Rangkuman Berita Utama Timteng  Kamis 3 Oktober 2024

Jakarta, ICMES. Tak kurang dari dari 14 tentara Zionis tewas dan 39 lainnya terluka dalam pertempuran yang terjadi pada hari Rabu, di Lebanon selatan, menurut laporan media Israel, yang mengutip pernyataan sumber-sumber Israel.

Surat kabar Inggris The Daily Telegraph dan The Guardian melaporkan ihwal serangan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober, dan bagaimana sistem pertahanan udara Israel, yang dianggap sebagai teknologi terkini, menanganinya.

Ketika Iran meluncurkan rudalnya ke wilayah pendudukan Palestina pada tanggal 1 Oktober 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Perangnya melarikan diri ke dalam bunker atau tempat perlindungan bawah tanah.

Berita selengkapnya:

Media Israel Laporkan 14 Tentara Israel Tewas di Lebanon

Tak kurang dari dari 14 tentara Zionis tewas dan 39 lainnya terluka dalam pertempuran yang terjadi pada hari Rabu (2/10), di Lebanon selatan, menurut laporan media Israel, yang mengutip pernyataan sumber-sumber Israel.

Di pihak lain, pasukan perlawanan Islam  Lebanon  Hizbullah mengumumkan  bahwa para pejuangnya bertempur melawan pasukan infanteri Israel yang berusaha menyusup ke kota  Al-Adissa  di Distrik Marjayoun di Kegubernuran Nabatieh, Lebanon selatan.

Tentara Israel mengeluarkan pernyataan, di bawah klausul izin untuk penerbitan, mengkonfirmasi tewasnya Kapten Eitan Oster, seorang komandan unit  Egoz  di divisi komando, dalam pertempuran di Lebanon.

Mereka juga mengakui bahwa tentara Daniel Azzam tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan pada Rabu pagi ketika pasukan dari unit khusus  Egoz  menyusup, dan ketika itu Hizbullah melepaskan tembakan dan meluncurkan roket ke arah pasukan Zionis. Bahkan ketika terjadi proses evakuasi tentara yang terluka , pejuang Hizbullah terus melepaskan tembakan dan roket.

Hizbullah sendiri dalam sebuah pernyataan menyatakan mujahidinnya dini hari Rabu menghadang pasukan infanteri  Israel yang berusaha menyusup ke kota Al-Adissa dari arah Khallet Al-Mahafer, sehingga menimpakan kerugian pada pasukan Zionis  dan memaksanya mundur.

Hizbullah menjelaskan bahwa perlawanannya itu dilakukan untuk menunjang keteguhan rakyat Palestina di Jalur Gaza, mendukung perlawanan mereka yang berani dan terhormat, dan untuk membela Lebanon dan rakyatnya. (alalam)

Barat Akui Iran Berhasil Jebol Pertahanan Udara Berlapis Israel

Surat kabar Inggris The Daily Telegraph dan The Guardian melaporkan ihwal serangan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober, dan bagaimana sistem pertahanan udara Israel, yang dianggap sebagai teknologi terkini, menanganinya.

The Daily Telegraph menyebutkan bahwa rudal Iran berhasil menembus pertahanan udara Israel dan beberapa lapis sistem rudal permukaan-ke-udara milik Israel, dan ini berarti bahwa Iran berhasil mengalahkan salah satu “sistem pertahanan udara paling kuat di dunia.” ”

Iran menggunakan kombinasi sekitar 300 rudal dan drone dalam serangan skala besar pertamanya terhadap entitas Zionis pada April lalu, sementara pada Selasa malam 1 Oktober lalu Iran hanya meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan jelajah.

“Serangan ini bahkan lebih mengejutkan,” kata Samuel Hickey, dari Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi, karena rudal balistik dapat melesat dengan kecepatan hipersonik, sehingga lebih sulit dicegat oleh pesawat tempur atau sistem darat.

Hickey memperkirakan bahwa serangan Iran pada bulan April merugikan entitas Israel dan sekutunya sekitar $1,5 miliar untuk mencegah pemboman tersebut. Menurutnya, Iran kali ini meluncurkan rudal dalam jumlah yang lebih kecil, tapi membuat Israel tersebut sadar akan bahaya besar jika terjadi eskalasi konflik, dan pada gilirannya hal ini menjadi alasan untuk tidak meningkatkan perkara menjadi konfrontasi total.

Sementara itu, surat kabar The Guardian menyebutkan adanya keterbatasan jumlah rudal pencegat, dan masalah ini menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan Iran akan menghujani Israel dengan pemboman skala besar, yang akan memaksa entitas Zionis itu untuk menggunakan pertahanan canggih dan mahal.  

The Guardian mengutip keterangan mantan penasihat keuangan kepala staf militer Israel bahwa rudal  Hetz  yang diandalkan untuk mencegat rudal di luar angkasa biasanya berharga $3,5 juta, sedangkan rudal pencegat  David’s Sling  berharga $1 juta. Menurutnya, pencegatan akan mudah dilakukan apabila biaya penghancuran 100 rudal atau lebih mencapai ratusan juta dolar,  meskipun rudal itu sendiri hanya merugikan Iran sekitar $100.000 per rudal, atau mungkin lebih. (alalam)

Netanyahu dan Gallant Bersembunyi dalam Bunker ketika Terjadi Hujan Rudal Iran di Israel

Ketika Iran meluncurkan rudalnya ke wilayah pendudukan Palestina pada tanggal 1 Oktober 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Perangnya melarikan diri ke dalam bunker atau tempat perlindungan bawah tanah.

Channel 13 Israel melaporkan bahwa Netanyahu selama berjam-jam bersama sejumlah menteri berada dalam bunker di kota Yerusalem (Al-Quds), sementara Menteri Perang, Yoav Galant, berada di bangunan bawah tanah Kementerian Perang di Tel Aviv.

Para pemukim Israel mengatakan bahwa Netanyahu tidak berani menemui publik Israel, yang  bertanya-tanya di mana dia berada satu jam setelah pemboman Iran di Tel Aviv.

Menurut media Israel, tentara pendudukan mengakui bahwa rudal Iran menghancurkan bangunan dan hanggar jet tempur di pangkalan udara Israel.

Pemerintah kota Hod Hasharon di utara Tel Aviv di bagian tengah Palestina pendudukan memantau kerusakan pada sekitar 100 rumah akibat badai rudal Iran.

Otoritas Penyiaran Israel mengutip pemerintah kota yang mengatakan bahwa sekitar 100 rumah di kota tersebut rusak diterjang rudal.

Pada hari Selasa, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menembakkan ratusan rudal ke wilayah Palestina pendudukan, hingga menjatuhkan korban jiwa, kerusakan material, dan penutupan wilayah udara. Jutaan orang bergegas ke tempat perlindungan sementara sirene berbunyi di seantero Palestina pendudukan.

IRGC menyatakan serangan rudal itu dilakukan sebagai balasan terhadap pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada akhir Juli lalu,   pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, dan komandan  IRGC, Abbas Nilforshan, di pinggiran selatan Beirut pada 27 September.    .

Menurut para pengamat, Tel Aviv menyembunyikan kerugiannya akibat serangan Iran tersebut, maupun kerugian akibat perang di Jalur Gaza dan Lebanon. Tel Aviv melakukan sensor fotografi dan peredaran foto dan klip video, serta melarang pemberian informasi apa pun kepada media sehubungan dengan hal ini, kecuali melalui media yang berada di bawah kendalinya.

IRGC memastikan 90% roket yang diluncurkan dalam serangan besar-besaran terhadap Israel dengan sandi Janji Setia II tepat mengena sasaran.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Meyjen Mohammad Bagheri menegaskan pihaknya akan melancarkan serangan lagi dengan kekuatan yang lebih besar dengan sasaran seluruh infrastruktur Israel jika rezim Zionis ini melancarkan serangan balik terhadap Iran.

Dalam Janji Setia II, untuk pertama kalinya Iran menggunakan rudal hipersonik. (alalam)