Jakarta, ICMES. Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, saat ditemui Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Reza Arif di Riyad, ibu kota Arab Saudi, menegaskan pihaknya tidak akan pernah membiarkan wilayahnya digunakan untuk menyerang Iran.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah melancarkan dua operasi militer besar terhadap Angkatan Laut AS sebagai balasan atas serangan AS dan Inggris terhadap Yaman dan untuk mendukung Palestina dan Lebanon.
Untuk pertama kalinya, kelompok Hizbullah Lebanon menyerang pangkalan angkatan udara utama Israel dengan rentetan roket sebagai bagian dari pembalasannya terhadap kekejaman rezim Zionis tersebut.
Berita selengkapnya:
Dijumpai Wapres Iran, Bin Salman: Kami Takkan Pernah Membiarkan Wilayah Saudi Dipakai untuk Menyerang Iran
Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, saat ditemui Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Reza Arif di Riyad, ibu kota Arab Saudi, Selasa (12/11), menegaskan pihaknya tidak akan pernah membiarkan wilayahnya digunakan untuk menyerang Iran.
Dalam pertemuan itu telah dibahas berbagai langkah upaya penguatan hubungan antara kedua negara, upaya penghentian agresi brutal Israel, dan upaya penyaluran bantuan kepada korban perang di Palestina dan Lebanon.
Putra Mahkota Saudi mengapresiasi kebijakan Iran di tengah perkembangan situasi regional, dan memastikan Riyadh tidak akan pernah membiarkan tanah dan wilayah udara Saudi digunakan untuk menyerang Iran.
Bin Salman menekankan perlunya perluasan hubungan dan kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi dan budaya.
“Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun lalu di kawasan tidak dan tidak akan pernah menjadi hambatan bagi perkembangan hubungan antara kedua negara,” ujarnya.
“Titik yang telah kami capai hari ini dalam upaya memperluas dan memperdalam hubungan dengan Iran merupakan hal yang diinginkan oleh Kerajaan Arab Saudi,” sambungnya.
Dia mengaku yakin bahwa pada akhir tahun 2025, “hubungan antara kedua negara besar di kawasan ini akan berada pada levelnya yang tertinggi.”
Mengenai Israel, Bin Salman mengatakan, “Entitas ini tidak mematuhi standar internasional apa pun.” Dia lantas menekankan “pentingnya membuat keputusan yang bijaksana dan benar agar kawasan dapat menikmati perdamaian dan stabilitas.”
Di pihak lain, Wakil Presiden Pertama Republik Islam Iran, Mohammad Reza Arif, mengundang Putra Mahkota Saudi untuk berkunjung ke Iran, dan menekankan bahwa jalan baru yang ditempuh dalam beberapa bulan terakhir untuk pengembangan dan perluasan komunikasi dan interaksi antara kedua negara merupakan jalan yang tak dapat diubah.
Arif yang disambut hangat oleh Putra Mahkota Saudi mengapresiasi kesediaan Riyadh menjadi tuan rumah pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab.
Dia menambahkan bahwa penguatan hubungan dan konsolidasi Teheran-Riyadh bermanfaat bukan hanya bagi kedua negara, melainkan juga bagi pengembangan kerja sama regional dan solidaritas dunia Islam, karena keduanya sama-sama memiliki pengaruh yang besar.
“Kami percaya bahwa jika dunia Islam bertindak sebagai umat yang satu maka entitas Israel tidak akan berani melakukan kekejaman ini. Dalam situasi saat ini, kami tidak menganggap perang sebagai kepentingan kawasan. Kami tidak pernah memulai perang dan tidak akan pernah melakukannya, namun kami akan dengan tegas mempertahankan integritas wilayah negara kami,” tutur Arif.
Arif menilai Israel bertujuan menjerumuskan seluruh kawasan ke dalam perang destruktif, namun kerja sama erat antara Iran dan Arab Saudi dapat menggagalkan rencana tersebut, dan kedua negara akan berperan penting dalam stabilitas dan perdamaian di kawasan. (alalam)
Pasukan Yaman Serang Kapal Induk AS
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah melancarkan dua operasi militer besar terhadap Angkatan Laut AS sebagai balasan atas serangan AS dan Inggris terhadap Yaman dan untuk mendukung Palestina dan Lebanon.
Jubir Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree dalam pengumumannya pada Selasa malam (12/11) menyebutkan bahwa operasi pertama menyasar kapal induk USS Abraham Lincoln AS di Laut Arab dengan menggunakan rudal jelajah dan pesawat nirawak.
“Operasi ini berhasil dan menggagalkan rencana serangan AS terhadap Yaman,” ungkapnya, sebagai isyarat bahwa serangan itu bersifat pre-emptive.
Operasi lainnya menyasar dua kapal perusak AS di Laut Merah dengan rudal balistik dan pesawat nirawak. Menurut Saree, operasi ini juga mencapai tujuannya.
Dia juga menyebutkan bahwa operasi ini berlangsung selama delapan jam.
Saree mengatakan pihaknya menganggap AS dan Inggris bertanggung jawab atas perubahan wilayah Laut Merah menjadi zona ketegangan militer dan dampaknya terhadap navigasi maritim.
Dia menambahkan bahwa pasukan Yaman memandang tindakan ini sebagai hak yang sah untuk mempertahankan diri dan menghadapi ancaman musuh di Laut Merah dan Laut Arab.
Dia memastikan operasi militer Yaman akan terus berlanjut hingga agresi dan blokade Israel terhadap Jalur Gaza dan serangannya terhadap Lebanon dihentikan.
Tentara Yaman telah berulang kali melancarkan serangan di Laut Merah sejak November 2023 terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai bagian dari upaya Yaman menghentikan genosida dan pembersihan etnis di Gaza.
Serangan tersebut hampir memutus secara total aliran kapal ke pelabuhan Eilat di bagian selatan Palestina selatan sehingga menimbulkan kerugian besar bagi rezim Zionis.
Tentara Yaman juga telah menyerang kapal-kapal AS dan Inggris di wilayah tersebut setelah kedua negara Barat itu memulai agresi udara terhadap Yaman demi membela Israel. (mm/alalam/presstv)
Pertama Kali, Hizbullah Serang Pangkalan Udara Utama Israel
Untuk pertama kalinya, kelompok Hizbullah Lebanon menyerang pangkalan angkatan udara utama Israel dengan rentetan roket sebagai bagian dari pembalasannya terhadap kekejaman rezim Zionis tersebut.
Hizbullah pada hari Selasa (12/11) mengumumkan pihaknya menggempur pangkalan HaHotrim, fasilitas utama angkatan udara Israel yang menampung peralatan, formasi transportasi, dan pabrik mesin.
Pangkalan itu terletak di sebelah selatan kota Haifa, sekitar 40 kilometer dari perbatasan Lebanon-Palestina.
Hizbullah menyatakan serangan ini merupakan bagian dari rangkaian operasi Khaybar, yang ditujukan terhadap pangkalan intelijen sensitif Israel dan berbagai lokasi strategis lainnya.
Selain operasi tersebut, Hizbullah juga melesatkan skuadron pesawat nirawak serbu ke pusat komando Brigade Ramim di barak Hunin, dan berhasil mengenai sasaran dengan tepat.
Hizbullah juga menyerang pangkalan logistik Divisi ke-146 yang terletak di utara desa Sheikh Dannun, timur Nahariya.
Selanjutnya, Hizbullah menyerang pangkalan Shraga di utara kota Akka dengan rentetan rudal.
Pangkalan udara Tel Nof milik rezim tersebut, di selatan Tel Aviv, juga menjadi target serangan Hizbullah sebagai bagian dari operasi ini.
Media Israel melaporkan bahwa sedikitnya dua warga Zionis bersenjata tewas di Nahariya, dan beberapa lainnya terluka.
Serangan ini merupakan respons terhadap meningkatnya agresi Israel terhadap Lebanon, yang sejauh ini telah menjatuhkan lebih dari 3.000 korban jiwa warga Lebanon sejak pagresi itu dimulai pada Oktober 2023.
Sejak Sekjen Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah gugur diserang Israel pada bulan September, Hizbullah telah mengintensifkan serangan balasannya.
Kelompok tersebut telah berkomitmen untuk mempertahankan serangannya hingga genosida dan blokade Israel terhada Gaza terhenti dan serangan terhadap Lebanon berakhir.
Menanggapi dimulainya tahap kedua serangan darat Israel ke Lebanon selatan, Hizbullah pada Selasa malam mengancam Tel Aviv dengan “kerugian lebih besar,” dan memastikan pihaknya siap menjalani “pertempuran panjang”. (presstv/raialyoum)