawatir terhadap bangsa Iran, sebab bangsa ini mengetahui apa yang lakukannya, dan menyadari apa yang dilakukannya,” ungkap Sayid Khamenei. (alalam)
IRGC Tuding Saudi Persenjatai Kelompok Teroris Jaish ul-Adl
Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menuding Arab Saudi mempersenjatai kelompok teroris Jaish ul-Adl yang bermarkas di Pakistan dan telah melancarkan serangkaian serangan teror terhadap Iran.
Brigjen Mohammad Pakpour, seorang komandan IRGC, Selasa (18/2/2020), menyebutkan bahwa Jaish ul-Adl yang beroperasi di perbatasan barat laut, barat dan tenggara Iran “dibeking habis-habisan oleh Saudi, AS, dan para sekutu regional mereka”.
Pakpour menambahkan bahwa Angkatan Darat IRGC telah memberikan “pukulan berat” terhadap Jaish ul-Adl meskipun kawanan teroris ini mendapat dukungan besar dari Saudi dan sekutunya.
Jaish ul-Adl dinyatakan Iran sebagai pelaku beberapa serangan bom dan penculikan di bagian tenggara negara ini.
Berbagai kelompok teroris yang telah melakukan serangan serupa terhadap kepentingan Iran di bagian tenggara dan barat daya negara ini diketahui menjalin hubungan dengan Arab Saudi dan sejumlah rezim represif laindi wilayah Teluk Persia.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Saudi merupakan negara utama yang mensponsori gerakan teroris takfiri pengikut faham Wahhabisme yang dianut dan disebarkan oleh Kerajaan Saudi. Faham ini membuat Arab Saudi dan Iran berada pada berlawanan dalam berbagai konflik di Timur Tengah. (presstv)
AS Kirim 300-an Truk Senjata ke Suriah Utara
Tentara AS telah mengirim banyak perlengkapan perang dan senjata ke Suriah utara hingga tercatat sebanyak lebih dari 300-an truk yang dijalankan dalam 13 konvoi militer dari Irak sejak awal tahun 2020. Demikian diungkap oleh Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah yang bermarkas di Hmeimim, Suriah, Selasa (18/2/2020).
Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah Oleg Juravlyov mengatakan, “Perlengkapan perang dan senjata ini digunakan antara lain terhadap tentara Turki dan warga sipil.”
Dia menjelaskan, “Komando pasukan AS di kawasan secara intensif melancarkan operasi pemuasan kawasan timur Furat dengan senjata dan amunisi. Sejak awal tahun 2020 saja sebanyak 13 konvoi militer dari Irak tiba di Suriah, yang mencakup lebih dari 80 unit kendaraan lapis baja dan lebih dari 300 truk yang mengangkut berbagai jenis senjata, amunisi, dan perlengkapan perang.”
Dia juga menyatakan, “Senjata AS ini digunakan dalam konfrontasi dan pertempuran antarkelompok bersenjata yang jumlahnya banyak di timur Furat, serta terhadap militer Turki di Suriah utara, dan terhadap warga sipil.” (rt)
Trump Mengaku Bekerjasama dengan Erdogan Soal Idlib
Presiden AS Donald Trump kepada wartawan di Washington, Selasa (18/2/2020), mengaku bekerjasama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengenai berbagai persoalan di Provinsi Idlib, Suriah.
Ditanya mengenai kontak telefonnya dengan Erdogan belum lama ini Trump menyebutnya sebagai sosok yang “kuat dan keras”, serta terjalin hubungan yang baik dengannya.
“Kami bekerja bersama di Idlib. Mari kita lihat apa yang dapat kita lakukan bersama,” katanya.
Turki belakangan ini memperkuat pos pantaunya di Idlib menyusul terjadinya dua serangan tentara Suriah yang menewaskan 13 tentara Turki dan seorang warga sipil, serta menciderai 45 lainnya.
Sebelumnya, militer Turki mengirim konvoi sedikitnya 330 kendaraan militer sehingga tercatat sebagai yang terbesar selama beberapa waktu belakangan ini.
Presiden Erdogan Rabu pekan lalu menyatakan Turki akan menjangkau semua target yang dianggapnya sebagai ancaman langsung, dan bahwa Turki memberi tenggat waktu hingga akhir Februari ini kepada pemerintah Suriah untuk menarik mundur tentara Suriah ke belakang pos pantau Turki, atau akan menghadapi konsekuensi.
Gedung Putih dalam pernyataan yang dirilisnya Sabtu lalu mengenai kontak telefon Trump dengan Erdogan menyebutkan bahwa Trump mengucapkan terima kasih atas apa yang disebutnya “upaya Erdogan mencegah tragedi kemanusiaan baru di Idlib”.
Sementara itu, Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) menyatakan bahwa pasukan Rusia, Selasa, menggempur kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Turki di utara distrik Ain Isa, di utara Raqqah, Suriah, dengan menggunakan peluncur roket.
SOHR juga menyebutkan bahwa pasukan Turki dan kelompok-kelompok militan yang didukungnya menyerang desa al-Mashirafah, distrik Ain Isa.
Menurut SOHR, pasukan Turki dan militan yang didukungnya pada Senin lalu juga telah menyerang rumah-rumah warga sipil di desa Qaz Ali dan kawasan Sawami’ Qaz Ali di utara Provinsi Raqqah. Selain itu, pasukan artileri Turki juga menyerang desa Harmalah dan sisi utara distrik Abu Rasin di provinsi yang sama.
SOHR tidak menyebutkan dampak dan akibat serangan-serangan tersebut. (raialyoum/dailysabah)