Jakarta, ICMES. Pada sidang luar biasa para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang mencakup 57 negara, di kota pesisir Jeddah, Arab Saudi, Teheran, Rabu (7/8),Iran kembalimenegaskan haknya membela diri dan menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayah Iran.
Panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, mengucapkan selamat kepada Ketua Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, yang telah mengemban tugas barunya itu menggantikan Syahid Ismail Haniyeh.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya telah melancarkan tiga operasi militer kualitatif, demi membela rakyat tertindas Palestina dan mujahidinnya, sekaligus sebagai tanggapan atas agresi segi tiga AS,Inggris dan Israel terhadap Yaman.
Berita selengkapnya:
Sidang OKI, Iran Tegaskan lagi Haknya Membalas Pembunuhan Ismail Haniyeh
Pada sidang luar biasa para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang mencakup 57 negara, di kota pesisir Jeddah, Arab Saudi, Teheran, Rabu (7/8),Iran kembalimenegaskan haknya membela diri dan menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayah Iran.
Kuasa Usaha Kementerian Luar Negeri Iran Ali Bagheri mengatakan, “Saat ini, dan dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan terhadap serangan dan pelanggaran rezim Israel, Republik Islam Iran tidak punya pilihan selain menggunakan hak yang melekat padanya untuk pertahanan yang sah terhadap serangan rezim ini.”
Dia menambahkan, “Langkah demikian diperlukan untuk mencegah serangan lebih lanjut oleh rezim ini terhadap kedaulatan, warga negara, dan wilayah Republik Islam Iran, dan akan dilaksanakan secara tepat waktu dan proporsional.”
Bagheri mendesak Dewan Keamanan PBB untuk “meminta pertanggungjawaban rezim Israel atas kejahatan dan pelanggaran ini, dan para pelakunya harus diadili dan dihukum.”
Gambia, yang sedang memimpin OKI, memperingatkan bahwa pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, membuat Timur Tengah terancam terseret ke dalam “konflik yang lebih luas.”
Di awal pertemuan OKI yang diadakan atas seruan Iran dan Palestina tersebut, Menteri Luar Negeri Gambia Mamadou Tangara mengatakan “Tindakan keji ini hanya akan meningkatkan ketegangan yang bisa jadi mengarah pada konflik yang lebih luas yang mungkin mencakup seluruh wilayah.”
Dia menambahkan bahwa pembunuhan Haniyeh “alih-alih melemahkan perjuangan Palestina, justru akan menguatkannya, dan ini menegaskan kebutuhan mendesak akan keadilan dan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina.”
Dia juga mengatakan, “Kedaulatan negara-bangsa dan integritas wilayah mereka merupakan salah satu prinsip dasar yang melandasi sistem internasional. Penghormatan atas prinsip-prinsip ini mempunyai dampak yang besar, dan pelanggaran terhadapnya mempunyai konsekuensi yang sama seriusnya.”
Israel tidak mengomentari pembunuhan Haniyeh, sementara Iran bersumpah akan membalas dendam terhadap Tel Aviv, dan menganggap Tel Aviv bertanggung jawab, sehingga membuat seluruh kawasan berwaspada dan berantisipasi.
Senada dengan Gambia, Wakil Menteri Luar Negeri Saudi Walid Al-Khuraiji pada sidang OKI tersebut menyatakan, “Pembunuhan mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh ketika dia berkunjung ke Teheran minggu lalu merupakan pelanggaran terbuka terhadap kedaulatan Iran dan merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.”
Al-Khuraiji juga mengatakan, “Pemerintah (Saudi) merasakan keseriusan dari meningkatnya peristiwa di wilayah Palestina akibat serangan terbuka dan praktik ilegal pendudukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina di dalam dan di luar wilayah Palestina.”
Dia menjelaskan, “Pembunuhan mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh dalam kunjungannya ke Teheran minggu lalu merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Iran, integritas wilayah, keamanan nasional, hukum internasional, dan Piagam PBB, dan juga merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.”
Dia menegaskan, “berdasarkan pendiriannya yang jelas dalam masalah Palestina, pemerintah Saudi mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap warga sipil, dan juga menolak segala serangan terhadap kedaulatan negara atau campur tangan dalam urusan dalam negeri negara mana pun, sesuai dengan konvensi internasional dan Piagam OKI.”
Dia mengungkapkan “keprihatinan mendalam Kerajaan (Saudi) mengenai meningkatnya pelanggaran tentara pendudukan Israel terhadap warga Palestina,” dan menegaskan kembali “seruan Kerajaan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan efektif guna memainkan perannya dalam meminta pertanggungjawaban pasukan pendudukan Israel atas kejahatan ini.”
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan hak Iran untuk melakukan pembalasan. Dia menyatakan demikian pada hari Rabu dalam percakapan telepon dengan Presiden Prancis Emanuel Macron, yang meminta Iran menahan diri. (alalam/raialyoum/presstv)
Panglima IRGC: Kepemimpinan Sinwar atas Hamas Tekanan Mental bagi Musuh
Panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, mengucapkan selamat kepada Ketua Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, yang telah mengemban tugas barunya itu menggantikan Syahid Ismail Haniyeh.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sinwar, Rabu (7/8), Salami menyatakan;“Keterpilihan Anda sebagai penerus syahid Haniyeh telah menunjukkan bahwa jalan beliau akan terus berlanjut sampai seluruh wilayah Palestina pendudukan terbebaskan.”
Salami memastikan “IRGC tidak akan mengendurkan upayanya mendukung gerakan Hamas dan mendukung semua faksi perlawanan.”
Salami mengakhiri suratnya kepada Sinwar dengan mengatakan;“Berita tentang Anda yang menjabat sebagai kepada biro politik Hamas menyejukkan hati orang-orang yang beriman dan menebar kegelisahan besar di hati musuh, Zionis dan pendukungnya.”
Dia juga menyatakan; “Rakyat Palestina telah mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan dan dunia, demi kepentingan umat Islam, dan saya yakin kubu resistensi akan menumbangkan Zionis.”
Sementara itu, majalah Inggris The Economist di hari yang sama menyebutkan bahwa jika ada keraguan mengenai bagaimana perimbangan kekuasaan didistribusikan di dalam Hamas maka hal ini pasti berakhir pada tanggal 6 Agustus, ketika gerakan tersebut menunjuk pemimpinnya di Gaza dan arsitek dari Serangan 7 Oktober sebagai pemimpin tertinggi.
Majalah tersebut percaya bahwa penunjukan ini memberikan sinyal yang jelas bahwa “sayap paling radikal Hamas kini bertanggung jawab atas seluruh gerakan,” yang kini semakin berkoordinasi dengan Iran.
Majalah ini menilai Sinwar tak terduga akan menempati posisi tersebut. (almayadeen)
Pasukan Yaman Serangan Dua Kapal Perusak AS dan Satu Kapal Lain
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pihaknya telah melancarkan tiga operasi militer kualitatif, demi membela rakyat tertindas Palestina dan mujahidinnya, sekaligus sebagai tanggapan atas agresi segi tiga AS,Inggris dan Israel terhadap Yaman.
Dalam keterangannya, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, pada hari Rabu (7/8) mengungkapkan bahwa pasukan rudal, pasukan drone, dan angkatan laut Yaman melancarkan operasi militer gabungan yang menyasar kapal Conship Ono di Laut Merah, dengan sejumlah rudal balistik dan drone, dan serangan tepat mengena target.
Saree menjelaskan bahwa serangan terhadap kapal itu “dilakukan karena perusahaan pemiliknya melanggar larangan masuk (yang diterapkan Yaman) ke pelabuhan-pelabuhan Palestina pendudukan.”
Sedangkan untuk operasi kedua dilakukan dengan sasaran kapal perusak USS Cole di Teluk Aden dengan sejumlah drone dan berhasil mencapai target.
Dalam operasi ketiga, angkatan laut Yaman menyerang kapal perusak AS Laboon dengan sejumlah rudal balistik.
Saree menjelaskan, “Penargetan terhadap kedua kapal perusak Amerika itu dilakukan ketika mereka sedang melintasi wilayah operasi angkatan bersenjata Yaman ke arah utara Laut Merah, sebagai bagian dari upaya memberikan perlindungan militer Amerika kepada musuh, Israel.”
Saree menambahkan, “Hasil operasi tersebut antara lain adalah kegagalan kedua kapal perusak itu untuk sepenuhnya merespon rudal dan drone, dan keberhasilan sejumlah drone dan rudal dalam mencapai targetnya.”
Dia juga menekankan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman “menganggap semua pergerakan militer Amerika di bidang operasi maritim untuk mendukung musuh Israel sebagai gerakan permusuhan,” dan bahwa mereka “tidak akan ragu untuk menargetkan pergerakan itu, menggunakan seluruh kekuatan dan sarana yang tersedia.”
Dalam pernyataannya, Saree juga menyerukan kepada seluruh bangsa Arab dan Islam untuk bersatu membela Palestina, Gaza, dan Syahid Ismail Haniyeh, dengan “mengambil tindakan kongkret untuk menolak pergerakan militer Amerika dan menolak segala bentuk dukungan terhadap Israel. ”
Di bagian akhir pernyataannya, Saree menegaskan bahwa operasi militer Yaman akan terus berlanjut, sampai agresi berhenti dan blokade terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut. (almayadeen)