Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada kata sambutannya dalam pertemuan dengan para pemuda dan mahasiswa teladan Iran di Teheran, mengutuk keras berlanjutnya pemboman Rezim Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Ratusan orang gugur dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, menurut pihak berwenang Palestina.
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanonmengumumkan lima lagi anggotanya gugur dalam konfrontasi dengan pasukan Rezim Zionis Israel.
Berita selengkapnya:
Soal Palestina, Ayatullah Khamenei: Tak Ada yang Bisa Membendung Amarah Pasukan Resistensi
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada kata sambutannya dalam pertemuan dengan para pemuda dan mahasiswa teladan Iran di Teheran, Selasa (17/10), mengutuk keras berlanjutnya pemboman Rezim Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Dia juga memperingatkan kepada Israel dan para pendukungnya, terutama Amerika Serikat, bahwa kebrutalan Israel tersebut telah membuat seluruh umat Islam dan bahkan banyak non-Muslim di seluruh penjuru dunia marah besar.
Dia juga menyebutkan bahwa di antara umat Islam itu, pasukan Poros Resistensi tidak akan bisa tinggal diam dan ketika mereka bertindak maka siapapun tak akan dapat membendungnya.
Berikut ini dalam penggalan lengkap pidatonya berkenaan dengan krisis Gaza tersebut;
Para pejabat beberapa negara yang berbicara dengan para pejabat kita, dalam membela rezim okupasi Zionis, menyoal: “Mengapa orang-orang Palestina membunuhi warga sipil?!” Pertama, pernyataan demikian tidak faktual, karena para pemukim (Yahudi Zionis) di berbagai permukiman itu bukan orang sipil karena mereka semua bersenjata (api).
Tapi anggaplah mereka itu sipil, tapi berapa sih jumlah sipil yang terbunuh? Warga sipil (Palestina) dengan jumlah 100 kali lipatnya, yang terdiri atas kaum wanita, anak-anak kecil, remaja dan lansia, telah dibantai. Orang yang tinggal di bangunan-bangunan Gaza itu jelas bukan militer, karena yang militer punya tempat sendiri, dan mereka (Israel) juga mengetahui hal ini. Penduduk biasa di daerah padat penduduk itu malah dijadikan sasaran dan dibom, dan sudah ribuan orang Palestina terbunuh di Gaza hanya dalam hitungan hari.
Kejahatan ini terjadi depan mata semua penduduk dunia. Mereka (Israel) harus dihukum. Rezim okupasi Zionis sudah pasti harus dihukum! Mereka harus dihukum, dan pemerintah AS pun juga harus mengetahui tanggungjawabnya dalam perkara ini.
Sebagaimana disebutkan dalam berbagai informasi yang disampaikan kepada kami, kebijakan yang diterapkan Rezim Zionis dalam beberapa hari terakhir ini, yakni dalam seminggu ini, diatur oleh AS. AS-lah pembuat kebijakannya. Apa yang mereka (Israel) lakukan adalah kebijakan AS. AS harus mengindahkan tanggungjawabnya; harus bertanggungjawab.
Pemboman harus segera dihentikan. Bangsa-bangsa Muslim marah! Mereka marah besar. Anda melihat sendiri tanda-tandanya; aksi-aksi konsentrasi massa terjadi bukan hanya di negara-negara Islam, melainkan juga bahkan di Los Angeles (AS), Belanda, Prancis, dan berbagai negara Eropa dan Barat lainnya. Mereka adalah massa Muslim dan bahkan juga non-Muslim Kalau di negara-negara Islam sudah jelas. Rakyat marah.
Jika kejahatan itu masih berkelanjutan maka umat Islam akan habis kesabarannya. Pasukan Poros Resistensi akan habis kesabarannya, dan siapapun tak kan dapat menghadangnya. Mereka (Israel) harus tahu ini, dan jangan menaruh harap kepada pihak-pihak yang mengatakan; “Jangan biarkan kelompok anu berbuat anu.”
Siapapun tak dapat menghadang pasukan itu ketika sudah habis kesabarannya. Ini adalah satu kenyataan yang ada. Tentu saja, apapun yang dilakukan oleh Rezim Zionis tak akan dapat menebus kekalahannya yang memalukan dalam peristiwa ini.” (sahara)
Israel Makin Brutal, Rumah Sakit pun Dibom di Gaza, Sedikitnya 500 Orang Gugur
Ratusan orang gugur dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, menurut pihak berwenang Palestina.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada hari Selasa (17/10) menyatakan sedikitnya 500 orang tewas dalam serangan udara di Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza tengah.
Kelompok Hamas, yang berkuasa di Gaza, menyebut serangan itu sebagai “kejahatan perang”.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan belum ada rincian mengenai kematian di rumah sakit tersebut.
Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan api melalap gedung, kerusakan luas, dan mayat berserakan di reruntuhan.
Sejak Israel mulai menggempur Gaza dari udara pada tanggal 7 Oktober, puluhan ribu orang yang mencari perlindungan dari pemboman tersebut melarikan diri ke rumah sakit di seluruh Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk serangan tersebut dan menuntut perlindungan segera terhadap warga sipil dan layanan kesehatan.
“WHO mengutuk keras serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Arab”, kata direktur jenderal badan kesehatan PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus di platform media sosial X.
Mesir mengatakan pihaknya mengecam serangan itu “dengan sangat keras”. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berkata, “Tidak dapat diterima untuk menghantam rumah sakit”.
Serangan terhadap rumah sakit tersebut terjadi di tengah intensitas serangan udara Israel yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang, dan membuat seluruh lingkungan di Gaza menjadi puing-puing, menurut pejabat Palestina.
Israel melancarkan serangan ke Gaza setelah pejuang Hamas melakukan serangan mendadak dari wilayah di Israel selatan. Menurut pejabat Israel, setidaknya 1.400 orang Israel tewas dalam serangan Hamas, dan setidaknya 199 lainnya disandera.
Serangan dahsyat terhadap rumah sakit itu terjadi juga menjelang kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Israel. Kunjungan tersebut diharapkan dapat menegaskan kembali dukungan AS terhadap Israel dan mencoba menghentikan perang Israel-Hamas agar tidak berkembang menjadi konflik yang lebih luas. (aljazeera)
Hizbullah Umumkan Lima Pejuangnya Gugur dalam Selama Konfrontasi dengan Israel
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, pada hari Selasa (17/10) mengumumkan lima lagi anggotanya gugur dalam konfrontasi dengan pasukan Rezim Zionis Israel.
Sembari menyebutkan nama lima kombatan Hizbullah tersebut, pernyataan yang disiarkan oleh saluran TV Al-Manar milik Hizbullah menyebutkan para syuhada itu “gugur saat melakukan serangan dalam tugas jihad mereka,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dengan demikian, jumlah korban gugur para syuhada Hizbullah dalam konfrontasi dengan tentara Israel di Lebanon selatan menyusul Operasi Badai Al-Aqsa bertambah menjadi sembilan orang, setelah diumumkan pada hari Sabtu lalu bahwa empat anggotanya gugur dalam pemboman Israel.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok tersebut mengumumkan pihaknya “menyerang kendaraan tentara Israel di lokasi Metulla (Israel utara), dan tank Zionis di barak Ramim, dan serangan itu mengena secara langsung.”
Dalam pernyataan lain, Hizbullah juga mengaku telah menggempur situs-situs Israel; Zarit, Al-Sadh, Jal Al-Deir, Al-Malikiyah, dan Birkat Risha.
Pada Selasa pagi, tentara Israel mengebom daerah perbatasan di Lebanon selatan serta menjatuhkan bom fosfor di Dataran Marjayoun-Khiyam, menurut laporan media Lebanon.
Hizbullah pada Senin lalu mengumumkan pihaknya telah menggempur lima situs Israel di Lebanon selatan: Misgav Am, Khirbet al-Manara, Harmon, Risha, dan Ramiya, dan serangan ini dipastikan telah menjatuhkan sejumlah korban di pihak Israel.
Sejak tanggal 7 Oktober, perbatasan Israel-Lebanon diwarnai ketegangan yang intensif serta baku tembak antara faksi Hizbullah dan faksi-faksi Palestina di satu pihak, dan Israel di pihak lain, yang mengakibatkan kematian dan cedera pada kedua pihak. (raialyoum)