Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 26 Desember 2019

serangan saudi di yamanJakarta, ICMES. Rezim Arab Saudi kembali melancarkan serangan ke sasaran sipil berupa pasar di distrik Manbeh, provinsi Sa’dah, hingga menjatuhkan 38 korban tewas dan luka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kabur meninggalkan ruang konferensi pemilu di kota Ashkelon di bagian selatan Israel (Palestina pendudukan 1948) segera setelah sirene berbunyi.

Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Aviv Kochavi menegaskan adanya kemungkinan masuknya IDF ke tahap konfrontasi dengan Iran.

Juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Brigjen  Abolfazl Shekarchi menyatakan pihaknya akan menggelar latihan militer bersama dengan Cina dan Rusia pada hari Jumat 27 Desember 2019.

Berita selengkapnya:

Saudi Serang Pasar Hingga Jatuh Puluhan Korban, Tentara Yaman Mengancam akan Membalas

Juru bicara resmi Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree menyatakan bahwa rezim Arab Saudi masih melanjutkan kejahatannya secara langsung dan disengaja, termasuk kejahatan terbaru berupa serangan ke sasaran sipil berupa pasar di distrik Manbeh, provinsi Sa’dah, yang menjatuhkan 38 korban tewas dan luka.

Yahya Saree, Rabu (25/12/2019), memperingatkan bahwa kejahatan ini tidak akan terlupakan dan balasannya akan sangat menyakitkan bagi Saudi, karena “darah rakyat kami tidak murah ataupun halal”.

Di hari yang sama, Ketua Komisi Tinggi Revolusi Yaman yang berasal dari  gerakan Ansarullah, Mohammad Ali Al-Houthi, menuding Prancis telah menyebabkan jatuhnya korban tewas dan luka sedikitnya 38 orang karena Saudi menggunakan senjata Prancis dalam serangan tersebut.

“Prancis membunuh dan melukai lebih dari 38 orang  dengan penembakan artileri di pasar Al-Raqou di distrik Manbeh dekat perbatasan di provinsi Sa’dah,” ungkap Al-Houthi di halaman Twitternya.

Dia menambahkan bahwa “penggunaan senjata dan keahlian Prancis dalam agresi ini merupakan kejahatan yang diabaikan oleh hukum Prancis sebagai imbalan atas kesepakatan senjata.”

Dia menutup pernyataannya dengan menegaskan, “Kejahatan ini dan apa yang mendahuluinya adalah terorisme agresi Amerika-Saudi serta Uni Emirat Arab dan sekutu mereka di Yaman.” (railayoum/alalam)

Sirine Berbunyi, PM Israel Tinggalkan Ruang Pertemuan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kabur meninggalkan ruang konferensi pemilu, Rabu (25/12/2019), di kota Ashkelon di bagian selatan Israel (Palestina pendudukan 1948) segera setelah sirene berbunyi.

TV swasta Israel saluran 13  menyebutkan bahwa sirene berbunyi di Ashkelon ketika konferensi yang dihadiri Netanyahu itu berlangsung, dan dia segera dilarikan oleh pasukan keamanan ke tempat yang aman.

Sirene terdengar kawasan selatan Israel yang bersebelahan dengan Jalur Gaza pada Rabu malam.

Reporter Radio militer Israel melaporkan bahwa Netanyahu yang dievakuasi dari konferensi pemilihan, sementara para menteri dan petinggi partainya, termasuk Yisrael Katz dan Regev, tetap di tempat bersama para anggota lainnya.

Militer Israel dalam statemennya menyatakan pihaknya memantau penembakan roket Jalur Gaza menuju Israel dan berhasil mencegatnya dengan sistem pertahanan udara.

Belum ada kelompok pejuang Palestina yang menyatakan bertanggungjawab atas serangan roket tersebut. (raialyoum/alalam)

Militer Israel Kembali Gertak Iran dengan Perang

Rezim Zionis Israel penjajah Palestina kembali menggertak Iran dengan perang. Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Aviv Kochavi menegaskan adanya kemungkinan masuknya IDF ke tahap konfrontasi dengan Iran.

Kochavi menyebutkan daya serangan dalam perang mendatang akan besar, mengingat bahwa Iran terus membuat rudal yang dapat menjangkau Israel.

Dia memastikan industri militer Iran lebih besar dari semua industri keamanan di Israel, dan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan kelompok pejuang Hizbullah di Suriah memiliki perangkat untuk menonaktifkan gelombang spektrum dan rudal pertahanan udara.

Kochavi menegaskan bahwa negaranya akan terus bereaksi terhadap aktrivitas militer Iran.

“Tentara Israel bisa jadi akan mencapai konfrontasi dengan Iran… mereka siap melakukannya meskipun tidak didorong,” ancamnya.

Dia menambahkan “Kami akan terus menghalau senjata Iran di Suriah…  Akan lebih baik jika kami bukan satu-satunya yang bekerja melawan Iran.. Hari ini, Iran adalah musuh langsung.”

Beberapa waktu lalu Israel juga melontarkan ancaman serupa terhadap Iran dengan menyatakan akan menjadikan Suriah sebagai Vietnam bagi pasukan Iran.

Sementara itu, media al-Alam milik Iran dalam sebuah ulasannya mengenai gertakan Israel tersebut menyatakan bahwa apa yang dapat dilakukan oleh Israel selama ini hanyalah menggertak, dan ini justru menunjukkan kekalutan, kepanikan, dan ketidak berdayaan Israel. (raialyoum)

Iran Jumat Besok akan Gelar Latihan Perang Laut Bersama Cina dan Rusia

Juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Brigjen  Abolfazl Shekarchi menyatakan pihaknya akan menggelar latihan militer bersama dengan Cina dan Rusia pada hari Jumat besok (27/12/2019).

Latihan ini dinilai sebagai salah satu pencapaian terbesar diplomasi pertahanan Iran dan menandakan keberhasilan diplomasi Iran.

Latihan bersama ini bersandi  “Sabuk Pengaman Maritim”  akan diadakan selama empat hari di bagian utara Samudera Hindia dan Laut Oman.

Laporan selama minggu terakhir menyebutkan bahwa angkatan laut Cina dan Rusia bergerak ke perairan Iran untuk berpartisipasi dalam latihan perang maritim bersama.

Angkatan Laut Rusia akan berpartisipasi dalam latihan ini dengan tiga unit kapal, termasuk kelas fregat Neustrashimy bernama Yaroslav Mudry, kapal tunda Yevgeniy Khorov dan kapal tanker Yelnya.

Sedangkan Angkatan Laut Cina juga akan mengambil bagian dengan melibatkan kapal perusak Xining Tipe 052D.

Komposisi dan kemampuan kapal perang yang dikerahkan oleh Cina dan Rusia untuk manuver maritim bersama dengan Iran ini menunjukkan pentingnya latihan perang ini di mata Rusia dan Cina karena kedua negara telah mengerahkan kapal-kapal canggih dan baru.

Di sisi lain, latihan gabungan angkatan laut Iran, Cina dan Rusia ini dapat dianggap sebagai lawan koalisi pimpinan AS untuk keamanan maritim di Teluk Persia.

Brigjen  Abolfazl Shekarchi dalam konferensi pers, Rabu (25/12/2019), menjelaskan bahwa manuver ini adalah untuk bertukar pengalaman antara angkatan bersenjata Iran, Cina dan Rusia, dan bertujuan antara lain menghadapi terorisme dan pembajakan laut.

Dia menekankan bahwa pencapaian dari manuver ini akan membantu semua negara dalam menghadapi tantangan laut.

Dia menambahkan bahwa Samudra Hindia dan Laut Oman adalah area komersial yang penting secara global namun banyak negara mengabaikannya, sehingga stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan vital ini sangat penting. (raialyoum/mehr)