Jakarta, ICMES. Sayid Hassan Khomaini, cucu pendiri Republik Islam Iran Imam Khomaini, dalam suratnya kepada Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, menyatakan kesiapannya berperang bersama Hizbullah demi membela Islam dan melawan pasukan Zionis Israel.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan serangan Israel di Lebanon pada hari Rabu menggugurkan 72 orang dan melukai lebih dari 392 orang lainnya.
Kepala militer rezim Zionis Israel mengatakan ada persiapan dari pihaknya untuk kemungkinan serangan darat di Lebanon.
Berita selengkapnya:
Cucu Terkemuka Imam Khomaini Nyatakan Siap Berperang Bersama Hizbullah Melawan Israel
Sayid Hassan Khomaini, cucu pendiri Republik Islam Iran Imam Khomaini, dalam suratnya kepada Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, menyatakan kesiapannya berperang bersama Hizbullah demi membela Islam dan melawan pasukan Zionis Israel.
Dalam surat itu Sayid Hassan Khomaini mengapresiasi para pejuang Lebanon yang disebutnya “kebangggan bagi setiap Muslim dan bagi setiap orang yang merdeka”.
“Kesyahidan dalam pandangan Imam Khomaini adalah seni para ksatria di jalan Allah, dan kini, wahai Anda sekalian telah menghiasi diri dengan seni keteguhan dan resistensi di hadapan orang-orang yang menjadi representasi nyata dari keburukan dan kejahatan,” ungkap Sayid Hassan Khomaini dalam surat tersebut.
Dia menambahkan, “Orang-orang yang tak mengerti kecuali bahasa kekuatan dan tak berprikemanusiaan sama sekali, dan kini mendapat dukungan total dari pemerintah negara-negara Barat, melakukan segala bentuk aksi kekerasan dan kriminal, sementara pemerintah negara-negara Arab pun diam secara memalukan, dan pemerintah negara-negara Timur juga hanya menonton secara memalukan.”
Sayid Hassan Khomaini menilai keteguhan Hizbullah di Lebanon dan para mujahidin Palestina di Gaza sebagai “tolok ukur kebenaran dan simbol tiada taranya bagi kehormatan dan kebebasan”.
“Sungguh, bukankah lisan dan pena yang tetap bungkam, dan senjata yang masih tetap mendekam dalam sarungnya sekarang, dan tidak membela hak dan ketertindasan kalian, pasti akan gelisah dan hina pada hari kiamat?!” tulis Sayid Hassan dalam surat tersebut.
Dia kemudian menegaskan, “Saya, sebagaimana segenap putra ruhani Khomaini nang agung, dengan rasa bangga menyatakan kepada Anda, wahai Saudara mujahidku, bahwa saya siap memberikan segala bentuk pengabdian untuk membela Islam dan di jalan jihad melawan entitas palsu Zionis, dan siap bersama Anda di kubu mana pun yang Anda pandang perlu, agar saya mendapat keberuntungan yang besar bersama Anda, insya Allah.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi pada hari Rabu memperingatkan bahwa Timur Tengah saat ini berada “di ambang bencana total,” dan menekankan bahwa Iran akan mendukung Lebanon “dengan segala cara” jika Israel meningkatkan intensitas serangan militernya terhadap Hizbullah.
Araqchi di PBB menegaskan, “Kawasan (Timteng) berada di ambang bencana total. Jika bencana ini tidak segera diakhiri, dunia akan menghadapi konsekuensi tragis.” Dia lantas menekankan bahwa negaranya “akan mendukung rakyat Lebanon dengan segala cara.”
Bersamaan dengan ini, faksi pejuang Brigade Hizbullah Irak di hari yang sama menyerukan kepada semua faksi pejuang pro-Iran untuk “meningkatkan volume operasi dan ancaman mereka” terhadap Israel, sementara tentara Israel terus mengebom apa yang diklaimnya sebagai target-target Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon.
Abu Ali Al-Askari, juru bicara Brigade Hizbullah Irak, menyatakan, “Kami berharap faksi perlawanan Islam di Irak yang mendukung Palestina dan Lebanon akan meningkatkan volume operasi mereka serta tingkat ancaman mereka terhadap musuh agar menjadi lebih menyakitkan dalam perang yang kompleks ini.” (alalam/raialyoum)
Serangan Israel di Lebanon Gugurkan 72 Orang, Hizbullah Mulai Gunakan Rudal Qader 1 untuk Membalas
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan serangan Israel di Lebanon pada hari Rabu (29/9) menggugurkan 72 orang dan melukai lebih dari 392 orang lainnya.
Pusat Operasi Darurat di Kementerian Kesehatan mengatakan, “Serangan musuh, Israel, sepanjang hari Rabu di Lebanon menyebabkan 72 orang gugur syahid, termasuk wanita dan anak-anak, dan 392 lainnya terluka.”
Sebelumnya pada Rabu, koordinator rencana darurat pemerintah Lebanon, Menteri Lingkungan Hidup Nasser Yassin, mengumumkan jumlah syuhada di Lebanon sejak 8 Oktober 2023 mencapai 1.247 orang, sementara korban luka sebanyak 5.278 orang, yang sebagian besar adalah warga sipil, anak-anak, dan perempuan.
Sementara itu, Hizbullah mengumumkan peluncuran 11 operasi terhadap daerah-daerah pemukiman dan situs militer di Israel utara, terutama pangkalan Ilania, dengan tembakan rudal Fadi 1 , dan markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv dengan rudal balistik Qader 1.
Pada Senin pagi lalu tentara Israel mulai melancarkan serangan paling kejam, terluas dan paling intensif di Lebanon sejak konfrontasi Israel dengan Hizbullah dimulai sekitar setahun yang lalu dan sejak perang Juli 2006.
Di sisi lain, sirene terus berbunyi di Israel utara, dekat perbatasan dengan Lebanon, setelah Hizbullah meluncurkan puluhan rudal ke posisi-posisi militer dan permukiman Zionis.
Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan dengan sejawatnya dari Prancis, Emmanuel Macron, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York. Keduanya membahas mekanisme pencapaian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Kepresidenan AS menyatakan bahwa Biden dan Macron bertemu “untuk membahas upaya yang bertujuan mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon dan mencegah perang yang lebih luas.”
Sejak tanggal 8 Oktober lalu, faksi-faksi Lebanon dan Palestina di Lebanon, terutama Hizbullah, berkonfrontasi setiap hari dengan tentara Israel dan melintasi “Garis Biru” pemisah, hingga mengakibatkan ratusan orang tewas dan terluka, yang sebagian besarnya berada di pihak Lebanon.
Faksi-faksi tersebut menuntut diakhirinya perang Israel, yang didukung AS, terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Perang ini telah menjatuhkan korban jiwa dan luka lebih dari 137.000 orang Palestina, yang sebagian besarnya anak-anak dan perempuan, dan menyebabkan lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan. (raialyoum)
Israel Dikabarkan Berkemungkinan Melancarkan Serangan Darat ke Lebanon
Kepala militer rezim Zionis Israel mengatakan ada persiapan dari pihaknya untuk kemungkinan serangan darat di Lebanon.
Gelombang serangan udara terbaru ditujukan untuk “mempersiapkan tanah bagi kemungkinan masuknya kalian”, kata Herzi Halevi kepada para prajurit di Israel utara pada hari Rabu (25/9).
Pernyataan ini menjadi pertanda paling gamblang terhadap kemungkinan operasi darat terhadap kelompok pejuang Hizbullah, sejak angkatan udara Israel pada hari Senin secara dramatis meningkatkan serangan udara.
“Kami tengah mempersiapkan proses manuver, yang berarti sepatu bot militer, sepatu bot manuver kalian, akan memasuki wilayah musuh, memasuki desa-desa yang telah disiapkan Hizbullah sebagai pos-pos militer besar,” ujar Halevi.
Menyinggung peluncuran rudal yang menurut Hizbullah menyasar markas besar Mossad di dekat Tel Aviv, Halevi mengatakan bahwa Hizbullah “memperluas jangkauan tembakannya, dan hari ini, mereka akan menerima respon yang sangat kuat.”
Sebelumnya, tentara Israel mengatakan pihaknya memanggil dua brigade cadangan ke utara untuk terus memerangi Hizbullah demi pemulangan ribuan warga utara yang mengungsi akibat baku tembak. Hal ini dinyatakan sebagai dari serangan Israel ke Lebanon pada pekan ini.
Dalam pesan video singkat pada hari Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulangi janjinya untuk memulangkan warga Israel yang mengungsi dan mengatakan Hizbullah sedang diserang “lebih keras dari yang dapat dibayangkannya”.
“Saya tidak dapat menjelaskan secara rinci tentang semua yang kami lakukan. Namun, saya dapat memberi tahu Anda satu hal: Kami bertekad untuk memulangkan penduduk kami di utara dengan selamat ke rumah mereka,” katanya.
Hizbullah mengatakan pihaknya telah menembakkan rudal balistik ke markas besar badan intelijen Israel Mossad, yang katanya bertanggung jawab atas pembunuhan para komandan senior Hizbullah. Israel kemudian mengaku telah menyerang lokasi peluncuran rudal di Lebanon selatan.
Lebih dari 90.000 orang telah meninggalkan wilayah selatan Lebanon untuk mencari perlindungan di wilayah utara, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Antrean panjang mobil yang meninggalkan kota-kota di wilayah selatan telah memenuhi jalan-jalan, kelompok-kelompok bantuan telah menyerukan donor darah dan sekolah-sekolah telah diubah menjadi tempat penampungan.
IOM mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia dan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon tengah mempersiapkan diri menghadapi jatuhnya korban massal di Lebanon dan menyediakan layanan penting. Layanan ini termasuk dukungan kesehatan mental meskipun tingkat persediaan kesehatan sangat rendah, dan persediaan mendesak sangat dibutuhkan, imbuhnya. (aljazeera)