Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 28 November 2019

pembakaran di konsulat iran di najafJakarta, ICMES. Najaf, salah satu kota di Irak yang disucikan oleh kaum Muslim Syiah, dirusuhi oleh aksi huru-hara di mana sejumlah massa mendatangi dan menyerang gedung Konsulat Jenderal Iran.

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa bangsa Iran kembali membuktikan keperkasaan dan keagungan mereka di mata dunia dalam menghadapi konspirasi besar.

Pemerintah AS mengaku telah mengirim tim penyelidik ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menyusul laporan mengenai adanya penampakan senjata-senjata buatan AS di tangan kelompok-kelompok bersenjata di Yaman.

Berita selengkapnya:

Kota Najaf Rusuh, Massa Tak Dikenal Menyerang Konsulat Iran

Najaf, salah satu kota di Irak yang disucikan oleh kaum Muslim Syiah, dirusuhi oleh aksi huru-hara di mana sejumlah massa mendatangi dan menyerang gedung Konsulat Jenderal Iran pada Rabu malam (27/11/2019).

Anehnya, pergerakan massa yang sebagian di antaranya mengenakan penutup wajah menuju Konsulat Iran itu diliput secara langsung oleh saluran al-Arabiya dan al-Hadath.  Dua saluran TV milik Arab Saudi seolah mengetahui sejak awal rencana sekelompok massa itu menyerang Konsulat Iran sehingga meliputnya secara langsung, padahal kantor al-Arabiya maupun al-Hadath di Irak baru dilarang dan ditutup selama tiga bulan oleh pemerintah negara ini karena membuat laporan-laporan yang provokatif terkait dengan maraknya aksi unjuk rasa di Irak.

Setibanya di depat konsulat Iran, massa yang berjumlah ratusan orang melakukan aksi coret dinding konsulat sembari meneriakkan yel-yel anti Iran. Mereka juga melakukan aksi bakar ban bekas serta melemparkan barang-barang yang telah dibakar ke dalam komplek konsulat Iran yang tampak sudah kosong ditinggal penghuninya.

Aparat keamanan Irak lantas mendatangi mereka dan berusaha membubarkan aksi massa dengan menembakkan gas air mata hingga menjatuhkan korban luka sebanyak 50 orang.

Sumber lokal mengatakan, “Tak jelas mereka (massa) itu siapa, sejumlah orang yang mengenakan penutup muka datang bergerombol dari arah sebuah restoran di depan konsulat dan kemudian melakukan aksi bakar-bakar serta menutup akses bagi pasukan pemadam kebakaran.”

Sumber itu mengaku yakin bahwa para pelaku adalah perusuh berpengalaman dan kali ini berusaha menyerang konsulat Iran di Najaf, kota yang ditempati makam Imam Ali bin Abi Thalib ra.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa para perusuh berhasil memasuki sebagian tempat dalam komplek konsulat Iran dan melakukan aksi pembakaran di dalamnya. Beberapa staf diplomat Iran telah keluar dari gedung dengan bantuan petugas keamanan sebelum massa meringsek masuk.

Puluhan anggota aparat Irak menderita luka terkena serangan massa dalam insiden ini. Laporan terbaru menyebutkan bahwa aparat keamanan berhasil mengendalikan massa dan memulihkan situasi.

Pada awal November lalu sekelompok massa tak dikenal juga telah menyerang konsulat Iran di Karbala, kota yang disucikan oleh kaum Muslim Syiah karena keberadaan makam Imam Husain ra, cucunda Nabi Muhammad saw, di sana. Insiden di Karbala ini kemudian mendorong para kepala suku dan tokoh adat setampat untuk datang ke konsulat dan menyatakan solidaritas mereka kepada Iran serta mengutuk para perusuh. (alalam/fars/raialyoum)

Ayatullah Khamenei: Demo Akbar di Iran Buktikan lagi Keperkasaan Bangsa Negara ini

Pemimpin Besar Iran Grand Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa bangsa Iran kembali membuktikan keperkasaan dan keagungan mereka di mata dunia dalam menghadapi konspirasi besar.

Dalam kata sambutannya saat ditemui ribuan anggota pasukan relawan di Teheran, ibu kota Iran, pada momen peringatan Pekan Relawan, Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa rakyat Iran telah meruntuhkan “konspirasi luas dan sangat berbahaya” dalam beberapa hari terakhir.

“Saya merasa perlu menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan saya yang mendalam kepada rakyat Iran yang besar atas gerakan indah yang mereka lakukan dalam beberapa hari terakhir ini, karena pada kenyataannya telah membuktikan lagi bahwa mereka adalah bangsa yang tangguh dan agung,” tuturnya.

Dia memastikan bahwa rakyat Iran telah mengandaskan konspirasi berbiaya mahal dan menguras tenaga barisan musuh Iran.

“Musuh telah mengeluarkan dana yang besar dan mengerahkan segenap upayanya untuk melakukan praktik-praktik ini, yakni perusakan, aksi jahat, dan pembunuhan di mana mereka beranggapan bahwa kesempatan telah tersedia bagi mereka melalui masalah (kenaikan harga) bensin sehingga mereka datang ke gelanggang bersama pasukan mereka,” terangnya.

Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa pasukan keamanan, pasukan relawan, dan prajurit Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) lantas terjun ke gelanggang itu untuk menunaikan kewajiban mereka.

“Namun, apa yang dilakukan oleh rangkat Iran pada pekan lalu lebih tinggi dan lebih penting daripada semua pergerakan lain di lapangan, bermula dari Zanjan dan Tabriz kemudian menjalar ke semua kota dan bahkan daerah pedesaan di negeri ini, hingga kemudian terjadi gerakan (demonstrasi) akbar di Teheran,” lanjutnya.

Gelombang unjuk rasa akbar pro-pemerintah melanda ibu kota Iran pada hari Senin lalu (25/11/2019). Dalam aksi itu jutaan rakyat Iran menyatakan dukungan mereka kepada pemerintah Iran, dan mengecam para perusuh yang telah melakukan huru-hara dan aksi perusakan properti umum beberapa hari sebeluumnya. Selain itu, massa juga menuding AS dan negara-negara sekutunya, terutama Saudi, bermain di balik kerusuhan itu.

Pemimpin Besar Iran menegaskan bahwa kekuatan-kekuatan hegemoni dunia gigih memusuhi Iran dengan melakukan berbagai tindakan terkeji.

“Mereka (musuh Iran) telah melakukan segala tindakan yang dapat mereka lakukan, tapi hasilnya justru bahwa pohon indah republik Islam ini kian hari kian kokoh dan semakin memperlihatkan eksistensinya di hadapan musuh. Di sinilah kosakata, front, dan poros muqawamah (resistensi) menemukan maknanya,” imbuh pemimpin bersorban hitam sebagai tanda keturunan Rasulullah saw ini. (alalam)

Saudi dan UEA di AS Dilaporkan Menjual Senjata AS kepada Ansarullah

Pemerintah AS mengaku telah mengirim tim penyelidik ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menyusul laporan mengenai adanya penampakan senjata-senjata buatan AS di tangan kelompok-kelompok bersenjata di Yaman.

Hal ini diungkap dalam surat Kementerian Luar Negeri AS yang dilayangkan beberapa waktu lalu kepada senator Demokrat Elizabeth Warren, yang juga berkemungkinan menjadi kandidat calon presiden AS dalam pemilu mendtanag.

Dalam surat yang baru Selasa lalu (25/11/2019) dipublikasi oleh CNN itu disebutkan bahwa “jawaban berulang dan tak cukup” dari Riyadh dan Abu Dhabi menyulitkan penyelidikan yang dimulai oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan, Pentagon, menyusul tersiarnya laporan CNN pada Februari 2019, yang mengungkap adanya penjualan mobil-mobil lapis baja buatan AS kepada kelompok-kelompok bersenjata di Yaman, termasuk yang bersekutu dengan kelompok pejuang Ansarullah (Houthi).

Kementerian Luar Negeri AS dalam surat itu menyatakan bahwa sebuah tim gabungan, termasuk dari Pentagon telah mendatangi UEA pada 15-21 September lalu untuk mengetahui bagaimana rute mobil-mobil lapis baja sampai jatuh ke tangan pihak-pihak yang memerangi pasukan presiden pelarian Yaman Abed Rabbuh Mansour Hadi.

Surat itu juga menyebutkan bahwa tim serupa rencananya akan dikirim ke Arab Saudi dalam jangka waktu hingga akhir bulan ini.

Surat itu menjelaskan bahwa dua kunjungan ini dilakukan dengan tujuan menyimak keterangan secara lengkap ihwal keadaan yang terjadi pada perlengkapan militer itu dan mengenai kemungkinan terjadi pelanggaran atas perjanjian AS dengan dua negara Arab Teluk sekutunya tersebut. (raialyoum)