Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 16 September 2021

Jakarta, ICMES.  Penjabat Wakil Perdana Menteri Afghanistan Mulla Abdul Ghani Baradar muncul dalam sebuah rekaman video yang beredar pada hari Rabu (15/9), dan membantah kabar yang menyebutkan dirinya terluka dalam sebuah kontak senjata dengan kelompok pesaing dalam tubuh Taliban.

Sejak Taliban berkuasa di Afghanistan dan tentara AS keluar secara total dari sana pesawat Iran melakukan penerbangan komersil pertama ke Kabul sembari membawa para diplomatnya.

Konvoi truk tanki minyak Iran pendobrak blokade AS telah memasuki Lebanon, dan dilapor reporter saluran berita Al-Alam milik Iran telah mencapai Jembatan Al-Asi di distrik Hermel, Baalbek, dari arah wilayah Suriah.

Utusan Iran untuk organisasi-organisasi internasional di Wina, Kazem Gharibabadi, menyatakan bahwa masyarakat dunia sudah lima dukade “buta” di depan aktivitas nuklir ilegal Rezim Zionis Israel.

Berita Selengkapnya:

Muncul di Video, Wakil Perdana Menteri Afghanistan Bantah Dirinya Terluka dalam Kontak Senjata

Penjabat Wakil Perdana Menteri Afghanistan Mulla Abdul Ghani Baradar muncul dalam sebuah rekaman video yang beredar pada hari Rabu (15/9), dan membantah kabar yang menyebutkan dirinya terluka dalam sebuah kontak senjata dengan kelompok pesaing dalam tubuh Taliban.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi nasional Afghanistan RTA dan dipublikasi di Twitter oleh Biro Politik Taliban di Doha, Qatar, Baradar mengatakan, “Tidak, ini tidak benar, saya baik-baik saja dan sehat. Media mengatakan ada perselisihan internal, padahal tak ada apapun di antara kami. Ini tidak benar.”

Dalam video itu dia terlihat duduk di atas sofa di sisi wartawan saluran RTA.

“Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” lanjutnya.

Beberapa pejabat Taliban dalam beberapa hari terakhir juga telah merilis pernyataan yang membantah desas-desus terbunuh ataupun terlukanya Baradar.

Desas-desus itu tersiar selama berhari-hari dan menyebutkan bahwa para pengikut Baradar terlibat kontak senjata dengan anggota jaringan Haqqani, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Taliban dan berpusat di dekat perbatasan Afghanistan serta pernah mengemban misi serangan bunuh diri di masa perang.

Abdul Ghani Baradar adalah salah satu pendiri Taliban dan termasuk orang yang dinilai berpeluang kuat untuk memimpin pemerintahan Taliban.

Ketika desas-desus tersebut berkembang, dia tidak muncul ke publik selama beberapa waktu, dan tidak pula berpartisipasi dalam delegeasi menteri yang mengadakan pertemuan dengan Menlu Qatar Mohammad bin Abdulrahman Al-Thani di Kabul pada Ahad lalu. 

Dalam wawancara tersebut Baradar mengaku sedang berkunjung ke wilayah lain dan tak dapat kembali ke Kabul secara tepat waktu ketika ada Menlu Qatar.

Anas Haqqani, adik penjabat Mendagri Sirajuddin Haqqani, Rabu, di Twitter merilis pernyataan yang membantah laporan-laporan mengenai adanya perpecahan dalam tubuh Taliban. (raialyoum)

Iran Lakukan Penerbangan Komersil Pertama ke Kabul Sejak Taliban Berkuasa

Sejak Taliban berkuasa di Afghanistan dan tentara AS keluar secara total dari sana pesawat Iran melakukan penerbangan komersil pertama ke Kabul sembari membawa para diplomatnya.

Saat melaporkan itu reporter saluran berita Al-Alam milik Iran, Rabu (15/9), menyebutkan bahwa Dubes Iran untuk Afghanistan masih ada di Kabul dan tidak meninggalkan Afghanistan sejak Taliban menyerbu dan menguasai ibu kota Afghanistan tersebut, sedangkan para diplomat tersebut sempat libur dan lantas kembali ke Kedubes Iran untuk menjalankan tugasnya.

Reporter Al-Alam juga menyebutkan bahwa bantuan kemanusiaan dari berbagai negara dunia juga telah tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, dan Bandara Mazar-i Sharif di Afhanistan utara. Bantuan itu berupa perlengkapan medis dan obat-obatan, tenda dan bahan pangan yang sebagian besar adalah untuk anak-anak kecil yang sangat membutuhkannya.

Pesawat PBB juga mendarat di Bandara Kabul membawa para petugas PBB, dan tiba pula beberapa pesawat lain dari beberapa negara, termasuk Arab, membawa bantuan kemanusiaan.

Kantor berita lain milik Iran, Fars, menyebutkan bahwa perusahaan penerbangan Mahan Iran telah melakukan penerbangan dari Bandara Masyhad ke Bandara Kabul dengan membawa 10 penumpang, dan pada hari itu pesawat Iran tersebut dijadwalkan kembali ke BandaraInternasional Shahid Hasheminejad, Masyhad, dengan membawa penumpang.

Jumat pekan lalu Wakil Tetap Iran untuk PBB Majid Takht-Ravanchi mengecam serangan Taliban ke wilayah Pansjhir, dan menyebutkan bahwa Teheran tidak akan mengakui pemerintah yang berkuasa di Afghanistan dengan paksa.

Pada periode awal kekuasaan Taliban di Afghanistan(1996-2001) hubungan Iran dengan Taliban sangat buruk, dan Teheran tak mengakui eksistensi Taliban.  Namun, pada tahun 2021 terjadi pendekatan antara keduanya, dan sebelum Taliban menguasai Kabul, Iran juga telah memfasilitasi perundingan antarelemen Afghanistan, termasuk Taliban. (mm/alalam/raialyoum)

Konvoi Truk Tanki Minyak Iran Masuk ke Lebanon

Konvoi truk tanki minyak Iran pendobrak blokade AS telah memasuki Lebanon, dan dilapor reporter saluran berita Al-Alam milik Iran telah mencapai Jembatan Al-Asi di distrik Hermel, Baalbek, dari arah wilayah Suriah.

Konvoi itu mencapai Lebanon melalui beberapa gelombang dan akan didistribusikan ke beberapa tempat vital secara cuma-cuma.

Konvoi minyak itu bertolak dari Pelabuhan Baniyas, Suriah, menuju Lebanon, dan diperkirakan akan mengosongkan muatannya pada hari ini di kawasan Bekaa.

Konvoi tanki bahan bakar itu disambut dengan poster-poster besar dan spanduk yang dipasang di pinggir jalan-jalan yang dilintasi konvoi. Beberapa spanduk di antaranya berterakan tulisan bahwa Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah telah mencetak kemenangan baru.

Berbagai pihak yang mengatur pengiriman minyak itu mengkonfirmasi bahwa bahan bakar itu akan didistribusikan ke semua wilayah Lebanon di utara dan selatan, termasuk Bekaa dan Ibu Kota Beirut, sedangkan pihak-pihak penerimanya antara lain sektor-sektor kesehatan, ekonomi, sekolah, pabrik dan rumah produksi roti serta jaringan pembangkit listrik.

Di media sosial beredar beberapa video yang merekam detik-detik melintasnya truk-truk tanki minyak tersebut ketika memasuki wilayah Lebanon.

Menurut Al-Alam, sejauh ini jumlah truk tanki yang dikerahkan untuk mengakut minyak Iran dari Suriah menuju Lebanon mencapai 150 unit, sementara laporan Reuters sebelumnya menyebutkan bahwa kapal tanker Iran menurunkan sebanyak 33.000 metrik ton gasoil di Pelabuhan Baniyas, dan proses pengangkutannya ke Lebanon membutuhkan 1.310 truk tanki.

Seperti diketahui, pengiriman minyak Iran ke Lebanon yang dengan sendirinya mengabaikan sanksi dan blokade AS dilakukan atas inisiatif Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, meski sebagian kecil orang di Lebanon menentangnya karena melanggar sanksi AS dan beresiko mendapat serangan dari Israel.

Sayid Nasrallah menyatakan bahwa selain kapal pertama Iran yang telah membongkar muatannya di pelabuhan tersebut, masih adalah tiga kapal tanker minyak lain yang akan menyusul.  (alalam/mem)

Israel Sebut IAEA Buta terhadap Aktivitas Nuklir Iran, Ini Tanggapan Pedas Teheran

Utusan Iran untuk organisasi-organisasi internasional di Wina, Kazem Gharibabadi, menyatakan bahwa masyarakat dunia sudah lima dukade “buta” di depan aktivitas nuklir ilegal Rezim Zionis Israel.

Pernyataan pedas itu dinyatakan Gharibabadi sebagai tanggapan atas pernyataan Wakil Tetap Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan yang menyebutkan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) buta terhadap kegiatan nuklir Iran selama lebih dari tujuh bulan.

Graribabadi mengecam “kebungkaman IAEA” di depan fasilitas nuklir Israel dengan mengatakan, “Masyarakat internasional berpura-pura buta selama lebih dari lima dekade terhadap aktivitas nuklir Israel, demikian pula halnya dengan IAEA yang tidak mengawasi aktivitas nuklir Israel.”

Dia menambahkan, “Menggelikan, kita mendengar klaim-klaim ini dari rezim yang tidak berkomitmen kepada perjanjian internasional apapun untuk perlucutan senjata dan non-proliferasi nuklir.”

Di bagian akhir pernyataannya, Gharibabadi menegaskan, “Omongan mengenai tidak adanya pengawasan IAEA terhadap aktivitas nuklir Iran selama tujuh bulan terakhir adalah upaya untuk mengelabui opini publik. Iran konsisten kepada perjanjian jaminan dengan IAEA dan bekerja di bawah pengawasannya sesuai perjanjian ini.” (raialyoum)