Jakarta, ICMES. Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Azerbaijan dan Armenia agar tidak memindahkan teroris dari Suriah ke wilayah Nagorno-Karabakh dekat perbatasan dengan Iran.
Petinggi Gerakan Ansarallah (Houti), Muhammad Ali Al-Houthi, menyatakan bahwa Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) seharusnya “menyelesaikan masalah mereka” dengan Iran, bukan malah menyerang Yaman.
Pemerintah Qatar telah mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli pesawat tempur siluman F-35. Demikian dilaporkan kantor berita Reuters berdasarkan keterangan beberapa sumber informasi.
Berita selengkapnya:
Presiden Iran Kecam Pengerahan “Teroris†dari Suriah ke Karabakh
Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan Azerbaijan dan Armenia agar tidak memindahkan teroris dari Suriah ke wilayah Nagorno-Karabakh dekat perbatasan dengan Iran.
“Iran tidak memperkanan berbagai pihak mengirim teroris yang telah kami perangi selama bertahun-tahun di Suriah… Ini tidak dapat diterima dan kami telah mengatakannya dengan jelas kepada pejabat negara-negara tetangga,†kata Rouhani dalam pertemuan kabinet di Teheran, Rabu (7/10/2020).
Dia menekankan bahwa perlindungan keamanan di daerah perbatasan Iran merupakan prioritas, dan bahwa pelanggaran terhadapnya tak dapat ditolerir sehingga Iran meminta Azerbaijan dan Armenia serius memperhatikan masalah ini.
Presiden Rouhani juga memperingatkan agar perang Azerbaijan-Armenia jangan sampai berubah menjadi perang regional, negara-negara lain tidak memperparah keadaan, dan perang harus diakhiri melalui jalur politik.
“Pendudukan dan perang tak dapat kami terima, dan kami berharap kawasan ini kembali stabil melalui berbagai upaya,†imbaunya.
Selasa lalu Wakil Komandan Polisi Penegakan Hukum Iran Brigjen Qassem Rezayee menyatakan bahwa Azerbaijan dan Armenia telah meminta maaf kepada Iran atas penembakan yang tidak disengaja ke daerah perbatasan Iran.
“Mereka telah berjanji untuk tidak mengulangi insiden seperti itu,†katanya.
Dia juga mengatakan, “Azerbaijan dan Armenia telah berkonflik di wilayah Nagorno-Karabakh selama lebih dari 28 tahun hingga sejumlah warga kedua negara itu terbunuh, dan masalah ini membuat kami prihatin.† (fna)
Ansarullah: AS dan Saudi Silakan Membom Iran
Petinggi Gerakan Ansarallah (Houti), Muhammad Ali Al-Houthi, menyatakan bahwa Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) seharusnya “menyelesaikan masalah mereka” dengan Iran, bukan malah menyerang Yaman.
“Arab Saudi bertindak di Semenanjung Arab seolah negara bagian Amerika yang tunduk pada Trump. Presiden Amerika telah mematok harga yang harus dibayar Arab Saudi. Amerika Serikat memberi petunjuk,†ungkap Ali Al-Houthi dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Der Spiegel, seperti dikutip Al-Masdar, Rabu (7/10/2020).
“Kami bukan kelompok teroris dan pada dasarnya kami tidak mengenali istilah ini. AS melekatkan label teroris kepada mereka yang menentang kebijakannya. Bahkan para demonstran di jalanan AS juga disebut Trump sebagai teroris,” lanjutnya.
Ditanya mengenai adanya laporan intelijen Barat mengenai peningkatan penggunaan rudal dan drone Iran oleh Ansarullah, Al-Houthi balik menyoal, “Mengapa Arab Saudi dan AS memerangi kami? Karena kami didukung Iran? Jika kami memang didanai Iran maka silakan membom Iran, pihak pemberi dana, bukan membunuh orang Yaman.â€
Dia menambahkan, “Ini persis seperti yang sudah kami katakan kepada Saudi dan AS; Kalau kalian bermasalah dengan Iran, maka selesaikan dengan Iran.â€
Sementara itu, televisi resmi Saudi melaporkan bahwa pasukan koalisi yang dipimpin Saudi, Rabu, mengumumkan telah mencegat drone berbahan peledak yang diterbangkan Ansarullah di angkasa Yaman ketika sedang melesat menuju wilayah Saudi.
Seperti diketahui, sejak Maret 2015, Arab Saudi memimpin koalisi Arab yang melancarkan operasi militer di Yaman untuk memerangi Ansarullah dengan dalih memulihkan pemerintahan presiden pelarian Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi. (amn/raialyoum)
Qatar Resmi Ajukan Permohonan kepada AS untuk Membeli Jet Siluman F-35
Pemerintah Qatar telah mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli pesawat tempur siluman F-35. Demikian dilaporkan kantor berita Reuters berdasarkan keterangan beberapa sumber informasi.
Tiga sumber mengatakan bahwa permintaan Qatar untuk pembelian pesawat yang diproduksi oleh perusahaan Lockheed Martin itu telah diajukan dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Reuters, jika permintaan itu disetujui maka dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan AS dengan Arab Saudi dan Israel.
Permohonan itu diajukan ketika ketegangan di kawasan Teluk Persia berlanjut sampai sekarang sejak 5 Juli 2017 antara Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir di satu pihak dan Qatar di pihak lain.
Pihak pertama  menerapkan aksi boikot laut, darat dan udara terhadap Qatar yang mereka tuding “mendukung terorisme” dan bergeser dari lingkungan Arab ke atmosfir Iran. Ketegangan ini menyebabkan krisis politik yang parah serta perang media yang luas dan berlarut.
Jual beli jet siluman itu juga akan membangkitkan penentangan dari Israel, karena rezim Zionis itu selama ini berusaha untuk mempertahankan apa yang kerap disebut-sebut sebagai keunggulan militer Israel di kawasan Timur Tengah.
Karena itu, Netanyahu bahkan telah berulang kali menegaskan penentangannya terhadap penjualan jet tempur canggih itu kepada UEA meskipun UEA pada 15 September lalu telah meneken perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel. (rta)
Â