Jakarta, ICMES. Media Iran melaporkan bahwa kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon siap melancarkan operasi serangan terhadap Israel jika diminta oleh kelompok-kelompok pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Perkembangan gejolak situasi di Quds (Yerussalem) dan di komplek Masjid Al-Aqsa dilaporkan mereda, meskipun pasukan Zionis srael masih berkonsentrasi di beberapa gerbang utama komplek suci umat Islam tersebut.
Uskup Agung Sebastia Kepatriakan Ortodoks Theodosios Hanna menyatakan bahwa perlawanan sengit pantang mundur orang-orang Palestina di Quds membawa pesan kepada dunia bahwa kata “menyerah†tidak ada kamus Palestina.
Juru bicara militer Israel Hidai Zilberman melontarkan ancaman dengan menyatakan tidak tertutup kemungkinan pasukan Israel akan melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza sampai beberapa hari.
Berita Selengkapnya:
Jalur Gaza Membara, Hizbullah Siap Ganyang Israel
Media Iran melaporkan bahwa kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon siap melancarkan operasi serangan terhadap Israel jika diminta oleh kelompok-kelompok pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Saluran “Failaq Al-Quds†milik Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di aplikasi Telegram, Selasa (11/5), mengutip pernyataan beberapa sumber khususnya menyebutkan bahwa Hizbullah yang didukung penuh oleh Iran sedang bersiaga dan siap melancarkan operasi militer terhadap Israel apabila ada permintaan dari faksi-faksi pejuang Palestina di Gaza.
Sebelumnya, pusat komando gabungan faksi-faksi resistensi Palestina di Gaza mengumumkan bahwa mereka telah menyatukan barisan untuk membela Quds dan Al-Aqsa di depan kebrutalan rezim pendudukan Zionis Israel.
“Era keterasingan dari Masjid Al-Aqsa sudah berakhir tanpa ada peluang untuk kembali lagi,†tegas mereka.
Sementara itu, berbagai media Palestina, Selasa, melaporkan bahwa korban gugur Palestina akibat serangan udara Israel pada hari kedua mencapai 24 orang, termasuk beberapa anak kecil, dan korban luka 103 orang. (raialyoum)
Palestina Melawan, Israel Tunda Pengusiran di Lingkungan Sheikh Jarrah
Perkembangan gejolak situasi di Quds (Yerussalem) dan di komplek Masjid Al-Aqsa dilaporkan mereda, meskipun pasukan Zionis srael masih berkonsentrasi di beberapa gerbang utama komplek suci umat Islam tersebut.
Reporter Al-Alam, Selasa (11/5), melaporkan bahwa dewasa ini Israel sedang meninjau situasi politik dan militer untuk mempelajari perkembangan terkini, terutama di wilayah selatan Israel (Palestina pendudukan 1948), setelah mendapat serangan ratusan roket pejuang Palestina dari Jalur Gaza.
Di kota Quds sedang berlangsung pertemuan-pertemuan intensif pihak Israel untuk mencari jalan keluar dari krisis di wilayah selatan manakala kelompok-kelompok pejuang Palestina mulai menunaikan janjinya untuk tidak membiarkan Quds dan warga Palestina di sana sendirian dalam menghadapi agresi dan keganasan Israel.
Dalam konteks ini, lanjut Al-Alam, Israel menunda pengusiran warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah yang sedianya dilakukan pada hari ini, Selasa, dan terjadi perubahan situasi di Gerbang Damaskus (Bab Al-Amud) karena warga Zionis menghentikan serbuan dan aksi-aksi provokatifnya di Masjid Al-Aqdsa. (alalam)
Uskup Agung Palestina: Tak Ada Kata Menyerah dalam Kamus Palestina
Uskup Agung Sebastia Kepatriakan Ortodoks Theodosios Hanna menyatakan bahwa perlawanan sengit pantang mundur orang-orang Palestina di Quds membawa pesan kepada dunia bahwa kata “menyerah†tidak ada kamus Palestina.
Dalam sebuah pernyataannya yang dilansir Rai Al-Youm, Selasa (11/5), Theodosios Hanna menegaskan bahwa perlawanan orang-orang Quds dalam membela Quds dan tempat-tempat suci, meski dengan cara seadanya, merupakan “pesan cemerlang dan jelas maknanya bahwa martabat orang-orang Palestina bukanlah menyerah dan menerima realitas yang dikehendaki oleh rezim pendudukan (Israel), melainkan perlawanan terhadap proyek Zionis ini, dan kebijakan pendudukan Zalim menyasar umat Kristen dan Muslim dengan skala yang sama.â€
“Dalam inspeksi kami di kawasan Gerbang Al-Amud dan Gerbang Al-Asbat serta pertemuan-pertemuan kami dengan para pemuda yang berkonsentrasu di halaman Al-Aqsa pada Senin pagi (10/5) kami melihat betapa mereka yang di depan kami itu adalah para ksatria dalam arti yang sebenarnya. Merekalah yang membela Quds atas nama umat secara keselusuhan.â€
Dia menambahkan, “Merekalah para ksatria dalam arti yang sesungguhnya, dan mereka itulah yang menghadang dengan dada telanjang serangan dan kebringasan pasukan pendudukan. Kondisi kongkret kami mengatakan, ‘Tidak kepada pendudukan, penjajahan, kezaliman dan penindasan’.â€
Seperti diketahui, komplek Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari terakhir menjadi ajang kebrutalan pasukan dan warga Zionis terhadap ribuan jemaah Palestina hingga jatuh korban luka ratusan orang dan kemudian memicu tembakan  ratusan roket dari para pejuang Palestina di Jalur Gaza ke Quds dan beberapa kota di Israel (Palestina pendudukan 1948). (raialyoum)
Israel Ancam Lancarkan Serangan Darat ke Gaza
Juru bicara militer Israel Hidai Zilberman melontarkan ancaman dengan menyatakan tidak tertutup kemungkinan pasukan Israel akan melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza sampai beberapa hari.
Dalam wawancara dengan radio militer Israel, Selasa (11/5), dia menyebutkan bahwa bahwa serangan pasukan Israel ke Gaza sejauh ini “besarâ€, dan “Hamas adalah satu satu-satunya sasaran di Gazaâ€.
Dia mengatakan bahwa militer Israel memiliki rencana untuk melanjutkan operasi sampai Rabu pagi dan setelah itu akan mengevaluasi keadaan.
Ditanya mengenai kemungkinan dilancarkannya serangan darat ke Gaza, Zilberman mengatakan bahwa militer Israel “tidak menutup kemungkinan untuk segala sesuatuâ€.
“Peringatan-peringatan sudah dikirim kepada pihak-pihak yang harus mendapatnya,†lanjutnya, yang bisa jadi mengacu pada pengerahan pasukan cadangan Israel.
Sebelumnya, militer Israel mengumumkan pihaknya telah menyerang lebih dari 130 posisi Hamas di Gaza dan membunuh 15 aktivis gerakan ini. Di pihak lain, para pejuang Palestina di Gaza menembakkan sekira 250 roket ke wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948) pada Senin malam hingga Selasa pagi.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, Senin, mengumumkan situasi darurat khusus selama 48 jam di berbagai wilayah Israel yang berada di radius 80 kilometer dari Jalur Gaza, dan dengan demikian dia memberikan kewenangan kepada tentara Israel untuk menerapkan pembatasan perkumpulan, pengosongan berbagai daerah sesuai informasi intelijen, dan peliburan atau pembatasan kegiatan pendidikan. (raialyoum)
Â