Jakarta, ICMES. Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan satu pemuda Palestina tertembak mati dan sedikitnya dua lainnya terluka dalam serangan pasukan Zionis Israel di kota Deir al-Hatab, sebelah timur Nablus, Tepi Barat.
Massa dalam jumlah besar di Teheran, ibu kota Iran, menggelar unjuk rasa kesekian kalinya untuk menandai kutukan rakyat Iran terhadap gelombang aksi onar yang melanda Iran belakangan ini.
Anggota biro politik gerakan Ansarullah Yaman, Muhammad al-Bukhaiti, menegaskan bahwa rudal yang dikembangkan oleh pasukan Yaman kubu Sanaa akan “menuntaskan pertempuran†jika koalisi yang dipimpin Arab Saudi tak menghentikan blokadenya terhadap Yaman.
Berita Selengkapnya:
Pasukan Zionis Bunuh Satu Orang Palestina dan Lukai Dua Wartawan
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan satu pemuda Palestina tertembak mati dan sedikitnya dua lainnya terluka dalam serangan pasukan Zionis Israel di kota Deir al-Hatab, sebelah timur Nablus, Tepi Barat, Rabu (5/10).
Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa pemuda Alaa Zaghal, 21 tahun, “gugur akibat luka tembak di kepalaâ€.
Awak media di lokasi peristiwa menyatakan setidaknya enam warga Palestina lainnya, termasuk dua wartawan, terluka oleh tembakan Israel.
Tentara Israel mengaku melancarkan operasi militer di desa Deir al-Hatab, sementara warga setempat mengatakan tentara Zionis mengepung sebuah rumah di sebuah desa dan membunuh Zaghal serta melepaskan tembakan ke arah awak media lokal yang meliput insiden tersebut.
Gambar yang dirilis oleh stasiun televisi memperlihatkan dua wartawan Mahmoud Fawzy dan Loai Samhan dari TV Palestina ditembak oleh tentara Israel, satu mengena tangan dan satu lagi menerjang bahu. Keduanya terlihat bersimbah berdarah dan dibawa dengan ambulans ke rumah sakit terdekat.
Peristiwa itu merupakan kekerasan terbaru yang melanda bagian utara Tepi Barat, daerah yang hampir setiap hari mendapat serangan dari pasukan Zionis.
Nablus semakin menjadi target operasi Israel menyusul munculnya faksi bersenjata baru pejuang Palestina yang disebut Lions’ Den.
Penangkapan salah satu anggota kelompok itu oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina bulan lalu memicu bentrokan di kota itu antara pasukan keamanan dan orang-orang bersenjata setempat hingga menewaskan satu orang.
Senin lalu, pasukan Israel membunuh dua warga Palestina di kamp pengungsi Jalazone dekat Ramallah.
Militer Israel mengatakan tentara mendatangi kamp itu untuk menangkap seseorang yang dicurigai melakukan “aktivitas teror”. (aljazeera)
Dukung Pemerintah, Masyarakat Teheran Gelar Unjuk Rasa Akbar Anti Demo Rusuh
Massa dalam jumlah besar di Teheran, ibu kota Iran, Rabu (6/10), menggelar unjuk rasa kesekian kalinya untuk menandai kutukan rakyat Iran terhadap gelombang aksi onar yang melanda Iran belakangan ini.
Mereka menegaskan dukungan mereka kepada nilai-nilai revolusi Islam, dan harapan mereka agar pemerintah dapat menghadapi tekanan dan menindak tegas para pengacau keamanan.
Seorang pria peserta aksi itu kepada saluran Al-Alam mengatakan, “Republik Islam bukan sebatas slogan untuk seruan, melainkan slogan yang bekerja dan berjuang karenanya, dan ini bagi kami bukanlah perkara yang dapat dinegosiasikan.â€
Seorang ibu yang mengikuti aksi itu sembari mendorong kereta bayinya mengatakan, “Kami mendapat tarbiyah di tangan Alm. Imam Khomaini dan berjalan di belakangan Pemimpin Besar Ali Khamenei – semoga Allah melindunginya- dan kami tak kan membiarkan siapapun menistakan bendera Iran dan kesucian.â€
Dalam aksi yang dilakukan bersamaan dengan peringatan hari kesyahidan Imam Hasan Al-Askari ra, imam kesebelas umat Muslim Syiah, itu massa meneriakkan yel-yel ‘mampus Amerikaâ€, “mampus Israel†dan berbagai slogan kutukan terhadap para perusuh. Mereka menegaskan bahwa semua tekanan asing tak akan dapat menjauhkan rakyat Iran dari prinsip revolusi Islam.
Salah seorang wanita peserta aksi itu mengatakan, “Siapapun di dunia tak dapat memaksakan apapun terhadap bangsa Iran, kami tak akan pernah mundur dari nilai dan prinsip revolusi Islam kami, dan tak akan membiarkan siapapun menimbulkan masalah di dalam negeri.â€
Seorang pria yang menggendong putrinya dalam aksi itu mengatakan, “Gelombang peristiwa yang menyerang Iran belakangan ini bukanlah yang pertama kali maupun terakhir kalinya. Kami tahu bahwa permusuhan terhadap kami adalah karena kami konsisten kepada prinsip revolsi, dan karena itu kami menegaskan sekali lagi bahwa kami membela negara dan revolusi kami.â€
Massa pengungjuk rasa menegaskan dengan suara lantang bahwa mereka akan terus menempuh jalan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan yang tak pernah berhenti sejak kemenangan revolusi Islam.
Sementara itu, laporan dari Irak menyebutkan bahwa pasukan Iran kembali melancarkan serangan rudal dan artileri ke kawasan Kurdistan Irak, Rabu, untuk mengganyang kelompok-kelompok separatis yang mereka sebut berada di balik gelombang kerusuhan yang sempat beberapa hari melanda berbagai wilayah Iran.
Sumber-sumber Kurdi menyatakan serangan itu menimbulkan kepanikan namun tidak menjatuhkan korban.
Sumber-sumber dinas kesehatan di Arbil, Kurdistan Irak, pada 28 September lalu menyatakan bahwa tujuh orang tewas dan 24 lainnya cidera akibat serangan artileri dan rudal Iran ke berbagai daerah di Kurdistan Irak. (alalam/raialyoum)
Ansarullah: Rudal Maritim Yaman akan Beraksi Jika Blokade Tak Dicabut
Anggota biro politik gerakan Ansarullah Yaman, Muhammad al-Bukhaiti, menegaskan bahwa rudal yang dikembangkan oleh pasukan Yaman kubu Sanaa akan “menuntaskan pertempuran†jika koalisi yang dipimpin Arab Saudi tak menghentikan blokadenya terhadap Yaman.
Dalam wawancara dengan saluran Al-Mayadeen, Rabu (5/10) dia mengatakan, “Sanaa telah sukses mengembangkan rudal maritim, yang akan berperan aktif untuk menuntaskan pertempuran jika blokade tak dicabut.”
Dia menambahkan, “Negara-negara agresor mencegah masuknya kapal ke Yaman dengan kekuatan senjata, pasukan Yaman akan memberikan balasan setimpal.â€
Menurutnya, pasukan Yaman kubu Sanaa juga memiliki “kemampuan dan keberanian untuk menyerang instalasi minyak Saudi dan Emirat (Uni Emirat Arab/UEA), jika tuntutan mereka tidak dipenuhiâ€.
“Tuntutan rakyat Yaman adil, dan jika tidak dipenuhi maka serangan ke wilayah Saudi dan Emirat adalah hak kami,†tegasnya.
Sembari menyerukan tuntutan peningkatan “jumlah penerbangan dan tujuan, pembukaan pelabuhan dan pembayaran gaji,” dia memperingatkan bahwa “berlanjutnya blokade berarti berlanjutnya perang, karena kubu agresor mencegah masuknya kapal ke Yaman.â€
Mengenai gencatan senjata, Al-Bukhaiti mengatakan Sanaa “tidak dapat menerima gencatan senjata permanen atau panjang ketika agresi dan blokade berkelanjutan.
“Sanaa memiliki kemampuan dan keberanian untuk menyerang instalasi minyak Saudi dan Emirat ketika tuntutannya tak dipenuhi,†lanjutnya.
Mengenai peran AS dalam perang Yaman, anggota petinggi Ansarullah itu menyebutkan, “Amerika tidak mau menghentikan perang karena kelanjutan perang sesama negara Arab dan Islam menguntungkannya. Para pemimpin Arab Saudi , UEA dan Amerika mengetahui keseriusan kami mengenai urgensi pemenuhan tuntutan kami.”
Mengenai UEA, Al-Bukhaiti mengatakan, “Perang terhadap Yaman membawa keuntungan bagi AS dan Israel, karena itu Washington menekan supaya perang ini dilanjutkan…. Emirat pada periode tertentu telah menghentikan keikut sertaannya dalam blokade terhadap Yaman, tapi kemudian mendapat tekanan dari AS dan Israel.†(almayadeen)