Jakarta, ICMES. Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon dalam sebuah pernyataannya yang dimuat di situs berita Al-Alam pada dini hari Jumat mengumumkan keterbunuhan Mohammad Hossein Sarur, salah satu komandan militernya, oleh serangan udara Israel.

Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah melepaskan rudal balistik ke arah Tel Aviv. Media Israel pada dini hari Jumat waktu setempat mengklaim bahwa pertahanan udara telah mencegat rudal itu sebelum mendarat.
Berita selengkapnya:
Serangan Jet F-35 Israel Gugurkan Seorang Komandan Hizbullah
Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon dalam sebuah pernyataannya yang dimuat di situs berita Al-Alam pada dini hari Jumat (27/9) mengumumkan keterbunuhan Mohammad Hossein Sarur, salah satu komandan militernya, oleh serangan udara Israel.
Menurut Pusat Informasi Perang Perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Mohammed Hossein Sarur alias Haj Abu Saleh “telah gugur syahid dalam perjalanan menuju Al-Quds”.
Sarur adalah penduduk kota Eita al-Shaab di Lebanon selatan kelahiran tahun 1973. Pada hari Kamis, Radio Tentara Zionis merilis sebuah video yang mengklaim bahwa Mohammed Sarur, kepala unit infanteri Hizbullah Lebanon, terbunuh dalam serangan di Beirut.
Radio Tentara Israel juga mengklaim bahwa operasi pembunuhan ini dilakukan dengan pesawat jet tempur siluman F-35 di dekat lokasi pembunuhan Ibrahim Agil, salah satu komandan senior Hizbullah, di Beirut.
Sementara itu, Hizbullah membom Acre dan Teluk Haifa dengan puluhan rudal. Media Israel melaporkan bahwa serangan ke Acre telah membuat deretan pemukiman di Galilea Atas dan Dataran Tinggi Golan dalam bersiaga tinggi akibat kontinyuitas serangan.
Hizbullah juga mengebom Safad di wilayah Amiad dengan rudal yang tidak dapat dicegat oleh Iron Dome, dan bahkan berhasil mengecohnya dan mencapai tujuan tanpa menyebabkan sirene berbunyi di wilayah sasaran.
Media Israel, yang cenderung menyembunyikan sebagian besar fakta karena sensor militer, terpaksa mengakui jatuhnya 45 rudal yang melintasi wilayah Lebanon, sebuah pengakuan yang disertai dengan seruan agar satu juta pemukim tetap berada di dekat tempat perlindungan dan tempat-tempat yang dibentengi.
Mujahidin Hizbullah juga menggempur pemukiman Kiryat Motzkin dan kompleks industri militer Perusahaan Rafael di daerah Zuvulon, sebelah utara kota Haifa, dengan salvo rudal.
Hizbullah juga membom pemukiman Kiryat Shmona dengan rudal Falaq 2, sementara unit pertahanan udaranya menghadapi dua jet tempur musuh yang datang dari laut menuju Adloun dengan senjata pertahanan udara dan memaksa mereka meninggalkan wilayah udara Lebanon.
Hizbullah juga melancarkan operasi lain di mana mereka menargetkan pusat amunisi besar yang melayani wilayah utara di pangkalan Nimra miik tentara musuh Israel di wilayah utara Palestina pendudukan.
Operasi itu memaksa Israel untuk mengakuinya setelah Hizbullah menerbitkan dokumentasi video penargetan tersebut. Hizbum juga membom pemukiman Ahihud dengan 50 rudal.
Hizbullah juga melancarkan serangan dengan satu skuadron drone kamikaze ke pangkalan Samson, yang merupakan pusat komando dan satuan penyiapan logistik regional, dengan sasaran lokasi dan pemukiman para perwira dan tentaranya serta tepat mengenai sasarannya.
Jumlah serangan Israel pada hari Kamis mencapai 115 di berbagai wilayah di Lebanon, dan mengakibatkan 40 orang tewas dan 81 orang terluka, menurut data berturut-turut yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon dan dilaporkan oleh Unit Manajemen Risiko Bencana pemerintah dalam pernyataan hariannya. (mm/alalam/raialyoum)
Pasukan Yaman Tembakkan Rudal Balistik ke Tel Aviv, Warga Zionis Panik
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah melepaskan rudal balistik ke arah Tel Aviv. Media Israel pada dini hari Jumat (27/9) waktu setempat mengklaim bahwa pertahanan udara telah mencegat rudal itu sebelum mendarat.
Hingga berita ini disusun, belum ada laporan lebih rinci mengenai serangan tersebut, namun beberapa video yang beredar di media memperlihatkan banyak kendaraan berhenti di tengah jalan di Tel Aviv, sementara para pengendaranya tampak panik dan berusaha berlindung dengan cara merebahkan tubuh di atas trotoar di tengah pekikan suara sirene.
Pemimpin Ansarullah Sayid Abdul Malik Al-Houthi dalam pidato mingguannya pada hari Kamis (26/9) menyatakan pihaknya tidak kendur dalam menyokong Lebanon dan Hizbullah di tengah eskalasi konfrontasi antara Hizbullah dan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Dia juga menjelaskan bahwa serangan Israel terhadap Lebanon merupakan aksi yang sudah direncanakan sebelumnya, dan bukan sekedar aksi spontan dan darurat yang dilakukan untuk menyudahi aksi Hizbullah membela rakyat dan pejuang Palestina di Gaza.
Berikut ini adalah petikan pidatonya;
Tujuan Israel dalam eskalasi agresinya terhadap Lebanon jelas, yaitu mencegah Hizbullah menyokong bangsa Palestina dan Gaza. Tujuan ini sama sekali tak akan pernah tercapai. Pendirian Hizbullah adalah pendirian yang fundamental, agamis, manusiawi dan etis.
Di saat yang sama, pendirian itu juga demi kepentingan Lebanon. Sebab, jika musuh, Israel, berhasil mewujudkan tujuannya di kancah Palestina, dapat menumpas para pejuang di Palestina, dan menjadi leluasa pasca Palestina maka negara dan bangsa pertama yang akan dijadikan target (selanjutnya) oleh Israel ialah bangsa Lebanon.
Israel memiliki tujuan-tujuan dan ketamakannya sendiri. Rekam jejaknya juga sudah diketahui banyak orang dalam serangan dan pendudukannya atas Lebanon hingga mencapai Beirut, serta kejahatan bengis yang pernah mereka lakukan terhadap bangsa Lebanon dan di Lebanon. Masalah ini sudah masyhur.
Karena itu, ketika kita merenungkan apa yang terjadi di tengah eskalasi ini, baik dalam operasi pengecut di mana Israel menyalah gunakan fasilitas sipil untuk menyerang orang-orang Lebanon, Hizbullah dan non-Hizbullah, maupun dalam operasi serangan udaranya yang membabi buta dan jahat…
Agresi bengis yang mereka lancarkan dalam beberapa hari terakhir ini, kita melihatnya bukan sebatas kondisi darurat di mana Israel memilihnya sebagai reaksi atas dukungan Hizbullah kepada bangsa Palestina, melainkan memang sudah direncanakan dan diatur sebelumnya.
Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini Israel sudah menyiapkan agresi terhadap Lebanon dan serangan terhadap bangsa Lebanon dan Hizbullah. Mereka mengadakan persiapan untuk itu di semua tingkatan dari segi informasi (intelijen), lini penargetan, dan pengadaan komponen yang diperlukan.
Sejak November 2023, Angkatan Bersenjata Yaman telah melancarkan puluhan serangan dengan rudal dan drone terhadap kapal komersial di Laut Merah dan Laut Arab, yang mereka anggap terkait dengan Israel atau menuju pelabuhannya. Selain itu, mereka juga telah berulang kali menyerang kedalaman wilayah Israel, terutama kota Eilat di selatan Palestina pendudukan.
Serangan itu mereka lakukan demi membela warga Palestina di Gaza.
Sayid Al-Houthi dalam pidatonya pada hari Kamis juga mengatakan, “Hizbullah berada dalam kohesi penuh, dan realitasnya lebih kuat dari sebelumnya , dan Zionis pasti mengingat apa yang terjadi pada mereka pada tahun 2006, dan apa yang akan terjadi kali ini mungkin lebih dari itu.”
Dia juga mengatakan, “Operasi darat agresif (Israe) di Lebanon akan menimbulkan kerugian besar bagi musuh ini, dan akibat pastinya akan menjadi kekalahan besar bagi mereka. ” (alalam/raialyoum)