Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 31 Oktober 2019

khameneiJakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Udhma Sayid Ali Khamenei menilai para demonstran di Irak dan Libanon mengusung berbagai tuntutan yang “sah”, namun dia juga menyerukan kepada mereka agar bergerak “sesuai kerangka konstitusi”.

Tentara Suriah terlibat kontak senjata sengit dengan tentara Turki di daerah Tal al-Ward di pinggiran kota Ras al-Ain, provinsi Hasakah, hingga terjadi pula gelombang pengungsian penduduk setempat.

Angkatan Darat Republik Islam Iran meluncurkan varian baru pesawat nirawak panggul buatnnya yang dinamai “Farbad”.

Perdana menteri Libanon yang telah mengundurkan diri, Saad Hariri, mengimbau seluruh pendukungnya di jalanan untuk tidak terjebak apa yang disebutnya tindakan provokatif.

Berita selengkapnya:

Ayatullah Khamenei Sampaikan Seruan Kepada Demonstran di Irak dan Libanon

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Udhma Sayid Ali Khamenei menilai para demonstran di Irak dan Libanon mengusung berbagai tuntutan yang “sah”, namun dia juga menyerukan kepada mereka agar bergerak “sesuai kerangka konstitusi”.

“Masyarakat di Irak dan Libanon memiliki tuntutan-tuntutan yang sah, tapi tak dapat dipenuhi kecuali dalam kerangka instrumen konstitusi,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan yang sebagian di antaranya disiarkan oleh televisi Iran, Rabu (30/10/2019), seperti dilaporkan IRNA.

Dia menegaskan bahwa bagaimanapun juga supremasi hukum harus diindahkan, karena “jika kerangka hukum di suatu negara runtuh, maka pekerjaan apapun tidak akan bisa dilakukan”.

Pernyataan ini disampaikan ketika di Libanon terjadi kebangkitan rakyat yang telah menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Saad Hariri, sedangkan di Irak juga terjadi gelombang demonstrasi besar-besaran dengan tujuan yang sama, menjatuhkan pemerintah Perdana Menteri Abdul-Mahdi.  Iran memiliki pengaruh besar di negara Arab tersebut.

“Orang-orang yang tulus dan beriktikad baik di Irak dan Libanon harus mengutamakan upaya penyembuhan atas ketidak amanan… Pukulan terbesar yang dapat diarahkan musuh kepada suatu negara ialah pengacauan keamanan,” lanjut Ayatullah Khamenei.

Dia juga mengatakan, “Harus percaya kepada masa depan dan terwujudnya janji-janji Allah, tidak boleh percaya kepada musuh, jangan sampai lengah barang sesaat terhadap pergerakan musuh, jangan terpedaya oleh kemenangan-kemenangan, dan angkatan bersenjata juga harus memiliki kesiapan yang semestinya dalam mengantisipasi fitnah.”

Menurutnya, AS dan dinas-dinas rahasia Barat dewasa ini sedang didanai secara besar-besaran oleh negara-negara “reaksioner” di kawasan Timur Tengah untuk menyulut kekacauan terhadap bangsa-bangsa yang mereka dengki dan musuhi.

“Mereka (musuh) pernah membuat rencana serupa di negara kami, tapi (kami) beruntung karena semua itu dapat digagalkan dengan eksistensi rakyat di gelanggang pada saat yang tepat,” imbuhnya.

Ayatullah Khamenei menyebutkan beberapa “kejahatan” tentara Inggris, Prancis, dan AS dalam satu abad lalu di kawasan Anak Benua India, Asia Timur, “Asia Barat” (Timur Tengah), dan bagian tengah Benua Afrika.

Dia menilai problema utama pasukan itu ialah upaya mereka “mengandalkan rezim-rezim reaksioner, dan karena itu kami senantiasa menekankan keharusan berbagai elemen pemerintah untuk bersandar kepada Al-Quran dan Islam”. (alalam/raialyoum)

Tentara Suriah Terlibat Kontak Senjata Sengit dengan Tentara Turki

Tentara Suriah terlibat kontak senjata sengit dengan tentara Turki di daerah Tal al-Ward di pinggiran kota Ras al-Ain, provinsi Hasakah, hingga terjadi pula gelombang pengungsian penduduk setempat dalam jumlah besar, seperti dilaporkan kantor berita resmi Suriah, SANA, Rabu (30/10/2019).

Tentara Turki menguasai distrik Mahmoudiya dan Darbu di kota itu, sementara warga yang mengungsi akibat serangan tentara Turki berasal dari kawasan pinggiran Tal Tamr.

Selanjutnya, tentara Turki dan kelompok-kelompok bersenjata Suriah yang pro-Turki menguasai pula desa-desa Aziziya, Raihana, Kharba Qaraj, Faisaliya, dan Abush di pinggiran Ras al-Ain dan Tal Tamr.

Milisi Kurdi Suriah yang tergabung dalam Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) membuang sejumlah besar minyak dalam sebuah galian lalu membakarnya di pinggiran  utara Tal Tamr untuk menutup pemandangan dari pantauan dan serangan jet-jet tempur Turki.

SANA menambahkan bahwa di pihak lain tentara Suriah merebut empat desa di pinggiran tenggara Ras al-Ain dan bergerak sejarak 3 kilometer ke arah perbatasan Suriah-Turki.

Sebelumnya, tentara Turki yang didukung beberapa kelompok bersenjata di Ras al-Ain melancarkan serangan sengit di pinggiran Ras al-Ain, terutama daerah Abu Rasin.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa tentara Suriah memasuk sisi selatan Abi Rasin dan bergerak maju ke utara menuju perbatasan Suriah-Turki.

Tidak disebutkan apakah telah jatuh korban jiwa dan atau luka dalam kontak senjata antara kedua belah pihak. (alalam)

Iran Luncurkan Varian Baru Pesawat Nirawak Panggul “Farbad”

Angkatan Darat Republik Islam Iran meluncurkan varian baru pesawat nirawak panggul buatnnya yang dinamai “Farbad”, Rabu (30/10/2019).

Peluncuran itu diumumkan oleh Komandan Angkatan Darat Iran Kioumars Heydari sembari menyebutkan bahwa nirawak itu telah diserahkan kepada unit-unit operasional Angkatan Darat Iran setelah sukses diuji coba.

Dia menjelaskan bahwa nirawak itu digunakan untuk operasi pengintaian, pemantauan wilayah perbatasan, dan berbagai operasi lain yang terkait, terutama untuk melengkapi satuan-satuan tempur bergerak, satuan-satuan pasukan gerak cepat, dan satuan-satuan pasukan intelijen.

Dia menambahkan bahwa nirawak Farbad generasi baru itu dilengkapi dengan sistem autopilot dan stasiun darat portable serta memiliki berbagai fitur yang diperlukan di bidang perang elektronik dan pencitraan target-target tertentu. (railayoum)

Hariri Minta Pendukung Tidak Terjebak Aksi Provokatif

Perdana menteri Libanon yang telah mengundurkan diri, Saad Hariri, mengimbau seluruh pendukungnya di jalanan untuk tidak terjebak apa yang disebutnya tindakan provokatif.

“Tanpa mengurangi penghargaan saya kepada semua simpati yang ada, saya ulangi permintaan kepada simpatisan al-Mustaqbal untuk menahan diri dari aksi jalanan, dan berkomitmen untuk bekerjasama dengan tentara dan pasukan keamanan dalam negeri,” pinta Hariri melalui halaman Twitter-nya, Rabu (30/10/2019).

Dia menambahkan, “Saya mengharapkan terjaganya ketentraman, dan misi kita semua adalah mencegah ketergelinciran kepada provokasi.”

Selasa lalu Hariri mengumumkan pengunduran dirinya sembari mengatakan, “Sejak 12 hari lalu rakyat Libanon menanti keputusan penyelesaian politik untuk menghentikan ketegangan. Dalam jangka waktu ini saya berusaha membuat jalan keluar di mana kami dapat mendengar suara masyarakat, dan melindungi negara dari bahaya aspek keamanan, ekonomi, dan mata pencaharian.”

Bersamaan dengan ini, Presiden Libanon Mitchel Aoun mengatakan, “Libanon memerlukan pemerintahan yang bersih, dan gerakan yang telah terjadi telah membuka pintu di depan reformasi besar… Jika tidak ada aral melintang maka rakyat akan kembali turun ke jalanan.”

Massa di berbagai kota dan daerah Libanon kembali turun ke jalanan setelah situasi pada hari Rabu lalu kembali normal menyusul pengumuman pengunduran diri Hariri. Massa menganggap mundurnya Hariri belum cukup untuk menghentikan gelombang unjuk rasa.

Puluhan massa yang berkonsentrasi di bundaran al-Syuhada dan Riyadh al-Sulh di Beirut, dan menyatakan bahwa pengunduran diri itu hanya dapat membuka jalan-jalan yang semula ditutup oleh massa.

Massa memiliki tuntutan yang beragam dan tak sama antara suatu daerah dan daerah lainnya, tapi pada umumnya menuntut pembentukan pemerintahan khusus, pelaksanaan pemilu parlemen sebelum waktunya, penetapan undang-undang pengembalian uang negara yang telah dikorupsi, dan penerapan perang melawan korupsi.

Sejak 17 Oktober lalu Libanon diwarnai gelombang protes “gerakan rakyat” dalam skala besar dan lintas golongan yang menuntut menyingkirnya para politisi. Aksi ini menyebabkan terblokirnya jalanan di seluruh kawasan Libanon, serta meliburkan banyak bank, sekolah, dan universitas. (raialyoum)