Rangkuman Berita Utama Timteng Kamis 26 Agustus 2021

ahmad massoud dan amrullah salehJakarta, ICMES. Delegasi Taliban telah memasuki Panjshir, satu-satunya wilayah Afghanistan yang belum dikuasai Taliban, untuk mengadakan perundingan dengan tokoh muda berpengaruh di wilayah ini, Ahmad Massoud, putra tokoh legendaris Afghanistan Ahmad Shah Massoud, yang menolak menyerah kepada Taliban.

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Aviv Kochavi menyatakan pihaknya siap melancarkan operasi militer baru terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza.

Hossein Amir-Abdollahian dalam cuitan pertamanya di Twitter sejak pertama kali menjabat sebagai menteri luar negeri baru Iran menyatakan pihaknya akan mengutamakan hubungan negaranya dengan negara-negara jirannya.

Duta Besar Iran untuk Pakistan di Islamabad, Mohammad Ali Hosseini, menyatakan bahwa Iran dan Pakistan sama-sama menginginkan stabilitas di Afghnistan, dan bahwa dalam rangka ini pula Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi akan berkunjung ke Teheran, ibu kota Iran, dalam waktu dekat ini.

Berita Selengkapnya:

Utusan Taliban Masuki Panjshir untuk Berunding dengan Ahmad Massoud

Delegasi Taliban telah memasuki Panjshir, satu-satunya wilayah Afghanistan yang belum dikuasai Taliban, untuk mengadakan perundingan dengan tokoh muda berpengaruh di wilayah ini, Ahmad Massoud, putra tokoh legendaris Afghanistan Ahmad Shah Massoud, yang menolak menyerah kepada Taliban.

Sumber-sumber yang dekat dengan Ahmad Massoud saat menyatakan hal itu menyebutkan bahwa pasukan anti-Taliban menginginkan perundingan yang “bermakna, mempertimbangkan hak rakyat dan membicarakan pemerintahan yang menjamin keadilan sosial”.

Di pihak lain, Mufti An’amullah Samangani, anggota Komisi Kebudayaan Taliban, mengkonfirmasi bahwa delegasi mereka telah bertolak ke Panjshir untuk berbicara dengan Ahmad Massoud dan sejumlah tokoh politik lain.

Menurutnya, kedua pihak serius berunding dan menekankan bahwa masalah Panjshir harus diselesaikan secara damai.

“Mereka (delegasi Taliban) rencananya akan melihat dan meninjau Ahmad Massoud sendiri serta sejumlah penduduk lain yang berpengaruh dalam urusan Panjshir, dan upaya untuk ini sedang berlangsung,” ungkapnya.

Perundingan antara kedua pihak dimulai manakala Taliban dan pasukan Panjshir sama-sama berbicara mengenai penggunaan opsi militer terhadap satu sama lain.

Sementara itu, Amrullah Saleh, wakil presiden pelarian Ashraf Ghani, di Twitter menyebutkan bahwa Taliban tidak memperkenankan masuknya bahan makanan di daerah pedesaan Andarab sehingga kondisi kemanusiaan di sana mengenaskan. Namun Taliban membantah pernyataan Saleh dan menyebutkan bahwa semua jalur Andarab terbuka.

Sebuah sumber yang dekat dengan Ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan menyatakan bahwa perundingan antara para pemimpin politik dan Taliban berlanjut secara sporadis, dan sejauh ini pembahasan utama mengenai mekanisme pembentukan pemerintahan masih belum dimulai.

Beberapa hari lalu, Ahmad Massoun menyatakan siap berunding dengan Taliban yang telah menguasai Kabul sejak 15 Agustus lalu, namun sembari memperingatkan bahwa pihak Panjshir siap berperang jika Taliban mendatangi Panjshir dengan membawa senjata.

Tutup Akses Bandara Kabul

Sumber-sumber Taliban menyatakan bahwa kelompok yang menguasai hampir semua wilayah Afghanistan ini memutuskan untuk melarang orang-orang Afghanistan memasuki Bandara Kabul dengan alasan terjadinya kekacauan pada evakuasi yang dilakukan oleh negara-negara asing terhadap warga negara mereka dan orang-orang Afghanistan yang pernah bekerjasama dengan mereka.

Sumber-sumber Komisi Kebudayaan Taliban mengatakan, “Taliban menutup semua jalur akses ke Bandara, dan tidak akan membiarkan orang Afghanistan memasukinya.”

Seorang saksi mata di depan Bandara Kabul mengatakan, “Taliban menghentikan mobil-mobil kedutaan besar di luar (bandara) dan tidak membolehkan mereka membawa para pekerja Afghan memasuki bandara.” (fna/sputnik)

Israel Nyatakan Siap Lancarkan Operasi Militer Baru terhadap Gaza

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Aviv Kochavi menyatakan pihaknya siap melancarkan operasi militer baru terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya mengenai “ancaman” yang dihadapi Israel, Rabu (25/8), Kochavi mengatakan kepada para jurnalis militer, “Tentara siap untuk operasi militer baru terhadap Jalur Gaza… Sejak berakhirnya operasi ‘Penjaga Pagar’ (Perang Pedang Quds 10-21 Mei 2021), tentara Israel siap dengan upaya besar untuk kemungkinan melancarkan operasi militer lain di Gaza.”

Dia menambahkan, “Kami tidak menerima pelanggaran kedaulatan, siapapun yang berada di baliknya, Hamas bertanggungjawab atas segala yang terjadi di Jalur Gaza.”

Dia juga menegaskan bahwa Iran menempati posisi pertama dalam prioritas aksi Israel, namun secara rutin, dan bahwa bisa jadi Gaza akan diutamakan oleh tentara Israel dalam waktu dekat.

Sementara itu, sumber-sumber kedokteran Palestina mencatat puluhan pengunjuk rasa Palestina menderita luka-luka akibat serangan peluru tajam, peluru karet dan gas air mata yang ditembakkan pasukan Israel dalam bentrokan antara kedua belah pihak di timur Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, dekat perbatasan Gaza dengan Israel (Palestina pendudukan 1948).

Dalam peristiwa tersebut puluhan pengunjuk rasa Palestina mendekati pagar perbatasan dan melemparkan bebatuan kepada tentara Israel yang melepaskan tembakan dan gas air mata.

Faksi-faksi nasionalis dan Islamis Palestina dalam sebuah festival yang diadakan di Kamp Al-Awdah di timur Khan Yunis menyerukan dilanjutkannya aksi protes anti-blokade Israel terhadap Gaza dan tindakan Israel mengulur-ulur waktu rekonstruksi Gaza. (raialyoum)

Menlu Baru Iran: Hubungan dengan Negara-Negara Jiran akan Diutamakan

Hossein Amir-Abdollahian dalam cuitan pertamanya di Twitter sejak pertama kali menjabat sebagai menteri luar negeri baru Iran menyatakan pihaknya akan mengutamakan hubungan negaranya dengan negara-negara jirannya.

“Kehormatan saya dikukuhkan oleh parlemen untuk mewakili bangsa besar  Iran di kancah politik luar negeri dan hubungan internasional,” cuitnya pada Rabu malam (25/8).

Pada hari itu dia meraih 270 suara mosi percaya dari parlemen Iran Majelis Syura Islam untuk diangkat menjadi menteri luar negeri dalam pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi.

“Bertekad untuk mengikuti diplomasi yang seimbang, aktif dan cerdas berdasarkan prinsip-prinsip martabat, kebijaksanaan dan kehati-hatian,” lanjut diplomat itu sambil menekankan “prioritas para tetangga dan Asia.”

Pendahulnya, Mohammad Javad Zarif, mengucapkan selamat kepada Abdollahian.

Beberapa menteri luar negeri negara-negara sahabat Iran, termasuk Rusia dan Kuwait, juga turut menyampaikan ucapan selamat kepadanya. (mna)

Menlu Pakistan akan Berkunjung ke Iran untuk Bahas Afghanistan

Duta Besar Iran untuk Pakistan di Islamabad, Mohammad Ali Hosseini, menyatakan bahwa Iran dan Pakistan sama-sama menginginkan stabilitas di Afghnistan, dan bahwa dalam rangka ini pula Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi akan berkunjung ke Teheran, ibu kota Iran, dalam waktu dekat ini.

“Kunjungan Qureshi dianggap sangat penting di era sensitif ini karena Iran dan Pakistan terdampak oleh konsekuensi pendudukan Amerika Serikat dan sekutu Baratnya selama dua dekade, yang mengakibatkan kekacauan di negara tetangga Afghanistan”, kata Hosseini ketika berbicara tentang kunjungan mendatang Qureshi ke Iran.

Diplomat itu menambahkan, “Menteri luar negeri Pakistan mengunjungi Teheran untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari enam bulan, dan sekarang Qureshi adalah pejabat diplomatik tingkat tinggi pertama dari pemerintah Islamabad yang mengunjungi Teheran pada awal pemerintahan ke-13 di Iran.”

Hosseini mengatakan bahwa Iran dan Pakistan menjalin koordinasi yang baik di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir dan selalu mengadakan konsultasi erat satu sama lain.

Menurut Hosseini, Iran dan Pakistan sebagai dua tetangga utama Afghanistan menginginkan segala hal yang baik bagi rakyat Afghanistan dan memahami penderitaan warga Afghanistan yang tak kunjung usai.

Kedua negara memiliki sikap yang sama dan dekat mengenai perundingan damai Afghanistan, dan percaya bahwa perundingan ini harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan partisipasi semua kelompok Afghanistan tanpa campur tangan asing.

“Teheran dan Islamabad menentang solusi militer apa pun untuk krisis di Afghanistan dan menekankan pembentukan pemerintah nasional yang inklusif”, ujarnya.

Mengenai kunjungan Menlu Pakistan ke Iran itu dia mengatakan, “Selama kunjungan Qureshi ke Teheran, selain membahas berbagai masalah regional dan perkembangan di Afghanistan, juga akan membahas kemajuan dalam kerjasama bilateral, perdagangan dan penguatan hubungan perbatasan antara kedua negara.”

Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan Shah Mahmood Qureshi memulai safari ke tiga negara Asia Tengah dan Iran pada hari Rabu untuk bertukar pandangan dengan para pemimpin negara-negara tersebut tentang situasi yang berkembang di Afghanistan.

Qureshi akan memulai kunjungannya dari Tajikistan, kemudian Uzbekistan, Turkmenistan dan Iran.

Kunjungan tersebut dinilai penting di tengah ketegangan situasi di Afghanistan dan pembicaraan yang sedang berlangsung untuk membentuk pemerintahan inklusif setelah penggulingan pemerintahan Ashraf Ghani.

“Dalam kunjungan tersebut, Menlu akan melakukan interaksi tingkat tinggi untuk bertukar pandangan tentang situasi yang berkembang di Afghanistan dan untuk meningkatkan hubungan bilateral,” ungkap Kementerian Luar Negeri Pakistan, Selasa. (mna/geonews)