Rangkuman Berita Utama Timteng Rabu 13 November 2019

A picture taken on November 29, 2017, shows smoke billowing in Gaza City after Israel's military targeted Hamas posts in Gaza in retaliation to mortar rounds fired from the Palestinian enclave. It was unclear who was responsible for the mortar fire, with a number of militant groups operating in the Gaza Strip, but Israel holds Islamist movement Hamas responsible for all such incidents. / AFP PHOTO / MAHMUD HAMS

Jakarta, ICMES. Sebanyak 11 orang Palestina gugur syahid dan sekira 45 lainnya menderita luka-luka terkena gempuran jet-jet tempur pasukan Zionis Israel ke Jalur Gaza yang dimulai sejak Selasa pagi.

Kelompok pejuang Hizbullah yang bermarkas di Libanon mengutuk serangan Israel ke Jalur Gaza dan Damaskus, dan mengaku yakin bahwa para pejuang Palestina sanggup memberikan balasan sengit.

Presiden Libanon Michel Aoun menegaskan bahwa blokade yang diterapkan AS terhadap kelompok pejuang Hizbullah merupakan blokade bagi seluruh bangsa Libanon.

Iran menuding negara-negara Eropa munafik karena alih-alih dapat membantu Iran mengatasi sanksi AS malah mengkritik keputusan Teheran.

Berita selengkapnya:

Serangan Israel ke Gaza Gugurkan 11 Orang Palestina

Sebanyak 11 orang Palestina gugur syahid dan sekira 45 lainnya menderita luka-luka terkena gempuran jet-jet tempur pasukan Zionis Israel ke Jalur Gaza yang dimulai sejak Selasa pagi (12/11/2019). Demikian diumumkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza sembari menyebutkan identitas para korban yang empat di antaranya jatuh di daerah Beit Lahia di bagian utara Jalur Gaza.

Jalur Gaza membara setelah seorang komandan terkemuka sayap militer faksi Jihad Islam, Brigade Quds, Baha Abu al-Ata, gugur bersama istrinya, Asma, terkena serangan Israel yang juga melukai empat orang anak Abu al-Ata.

Jet-jet tempur Israel menyerang posisi para pejuang Palestina di bagian timur distrik Beit Hanun untuk kedua kalinya pada pukul 01.00 waktu setempat.

Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa tiga syuhada Palestina telah dilarikan ke Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara.

Para saksi mata mengatakan bahwa jet-jet itu membom sebuah lahan pertanian dekat pintu perbatasan Karam Abu Salim di tenggara Jalur Gaza serta menyerang sebuah rumah kaca di distrik al-Minarah, Khan Yunis, sebuah kantor organisasi independen peduli HAM, dan sebuah apartemen di kota Gaza.

Berbagai sumber Palestina menyebutkan bahwa jet-jet tempur pasukan Zionis masih kerap terbang di angkasa Jalur Gaza.

Di pihak lain, para pejuang Palestina juga melanjutkan serangan roketnya ke berbagai daerah permukiman Zionis dan kota-kota Israel.

Sumber pejuang menyatakan sebanyak  lebih dari 160 roket telah ditembakkan ke wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948), termasuk Tel Aviv, Hadera, Ashkelon dan Sderot.

Pusat komando gabungan pejuang Palestina menyatakan bertanggungjawab atas beberapa serangan roket, sementara Brigade Quds mengaku bertanggungjawab atas sebagian besar serangan di antaranya.

Beberapa media Israel melaporkan sebanyak 46 orang Israel menderita “luka ringan” akibat serangan roket para pejuang Palestina, yang juga menyebabkan kerusakan pada tiga rumah di Sderot dan Netivot di bagian selatan Israel.

Jerussalem Post melaporkan bahwa puluhan orang Israel menggelar unjuk rasa di pusat kota Tel Aviv menentang serangan Israel ke Jalur Gaza. (alalam/raialyoum)

Hizbullah Kutuk Serangan Israel ke Jalur Gaza

Kelompok pejuang Hizbullah yang bermarkas di Libanon mengutuk serangan Israel ke Jalur Gaza dan Damaskus, dan mengaku yakin bahwa para pejuang Palestina sanggup memberikan balasan sengit.

“Kami mengutuk agresi berbahaya dan keji Zionis di Gaza dan Damaskus, dan percaya kepada keteguhan rakyat Palestina , dan kemampuan gerakan perlawanan Palestina merespons dengan kuat dan melakukan pembalasan yang adil terhadap para agresor jahat,” tegas Hizbullah dalam sebuah pernyataannya, Selasa (12/11/2019).

Hizbullah menambahkan, “Ini merupakan jalan perlawanan dan jihad yang berlumur darah suci, yang akan mencetak pembebasan dan kemenangan akhir, dengan izin Allah Sang Maha Perkasa.”

Seperti diketahui, pada Selasa pagi pasukan Zionis Israel membunuh seorang komandan terkemuka sayap militer faksi Jihad Islam, Brigade Quds, dan istrinya, Asma, dalam serangan di rumahnya di sebelah timur Kota Gaza. Selain itu, Israel juga berusaha membunuh Akram al-Ajuri, komandan lain Brigade al-Quds, hingga menyebabkan dua orang, yaitu putra dan pengawalnya gugur. (alalam)

Presiden Libanon: Blokade Terhadap Hizbullah adalah Blokade atas Seluruh Bangsa Libanon

Presiden Libanon Michel Aoun dalam wawancara dengan MTV di Beirut, Selasa (12/11/2019) memastikan Hizbullah tidak mencampuri urusan apapun di Libanon, dan menegaskan bahwa blokade yang diterapkan AS terhadap kelompok pejuang pimpinan Sayid Hassan Nasrallah ini merupakan blokade bagi seluruh bangsa Libanon.

“Hizbullah sejak tahun 2006 hingga hari ini mematuhi resolusi 1701, dan tidak ikut campur atas wilayah Lebanon mengenai masalah apa pun. Blokade keuangan diterapkan terhadapnya, tapi hal ini menjangkau semua orang Lebanon agar kita berbenturan satu sama lain,” terangnya.

Dia lantas mengaku tidak akan membiarkan perang saudara terjadi di Libanon, dan menegaskan bahwa kebebasan dan kemerdekaan Libanon adalah prioritas baginya, sehingga tidak ada pihak asing manapun yang dapat memaksakan kepadanya penghapusan Hizbullah yang mewakili sepertiga warga Lebanon. (raialyoum)

Soal Perjanjian Nuklir, Iran Tuding Negara-Negara Eropa Munafik

Iran menuding negara-negara Eropa munafik karena alih-alih dapat membantu Iran mengatasi sanksi AS malah mengkritik keputusan Teheran belakangan ini mengabaikan lebih banyak komitmennya kepada kesepakatan nuklir multinasional tahun 2015 sebagai reaksi atas pengkhianatan AS.

Tuduhan itu dilontarkan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (12/11/2019), tanpa menyinggung laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sehari sebelumnya, yang menyebutkan adanya “temuan efek uranium alami dari sumber manusia di lokasi yang dirahasiakan oleh Iran”.

Inggris, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa mengaku berusaha mempertahankan kesepakatan nuklir itu setelah AS secara sepihak menarik diri darinya pada Mei 2018 dan kemudian menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Setahun setelah Washington menarik diri dari  perjanjian yang dinamai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) itu Iran mulai mengurangi komitmennya sebagai tekanan terhadap negara-negara yang tetap menjadi bagian dari JCPOA.

Pekan lalu, Rouhani mengumumkan bahwa negaranya akan melanjutkan kegiatan pengayaan uranium di fasilitas Fordow, sekitar 180 kilometer selatan Teheran, setelah dibekukan oleh JCPOA.

Pada hari Senin lalu  Perancis, Jerman, Inggris dan Uni Eropa menyatakan “keprihatinan besar” atas tindakan Iran belakangan ini untuk mengaktifkan kegiatan nuklirnya. Mereka menyebut tindakan itu “melanggar” perjanjian nuklir.

Dalam sebuah pernyataan bersama ketiga negara itu dan UE menyatakan “sepenuhnya memenuhi komitmen mereka di JCPOA, termasuk pencabutan sanksi.”

“Sekarang perlu bagi Iran untuk menghormati kewajibannya dan untuk bekerja dengan semua peserta dalam JCPOA untuk memungkinkan pengurangan ketegangan,” bunyi pernyataan itu.

Tetapi sehari kemudian Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bereaksi keras terhadap sikap Eropa tersebut.

“Kalian telah sepenuhnya memenuhi komitmen kaliandi JCPOA. Kalian? Benarkah? ”tulis Zarif di Twiter.

Dia mengatakan Iran telah “meluncurkan dan kemudian habis” mekanisme penyelesaian perselisihan perjanjian.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas Senin lalu mengancam akan menggunakan “semua mekanisme yang disebutkan dalam perjanjian” untuk membuat Iran mematuhi kewajibannya dalam perjanjian nuklir. (raialyoum)