Jakarta, ICMES. Perusahaan layanan online pelacakan pengiriman minyak TankerTrackers.com memiliki konfirmasi visual bahwa sebuah kapal tanker Iran sedang membongkar muatan minyaknya untuk Lebanon di pelabuhan Baniyas, Suriah.
Pasukan relawan Irak Al-Hashd Al-Shaabi atau Pasukan Mobilasi Popular (PMF) mendapat serangan udara di jalur perbatasan Irak-Suriah, tepatnya di sekitar kota Albu Kamal.
Sebuah video dari Yaman beredar dan memperlihatkan detik-detik tertembak jatuhnya pesawat nirawak pengintai milik Arab Saudi di Yaman.
Berita Selengkapnya:
Reuters: Dobrak Sanksi AS, Tanker Iran Turunkan 33,000 Metrik Minyak di Suriah untuk Lebanon
Perusahaan layanan online pelacakan pengiriman minyak TankerTrackers.com memiliki konfirmasi visual bahwa sebuah kapal tanker Iran sedang membongkar muatan minyaknya untuk Lebanon di pelabuhan Baniyas, Suriah, demikian dilaporkan Reuters, Selasa (14/9).
Bersamaan dengan ini, para netizen Lebanon menyambut gembira pengiriman minyak itu sembari menyanjung keberanian sosok Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah yang telah memrakarsai pendatangan minyak Iran ke Lebanon.
“Tidak dapat mengirim langsung melalui laut ke Lebanon karena sanksi, kapal itu malah pergi ke Baniyas, Suriah, untuk transfer darat,†ungkap perusahaan itu di Twitter, merujuk pada sanksi ekonomi AS terhadap Iran, sementara Suriah juga berada di bawah sanksi AS sehingga tidak ada ruginya menerima minyak.
Perusahaan itu memperkirakan muatan itu mencapai 33.000 metrik ton gasoil, dan proses pengangkutannya ke Lebanon membutuhkan 1.310 truk tanki.
Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah Senin lalu menyatakan bahwa kapal pertama yang membawa bahan bakar minyak Iran untuk membantu Libanon mengatasi krisis keuangannya telah berlabuh di Suriah pada Ahad lalu, dan pengiriman akan mencapai Libanon pada hari Kamis.
Dia menambahkan kapal kedua dengan bahan bakar minyak akan tiba di pelabuhan Baniyas di Suriah dalam beberapa hari ke depan, sementara kapal ketiga dan keempat, masing-masing membawa bensin dan bahan bakar minyak, juga akan tiba.
Kehidupan sehari-hari di Lebanon hampir lumpuh akibat kelangkaan bahan bakar karena negara ini tidak memiliki devisa dolar untuk membayarnya. Perusahaan listrik milik negara hanya menghasilkan listrik minimal, membuat bisnis dan rumah tangga hampir seluruhnya bergantung pada generator kecil swasta yang menggunakan bahan bakar minyak.
Krisis keuangan telah menghapus 90 persen nilai pound Lebanon sejak 2019, mendorong harga pangan naik lebih dari 550 persen, dan menyebabkan tiga perempat populasinya terpuruk ke dalam kemiskinan. Bank Dunia menyebutnya sebagai salah satu depresi terparah dalam sejarah modern.
Sayid Nasrallah menegaskan bahwa sia-sia harapan dan atau dugaan sebagian orang bahwa Israel akan bernyali menyerang kapal-kapal tanker Iran tersebut, karena sudah ada “perimbangan deterensi†dari Poros Resistensi di saat Rezim Zionis Israel sedang “terjepitâ€.
Sambutan Netizen Lebanon
Para netizen Lebanon menyambut gembira kedatangan bahan bakar minyak Iran tersebut sembari menyanjung Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah karena dialah yang dengan tanpa rasa takut telah memrakarsai impor minyak Iran tersebut.
Sebagai contoh, ditujukan kepada Sayid Nasrallah, Mohammad Hussein di Twitter mencuit; “Allah memberi kemudahan sesudah setiap kesulitan. Ini adalah hasil kesabaran dan niat baik. Kepercayaan kami kepadamu membesar, dan kami yakin Allah telah memberi kami anugerah nikmat keberadaan Nasrallah.â€
Netizen lain, Ravan, menyatakan, “Semakin besar besar tangan yang kami hadapi, semakin besar kepercayaan kami kepadamu, sebab engkau tak hanya menjaga janji, melainkan juga selalu membuktikan kepada dunia bahwa kita semua semakin tangguh dan tak ada serangan ekonomi maupun militer apapun dapat mengalahkan kita.â€
Netizen pengguna akun Twitter Em Hamada memuji Sayid Nasrallah dengan mencuit; “Semua kalbu tertuju pada cahaya wajahnya, dan semua telinga menyimak kejujuran bicaranya.â€
Netizen lain, Julez, menyatakan “dia telah memenuhi janjiâ€, sembari memosting video berjudul “Duhai Jiwaku, Betapa Berharga Dirimuâ€. (alalam/mem)
Serangan Udara “Misterius†Menerjang Pasukan Relawan Irak
Pasukan relawan Irak Al-Hashd Al-Shaabi atau Pasukan Mobilasi Popular (PMF) mendapat serangan udara di jalur perbatasan Irak-Suriah, tepatnya di sekitar kota Albu Kamal, pada Selasa malam (14/9).
Beberapa sumber berita menyebutkan bahwa serangan itu dilancarkan oleh jet tempur F-15 E milik AS dengan melepaskan sedikitnya empat rudal dengan sasaran tiga mobil PMF dan kamera termal yang digunakan PMF untuk memantau jalur perbatasan demi mencegah penyusupan kawanan teroris ISIS.
Sumber-sumber Irak menyatakan serangan itu tidak menyebabkan jatuhnya korban, sementara Kementerian Pertahanan AS, Pentagon, menepis keterkaitan negara ini dengan serangan udara tersebut.
Juru bicara pasukan koalisi yang dipimpin AS di Irak Kol. Wayne-Marotto mengatakan, “Kami tegaskan bahwa kami tidak melancarkan serangan udara di Albu Kamal pada 14 September 2014.â€
Reporter jaringan berita RT milik Rusia melaporkan bahwa tiga mobil PMF mendapat serangan udara dari jet tempur “misterius†di perbatasan Irak-Suriah.
Dalam peristiwa lain, layanan intelijen PMF berhasil menggagalkan sebuah rencana ISIS untuk melancarkan serangan terhadap para peserta peringatan Arba’in Imam Husain ra di selatan Baghdad.
PMF menyatakan penggagalan itu dilakukan melalui sebuah operasi keamanan dan pengintaian yang cermat di mana PMF berhasil melumpuhkan sebuah jaringan teroris ISIS yang bermaksud menyerang para peziarah Arba’in.
Menurut PMF, pasukan intelijen lembaga ini berhasil meringkus sejumlah anasir teroris ISIS, termasuk yang bermaksud meledakkan menara-menara listrik di selatan Baghdad.
PMF meminta kepada masyarakat agar segera melaporkan kepada pihak berwenang apabila melihat orang-orang yang mencurigakan.
Wakil Kepala Staf PMF menyatakan bahwa sebuah pusat operasi PMF telah dibentuk pengamanan penyelenggaraan peringatan Arba’in agar semua peziarah makam Imam Husain ra di Karbala dapat pulang ke rumah masing-masing dengan selamat setelah mengikuti peringatan tahunan tersebut. (alalam/rt/fna)
Detik-Detik Tertembak Jatuhnya Drone Pengintai Saudi di Yaman
Sebuah video dari Yaman beredar dan memperlihatkan detik-detik tertembak jatuhnya pesawat nirawak pengintai milik Arab Saudi di Yaman.
Dilaporkan bahwa nirawak itu ditembak oleh tentara dan pejuang Yaman dengan rudal darat-ke-udara di kawasan Kataf, Provinsi Sa’dah.
Seperti pernah diberitakan, terkait peristiwa yang terjadi pada hari Senin lalu tersebut Jubir resmi Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree mengatakan, “Dengan pertolongan Allah, pertahanan udara telah dapat menjatuhkan pesawat mata-mata tempur jenis Wing Loong 2 buatan China milik Angkatan Udara Saudi ketika pesawat ini sedang menjalankan misi agresif di angkasa kawasan Kataf, provinsi Sa’dah.â€
Dia juga menyebutkan bahwa pesawat nirawak itu ditembak jatuh dengan menggunakan “senjata yang sesuai pada saat matahari terbenam pada hari ini, dan operasi ini telah didokumentasikan dengan kamera perangâ€.
Sejauh ini belum ada komentar dari pihak Arab Saudi ataupun pasukan koalisi yang dipimpinannya dalam invasi militer ke Yaman.
Laporan lain dari Yaman menyebutkan bahwa untuk pertama kalinya sejak Bandara Hudaydah diblokade oleh pasukan koalisi, sebuah kapal pengangkut kontainer sedang berlayar langsung dari Jeddah, Saudi, menuju pelabuhan Yaman tersebut.
Kepala Dewan Tinggi Revolusi Yaman Mohammad Ali Al-Houthi di Twitter, Selasa, menyatakan, “Sejak diblokadenya Pelabuhan Hudaydah dan pemboman oleh pasukan koalisi AS-Saudi-Inggris-Emirat dan para sekutu mereka baru sekarang sebuah kapal kontainer bergerak langsung dari Jeddah menuju Hudaydah. Kami berharap saudara-saudara kami di sektor swasta dapat menunaikan tanggungjawabnya dan mengadakan impor melalui Pelabuhan Hudaydah, karena hal ini akan mengurangi mahalnya harga barang dan menurunkan biaya hidup warga.â€
Dia menambahkan bahwa hal tersebut merupakan satu langkah yang tepat untuk membangun kepercayaan menuju perdamaian yang komprehensif.
Dia menyebutkan bahwa mulai sekarang tidaklah logis jika Saudi masih mencari-cari alasan untuk melarang kapal-kapal yang hendak mendatangi Yaman dari pelabuhan Saudi, dan memaksa mereka melintasi Djibouti.
Belum lama ini utusan PBB untuk Yaman Hans Grundberg menekankan bahwa Bandara San’a dan Pelabuhan Hudaydah harus dibuka lagi. (alalam)